Bangkok, Gontornews — Perhimpunan negara-negara Asia Tenggara, ASEAN, Rabu (26/10/2022), menyatakan keprihatinannya terhadap semakin meningkatnya kekerasan di Myanmar. Ketua ASEAN, yang berasal dari Kamboja, menghimbau penghentian pertempuran dengan segera dan melakukan dialog.
βKami sangat sedih dengan meningkatnya korban dan penderitaan besar yang rakyat Myanmar alami,β kata pernyataan resmi ASEAN sebagaimana dilansir Reuters.
Sejak tahun lalu, para pemimpin ASEAN melarang para jenderal Myanmar untuk mengikuti pertemuan tingkat tinggi negara-negara di Asia Tenggara tersebut. pilihan ini muncul seiring militer yang menggulingkan kepemimpinan Aung San Suu Kyi, menahan dirinya bersama ribuan aktivis serta meluncurkan tindakan keras nan mematikan hingga menimbulkan perlawanan dari kelompok etnis bersenjata.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Kamboja mengatakan Myanmar tidak akan berpartisipasi dalam pertemuan tingkat tinggi ASEAN di Jakarta, Kamis 27 Oktober 2022.
Dalam pertemuan tersebut, negara-negara ASEAN akan menilai kemajuan implementasi 5 poin KonsensusΒ Myanmar yang mereka inisiasi April lalu di Jakarta. Pertemuan para menteri luar negeri tersebut juga akan memberikan rekomendasi tentang proses perdamaian menjelang KTT ASEAN bulan depan.
Ketua ASEAN menyebut kasus pemboman di penjara terbesar Myanmar, konflik di negara bagian Karen dan serangan udara di negara bagian Kachin sebagai contoh peningkatan kekerasan di Myanmar. ASEAN menganggap kekerasan tersebut semakin memperburuk situasi kemanusiaan serta merusak upaya negara untuk menerapkan konsensus perdamaian yang disepakati antara Myanmar dengan ASEAN. [Mohamad Deny Irawan]