• Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Langganan Majalah
Senin, 18 Februari, 2019
Gontornews
Pasang iklan sekarang!
  • HOME
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inpirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
No Result
View All Result
Gontornews
No Result
View All Result
Home Tadabbur Hadis

Jihad Benteng Islam

Oleh Nunun Zainun Lc MAg PhD

Dedi Junaedi by Dedi Junaedi
13 Februari 2018
in Hadis
0 0
0
Jihad Benteng Islam

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ: سَمِعْتُ قَتَادَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَا أَحَدٌ يَدْخُلُ الجَنَّةَ يُحِبُّ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا، وَلَهُ مَا عَلَى الأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا الشَّهِيدُ، يَتَمَنَّى أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا، فَيُقْتَلَ عَشْرَ مَرَّاتٍ لِمَا يَرَى مِنَ الكَرَامَةِ» (رواه البخاري)

Berkata kepada kami Muhammad Bin Basyar, berkata kepada kami Ghundar, berkata kepada kami Syu’bah, beliau berkata: Saya telah mendengar dari Qatadah, beliau berkata: Saya telah mendengar dari Anas Bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Tidak ada orang yang telah masuk surga lalu dia menginginkan kembali ke dunia, padahal dia memiliki segala sesuatu yang ada di dunia ini, kecuali orang yang mati syahid. Dia bercita-cita untuk kembali ke dunia kemudian dibunuh berulang kali sampai sepuluh kali, setelah dia melihat besarnya kemuliaan (mati syahid)“. (HR Bukhari)

Kualitas dan Validitas Hadis

Hadis riwayat Imam al-Bukhari di atas adalah hadis shahih yang terdapat di dalam Kitab Tamanni al-Mujahid an Yarji’a ila ad-Dunya (Keinginan seorang Mujahid untuk kembali ke Dunia), no. 2817. Sehingga validitas hadis ini tidak boleh diragukan dan bisa dijadikan hujjah (dalil pijakan/argumentasi). Ada beberapa versi riwayat yang senada dengan hadis tersebut, seperti riwayat Muslim dalam Shahihnya, no. 1877 dan riwayat Imam Ahmad dalam Musnadnya, no. 12771, hanya saja versi Muslim & Imam Ahmad di awal matannya ada tambahan perkataan مِنْ menjadi مَا مِنْ أَحَدٍ, kemudian ada tambahan perkataan أَنَّ menjadi وَأَنَّ لَهُ مَا عَلَى الْأَرْضِ, perkataan إِلَّا الشَّهِيدُ berubah menjadi غَيْرَ الشَّهِيدِ walaupun secara makna artinya sama dan ada tambahan perkataan فَإِنَّهُ menjadi فَإِنَّهُ يَتَمَنَّى dalam riwayat mereka.

 

Syarah Hadis

مَا أَحَدٌ يَدْخُلُ الجَنَّةَ)) = Tidak ada orang yang telah masuk Surga.

يُحِبُّ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا)) = Dia menginginkan kembali ke dunia.

وَلَهُ مَا عَلَى الأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ)) = Padahal dia memiliki segala sesuatu yang ada di dunia.

إِلَّا الشَّهِيدُ)) = Kecuali orang yang mati syahid.

يَتَمَنَّى أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا)) = Dia bercita-cita untuk kembali ke dunia.

فَيُقْتَلَ عَشْرَ مَرَّاتٍ)) = Kemudian dibunuh berulang kali sampai sepuluh kali.

(لِمَا يَرَى مِنَ الكَرَامَةِ) = Karena dia melihat besarnya kemuliaan (mati syahid).

Penjelasan Hadis

Zaman sekarang adalah zaman ujian dan fitnah terhadap Islam yang belum pernah terjadi sebelumnya di sepanjang sejarah. Dunia – tanpa terkecuali – mengumumkan perang terhadap terorisme. Dunia menolak terorisme dengan segala bentuknya, namun terorisme hanya ditujukan kepada kaum muslimin. Akhirnya Islam dan kaum muslimin menjadi pihak tertuduh. Makna Islam tergeser menjadi agama teroris, agama pembunuh, agama pembantaian dan sebutan-sebutan lainnya yang “seram” dan tidak sesuai dengan identitas Islam.

Umat Islam yang mayoritas di negerinya dihadapkan pada gejolak pertentangan antara mereka seperti yang terjadi di Syria, Mesir, kaum muslimin di Aleppo disiksa. Lebih lagi saat umat Islam yang minoritas, mereka mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari pemerintahan negara tersebut, seperti terjadinya pembantaian kaum muslimin Rohingya di Myanmar. Kita diserang dari dua arah, internal dan external.

Permusuhan orang-orang kafir dan musyrik terhadap Islam dan Kaum Muslimin tidak akan pernah terhenti. Mereka berusaha untuk menghilangkan dan menghancurkan segala hal yang menurut mereka adalah rahasia kekuatan Islam. Mereka mengira bahwa salah satu rahasia umat Islam adalah persaudaraan (ukhuwah). Mereka mengira bahwa ikatan persaudaraan kaum muslimin itu dijalin dari tanah satu negeri ke tanah negeri yang lain, sehingga mereka berusaha untuk memutuskan tali persaudaraan umat Islam dengan membagi umat Islam ke dalam negara-negara yang satu dengan yang lainnya saling terpisah secara geografis dan kedaulatan. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:

وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا

“Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, seandainya mereka sanggup.” (QS. Al Baqarah: 217)

Sungguh dangkal pemahaman mereka. Ikatan persaudaraan kaum muslimin itu sejatinya dijalin dengan tali langit, yaitu ketika hati hanya bertuju pada-Nya. Bila mereka hendak memutuskan ikatan ini, jalan satu-satunya adalah memutuskan kesatuan langit. Tapi sanggupkah mereka melakukannya?

Kekuatan umat Islam, bukan hanya terdapat pada jumlah pemeluknya dan jumlah banyaknya negara-negara Islam. Tetapi kekuatan umat Islam terdapat pada ajarannya, pada hukum-hukumnya. Ajaran Islam bukan semata-mata membentuk pribadi-pribadi yang tangguh, tetapi dalam Islam terdapat ajaran-ajaran untuk membela dan mempertahankan diri dari kekuatan luar yang berusaha untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin.

Salah satu ajaran Islam dalam mempertahankan diri dari agresi kekuatan luar adalah ajaran Jihad.  Di dalam jihad terdapat segala kebaikan dunia dan akhirat, meninggalkan jihad adalah kerugian dunia dan akhriat. Seorang Mujahid (orang yang berjihad) di dunia akan mendapatkan kemenangan dan kekuasaan atau dia akan mendapatkan kemuliaan sebagai seorang syahid dan di akhirat balasan untuk seorang syahid adalah surga.

Allah SWT telah menjadikan surga sebagai penukar dan balasan untuk mereka yang mengorbankan jiwa dan hartanya di jalan-Nya. Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa apabila dikatakan kepadamu: “Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah,” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu lebih menyenangi kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.” [QS.at-Taubah: 38]

Keutamaan Jihad

Ibnu Baththal berkata, “Hadis di atas adalah keterangan yang paling utama tentang keutamaan jihad.” Tidak ada amal kebaikan dengan resiko kehilangan nyawa selain jihad, sehingga pahala bagi yang melakukannya sangatlah besar, yaitu surga. Bahkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri mengaku menginginkan hal itu, beliau bersabda:

“…وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَوَدِدْتُ أَنِّي أَغْزُو فِي سَبِيلِ اللهِ فَأُقْتَلُ، ثُمَّ أَغْزُو فَأُقْتَلُ، ثُمَّ أَغْزُو فَأُقْتَلُ” (رواه مسلم)

“…Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sungguh aku senang berperang di jalan Allah lalu terbunuh, kemudian aku berperang lalu terbunuh, kemudian aku berperang lalu terbunuh.” (HR Muslim no 1876).

Keinginan untuk membela agama Allah dengan berjihad merupakan salah satu tanda dari tingkat keimanan tertinggi dari seorang muslim. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki keinginan terjun ke medan jihad, Rasulullah SAW menganggapnya sebagai orang-orang munafik. Begitu juga orang-orang yang berjihad dengan perasaan terpaksa, yang kalau pun keluar berjihad, mereka hanya bertujuan untuk melemahkan semangat kaum muslimin, lalu mereka bersembunyi bahkan berlari ketika bertemu musuh. Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

«مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ، وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ، مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ»

“Siapa yang meninggal sementara dia tidak pernah berperang (berjihad) dan tidak pernah meniatkan untuk berperang, maka dia mati di atas cabang kemunafikan (sebagai seorang Munafik).” (HR Muslim no 1910)

Imam an-Nawawi Rahimahullah berkata dalam al-Minhaj, “Siapa yang tidak pernah berniat untuk melakukan jihad, maka dia mirip dengan orang-orang munafik yang tertinggal dari jihad, sebab meninggalkan jihad adalah satu cabang kemunafikan.” (Al Minhaj: 13/50)

Ibnu Taimiyah mengatakan dalam al-Fatawa, “Nifak kecil adalah nifak dalam amal perbuatan atau yang serupa, seperti berbohong ketika bicara, ingkar ketika berjanji, berhianat ketika diberi amanat, atau berlebihan ketika bertengkar. Termasuk dalam masalah ini adalah berpaling dari jihad. Sikap ini termasuk karakter orang-orang munafik.

Disebabkan pentingnya berjihad dalam Islam, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyemangati para sahabatnya untuk memiliki andil dalam jihad di jalan Allah sesuai kemampuan dan kapasitasnya. Sehingga setiap umat Islam tidak tertinggal dari pahala jihad yang besar. Zaid bin Khalid Radhiyallahu ‘Anhu, berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

«مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَدْ غَزَا، وَمَنْ خَلَفَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا»

“Siapa yang menyiapkan kebutuhan seorang yang berperang fi sabilillah maka sungguh dia telah ikut berperang. Dan siapa yang mengurus keluarga orang yang berperang fi sabilillah dengan baik, maka sungguh dia telah ikut berperang.” (Muttafaq ‘Alaih, Bukhari no 2843 dan Muslim no 1895).

Hadis ini menjelaskan agar umat Islam dapat memberikan andil dalam berjihad di Jalan Allah. Seandainya seseorang tidak dapat terjun langsung dalam melakukan jihad, hendaknya dia melakukan sesuatu yang dapat mensukseskan jihad seperti mempersiapkan dan menyumbangkan hartanya untuk memenuhi keperluan jihad, atau menjaga keluarga orang-orang yang sedang melakukan jihad, seperti memenuhi nafkah keluarga tersebut, mengobati jika ada yang sakit, atau membiayai pendidikan anak-anaknya. Kalau itu dilakukannya, maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang berjihad langsung.

Macam-macam Jihad

Para ulama membagi jihad ke dalam dua macam:

  1. Jihad Thalab (Invansi-Pembebasan-Pembukaan), yaitu jihad dengan mendatangi negeri-negeri orang kafir untuk membebaskan, membuka (al-fathu) atau invansi agar penduduk negeri tersebut masuk ke dalam Islam seluruhnya, atau membayar jizyah bagi mereka yang tetap memeluk agamanya terdahulu. Untuk jenis jihad ini, mungkin sulit terwujud pada zaman sekarang, karena untuk melakukan al-fathu, pembebasan atau invansi harus dilakukan oleh sebuah negeri dengan sistem kenegaraan yang berdaulat penuh seperti sistem kekhalifahan pada zaman dahulu.
  2. Jihad Difa’i (Mempertahankan), yaitu jihad mengusir musuh dari negeri kaum muslimin. Kalau ini terjadi di suatu negeri Muslim, para ulama berpendapat adalah hukumnya wajib pagi penduduk negeri tersebut untuk melakukan jihad. Sehingga umat Islam dapat melaksanakan segala kewajiban agamanya dengan tenang tanpa harus merasa takut dari para colonizer atau penjajah. 

Antara Jihad dan Ijtihad

Dua istilah ini terlihat mirip, karena keduanya berasal dari akar kata yang sama yaitu ja-ha-da, yang memiliki arti mengeluarkan seluruh tenaga dan kemampuan semaksimal mungkin sampai batas akhirnya. Namun kedua istilah ini kemudian berbeda maknanya dikarenakan dalam perkembangannya, keduanya terpisah dalam jenis usahanya.

Jihad lebih dikenal dengan usaha dalam mengeluarkan tenaga dhahir (lebih bersifat fisik), baik dengan arti berperang, atau jihad ekonomi dan lain-lain. Allah SWT berfirman yang artinya: “Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, (mereka) berjihad dengan harta dan jiwa. Mereka itu memperoleh kebaikan. Mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS: at-taubah: 88).

Sedangkan Ijtihad lebih dikenal dengan usaha dalam mengeluarkan tenaga otak, akal pikiran (lebih bersifat keilmuan) untuk menetapkan hukum Syariat.

Keduanya, jihad dan ijtihad sangat diperlukan bagi umat Islam untuk memaksimalkan pelaksanaan ajaran-ajaran Islam. Jihad untuk menjaga lahiriah umat Islam dan Ijtihad untuk memastikan bahwa hukum-hukum Islam dapat terlaksana sesuai dengan apa yang ditetapkan Allah SWT. Rasulullah dan para sahabat telah mencontohkan kepada kita, bahwa mereka telah melakukan keduanya dalam waktu yang bersamaan.

Penutup

Umat Islam dalam menghadapi semua tantangan zaman, selain membekali diri dengan ilmu dan kemampuan, juga diperlukan pembagian peran dalam perjuangan. Setiap muslim berjuang di lini masing-masing sesuai dengan kemampuannya dan tidak saling mencela.

Hendaknya setiap  perjuangan dilandasi dengan niat yang lurus. Karena tanpa adanya niat yang lurus perjuangan itu akan menjadi sia-sia bagi dirinya sendiri dan umumnya umat Islam. Bagi diri sendiri perjuangan tanpa kelurusan niat justru berbuah dosa. Seandainya di dalam proses perjuangan ia merasa telah melenceng karena godaan harta dan dunia, segeralah sadar dan kembali meluruskan niat.

Sedangkan bagi umat Islam, perjuangan tanpa niat yang lurus dapat menghambat datangnya pertolongan Allah SWT dan ditundanya kemenangan. Oleh karena itu bangkitlah wahai umat Islam. Berjuanglah sesuai dengan apa yang mampu kita kerjakan. Berperanlah sesuai dengan apa yang kita kuasai. Janganlah mencela perjuangan saudara kita selama masih dalam koridor syariat dan sertakan selalu niat yang lurus agar perjuangan ini menelurkan pahala untuk diri dan kemenangan untuk umat Islam. Wallahu A’lam bi ash-Shawab.

Tags: BentengIslamJihad
ShareTweetSend
Previous Post

Al-Qurán dan Peradaban Manusia

Next Post

Dinamika Sosial Politik Hukum Islam di Negara Semi Sekuler

Dedi Junaedi

Dedi Junaedi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Islam, Akal Sehat dan Rocky Gerung

Islam, Akal Sehat dan Rocky Gerung

12 Februari 2019
Pondok Pesantren Modern Daarul Ulum Lido, Cigombong, Bogor: Buah Semangat Juang Sang Kiai

Pondok Pesantren Modern Daarul Ulum Lido, Cigombong, Bogor: Buah Semangat Juang Sang Kiai

5 Oktober 2018
Beramai-ramai  Membunuh Kebenaran, Bersama-sama  Hidup dalam Aib!

Beramai-ramai Membunuh Kebenaran, Bersama-sama Hidup dalam Aib!

8 Februari 2019
Inilah Perguruan Tinggi yang Siap Menerima Beasiswa Santri Berprestasi

Inilah Perguruan Tinggi yang Siap Menerima Beasiswa Santri Berprestasi

7 Maret 2018
Menguji Janji Capres

Surat Terbuka untuk Pendemo Bela Kiai di Kudus

12 Februari 2019
Islam, Akal Sehat dan Rocky Gerung

Islam, Akal Sehat dan Rocky Gerung

1
Lazis MUM Bagikan Seribu Perlengkapan Sekolah Yatim & Dhuafa di Padang

Lazis MUM Bagikan Seribu Perlengkapan Sekolah Yatim & Dhuafa di Padang

18 Februari 2019
Penilaian Kesehatan BTM Jadi Barometer Investasi

Penilaian Kesehatan BTM Jadi Barometer Investasi

18 Februari 2019
Lampung, Jakarta dan Bogor Serentak Tolak RUU P-KS

Lampung, Jakarta dan Bogor Serentak Tolak RUU P-KS

18 Februari 2019
Sekjen PLO Tuduh Israel dan AS Hancurkan Otoritas Palestina

Sekjen PLO Tuduh Israel dan AS Hancurkan Otoritas Palestina

18 Februari 2019
Erdogan: Operasi Bersama Dapat Dilakukan di Idlib

Erdogan: Operasi Bersama Dapat Dilakukan di Idlib

17 Februari 2019
Gontornews

Kantor:
Jalan Raya RS Fatmawati Jl. Madrasah Taman Sejahtera No.1A RT.06 RW.03 (Area Masjid Jami' Al-Munir) Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan
Telp: 021-29124801
021-29124802
Email:
sirkulasi@gontornews.com
iklan@gontornews.com
penjualan@gontornews.com

Cari

No Result
View All Result

Tentang Kami

  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Langganan Majalah

© 2018 Gontornews.com. All Rights Reserved

No Result
View All Result

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
WhatsApp chat Customer Service