Jakarta, Gontornews — Hasil penelitian Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dirilis Kamis (15/12) di UIN Jakarta mengungkapkan temuan, 89% responden tidak setuju jika non-Muslim menjadi Kepala Daerah.
Penelitian tersebut juga mengungkap temuan bahwa 87 % responden tak setuju jika non-Muslim menjadi Kepala Sekolah, 80% tidak setuju non-Muslim menjadi Kepala Dinas, dan 81% tidak setuju memberikan izin pendirian rumah ibadah agama lain di wilayahnya.
Penelitian yang menjadikan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai responden ini bertajuk “Guru Agama, Toleransi, dan Isu-isu Kehidupan Keagamaan Kontemporer di Indonesia”. Penelitian dilaksanakan sepanjang Oktober 2016 menggunakan teknik purpossive sampling dengan melakukan wawancara tatap muka terhadap 175 responden (kualitatif) dan 330 responden (kuantitatif) di 11 kabupaten/kota dari 5 provinsi: Aceh Besar, Pidie, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Solo, Mataram, Lombok Timur, Makassar, Maros dan Bulukumba.
Dalam penelitian ini juga muncul pandangan umat Islam terhadap kelompok berbeda seperti Syiah dan Ahmadiyah. Hasilnya, 80% responden tidak setuju mengakomodasi kelompok Syiah dan Ahmadiyah, dan 23% responden setuju terhadap penutupan atau perusakan masjid kelompok minoritas Muslim.
Menanggapi temuan ini, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyatakan, selama ini ada kecenderungan penyamaan pemahaman soal pengajaran agama Islam di sekolah. Hal ini akan menghilangkan nilai inklusivitas dan pluralitas pandangan keagamaan.
“Buku ajar hanya memuat ajaran teologi dan ubudiyah daripada isu-isu sosial keagamaan,” paparnya seperti dikutip dari laman ppim.uinjakarta, Jumat (16/12).
Menurut Mu’ti, dari hasil penelitian ini bisa dibayangkan bagaimana kualitas keagamaan dan kebangsaan mayoritas guru PAI yang menjadi responden dari penelitian ini. Sangat mengkhawatirkan mengingat mereka adalah orang-orang yang memberikan pandangan keagamaan kepada anak-anak didik, para tunas bangsa.
“Semoga benar, temuan penelitian ini bukanlah gambaran umum dari seluruh guru PAI di Indonesia,” paparnya. [Ahmad Muhajir/Rus]