39 kali dilihat, 1 kali dilihat hari ini
Washington — Amerika Serikat, Inggris dan Perancis melakukan gelombang serangan rudal terhadap suriah. Targetnya kawasan yang diduga menjadi pusat senjata kimia milik rezim Bashar al-Assad.
Sebagai hukuman atas kenekadan Assad menggunakan senjata kimia di Suriah, Presiden AS Donald Trump memerintahkan dimualinya serangan terhadap rezim yang disebut sebagai monster kejahatan.
Sesaat setelah Trump berpidato di Gedung Putih untuk mengumumkan tindakan — yang berlawanan dengan keinginan Rusia — ledakan terdengar di ibukota Suriah Damaskus, menandakan babak baru perang saudara yang brutal yang telah berlangsung tujuh tahun.
Koresponden AFP di Damaskus melaporkan, sebagaimana dikutip Hurriyet Daily, beberapa ledakan berturut-turut terdengar pada pukul 01.00 GMT, diikuti oleh suara pesawat terbang di atas. Asap hitam membumbung ke sisi utara dan timur ibukota.
“Beberapa waktu yang lalu, saya memerintahkan pasukan bersenjata Amerika Serikat untuk meluncurkan serangan presisi pada target yang terkait dengan kemampuan senjata kimia dari diktator Suriah Bashar al-Assad,” kata Trump, dalam pidato primetime dari Gedung Putih.
“Operasi gabungan dengan angkatan bersenjata Prancis dan Inggris sekarang sedang berlangsung. Kami berterima kasih kepada mereka berdua.”
“Serangan sekutu dilakukan untuk menghentikan eskalasi pembantaian menggunakan senjata kimia oleh rezim Assad atas warganya yang dianggap oposisi,” ungkap Trump mengomentari dugaan serangan gas mematikan seminggu yang lalu di pinggiran Damaskus yang dikuasai pemberontak di Douma.
“Serangan jahat dan keji meninggalkan ibu dan ayah, bayi dan anak-anak meronta-ronta kesakitan dan terengah-engah. Ini bukan tindakan seorang pria. Mereka adalah kejahatan monster.”
Presiden Francis Macron dan PM Inggris Theresa May mengkonfirmasi keterlibatan negaranya dalam aksi serangan rudal ke suriah.
Jendral Joseph Dunford di Washington mengatakan, serangan itu mencapai tiga target dekat Damaskus – pusat penelitian ilmiah, fasilitas penyimpanan dan pos komando – dan fasilitas penyimpanan senjata kimia dekat Homs.
Rudal darat udara Suriah berusaha menembak balik rudal-rudal sekutu, namun tidak ada laporan adanya kerugian dari phak sekutu, tambahnya.
Media pemerintah Suriah mengatakan pertahanan udara mereka telah diaktifkan untuk memblokir serangan sekutu pimpinan AS yang menimbulkan awan hitam menggantung di atas ibu kota Damaskus.
“Agresi ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional, pelanggaran kehendak komunitas internasional, dan itu pasti gagal,” kata sumber yang dikutip kantor berita resmi Suriah, SANA.
Dunford mengatakan pasukan Rusia di Suriah telah diperingatkan melalui saluran “deconfliction” yang ada bahwa pesawat-pesawat barat akan berada di ruang udara Suriah, tetapi Washington belum mengungkapkan situs target atau waktu di muka.
Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan tidak ada rencana serangan tambahan dalam waktu dekat. “Serangan kami sangat tepat dan proporsional, meski diakui serangan itu termasuk besar,” tegasnya.
Sementara itu, Trump juga memperingatkan Rusia dan Iran untuk tidak mendukung sekutu mereka di Damaskus.
“Rusia harus memutuskan apakah akan melanjutkan jalan gelap ini atau jika akan bergabung dengan kekuatan negara-negara beradab itu penting untuk stabilitas dan perdamaian kawasan,” tegasnya.
Pemogokan itu telah diduga sejak rekaman mengerikan muncul dari setelah serangan di Douma, yang mendorong reaksi marah dari Trump.
Kemarahan Trump didukung Presiden Prancis Emmanuel Macron dan PM Inggris Theresa May. “Kami tidak bisa mentolerir adanya penggunaan senjata kimia,” kata Macron dalam sebuah pernyataan.
Perdana Menteri Inggris Theresa May menambahkan, “Kami tidak dapat mengizinkan penggunaan senjata kimia terjadi di Suriah, di jalan-jalan AS, atau di mana pun di dunia kita.”[DJ/AFP]