Jenewa, Gontornews — Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menduga bahwa virus Ebola menyebar lebih luas dari Kongo ke Rwanda dan Uganda. Dugaan WHO didasarkan pada meninggalnya seorang pedagang ikan akibat virus Ebola di Kongo. Akibatnya, WHO memutuskan untuk melacak orang-orang yang pernah berinteraksi dengan korban.
Lebih lanjut, WHO juga mencatat ada sekitar 1.700 korban akibat Ebola sepajang 11 bulan terakhir. WHO lantas memberikan status darurat kesehatan internasional pada hari Rabu (17/7) di Republik Demokratik Kongo.
Sementara itu, di Uganda ada 3 orang yang tewas akibat virus Ebola bulan lalu namun tidak menyebar dan meluas karena di Rwanda, tetangga Uganda, tidak memiliki catatan korban akibat Ebola.
Sebelumnya, seorang pedagang ikan mengalami tanda-tanda Ebola dengan muntah di pasar Mpondwe, sebuah wilayah yang berbatasan antara Kongo dan Uganda, pada 11 Juli 2019 yang lalu. Beberapa hari sebelum jatuh korban, Kementerian Uganda, sebagaimana dikutip oleh WHO, melaporkan warganya meninggal akibat virus Ebola dan pedagang ikan asal Kongo tersebut diketahui berinteraksi dengan korban.
“Komite prihatin bahwa setahun setelah wabah, ada tanda-tanda mengkhawatirkan terkait perpanjangan epidemi di wilayah tersebut,” kata WHO sebagaimana dilansir Reuters.
Hal senada disampaikan oleh seorang profesor virologi molekuler dari Universitas Nottingham Inggris. Menurutnya, laporan tentang korban dan dugaan penyebaran virus Ebola yang berkelanjutan tidak terlalu efektif pun dengan ketersediaan vaksin dan ahli kesehatan yang berada di wilayah lokasi.
Ball mendorong tersedianya tindakan yang terpadu dalam mengakhiri wabah ini. Terkhusus, ia menyebut stabilitas politik serta konflik dalam negeri sebagai kunci efektif demi mengurangi dampak virus Ebola ini. [Mohamad Deny Irawan]