Bogor, Gontornews — Pandemi COVID-19 tidak menghentikan upaya Primago Peduli –di bawah naungan Yayasan Pendidikan Primago Indonesia– untuk membantu kebutuhan khitan bagi kalangan yatim, yatim piatu dan dhuafa di sekitar Pondok Pesantren Wiqen Naturalist yang berlokasi di Kp. Karang Mas, Cibadak, Kec. Ciampea, Bogor, Jawa Barat.
Kegiatan Sunatan Massal dan Muharram Berbagi ini diikuti 28 anak –melebihi target 20 anak. Selain itu juga dibagikan 50 paket sembako dan bingkisan.
“Kegiatan ini dalam rangka menyambut Tahun Baru Hijriyah serta membantu adik-adik yatim, yatim piatu dan dhuafa agar bisa berkhitan,” kata Ketua Yayasan Pendidikan Primago Indonesia, Awaluddin Faj, M.Pd.
“Tujuan dari kegiatan ini untuk meringankan beban masyarakat di masa pandemi. Tak bisa dipungkiri, pandemi ini secara langsung berdampak pada pendapatan masyarakat,” lanjutnya.
“Kami ingin membantu mereka, apalagi khitan adalah bagian dari ajaran agama Islam. Sehingga meski di masa pandemi, kita ingin membantu masyarakat untuk menjalankan ajaran agama. Inilah wujud pergerakan dan pengabdian yang merupakan salah satu misi Primago Peduli yaitu Ayo Peduli Sesama,” jelasnya.
Khitanan Massal dan Muharram Berbagi tahun ini terselenggara atas kerjasama Primago Peduli dengan Yayasan Pecinta Anak Yatim & Dhoeafa Indonesia (PAY DO IT), Yayasan 10 Windu, LAZISMU Uhamka, Rumah Hijabers dan para donatur Primago.
Pengasuh Pesantren Wiqen, Ustadz Zainuddin mengatakan terima kasih karena pesantrennya dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan Khitanan Massal dan Muharram Berbagi. “Walaupun pada masa pandemi, animo masyarakat sekitar tidak berkurang untuk hadir dan berpartisipasi pada kegiatan ini,” ujarnya.
“Karena kegiatan ini dilakukan di saat PPKM, kami tetap berupaya melaksanakan kegiatan ini dengan menjalankan protokol kesehatan,” sambungnya.
Penyelenggara kegiatan selalu menghimbau kepada para peserta dan pendamping agar tetap menggunakan masker, menggunakan hand sanitizer, dan tetap menjaga jarak.
Sementara itu Ketua Panitia Kegiatan, Ustadz Muhammad Farhan, mengatakan semua peserta wajib mengenakan masker medis, dicek kembali kondisi kesehatannya, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan. “Kegiatan dibagi menjadi beberapa sesi untuk menghindari kerumunan,” jelasnya.
Menurutnya, khitanan massal ini diikuti 28 anak yatim dan dhuafa. Peserta dikhitan dengan menggunakan metode laser atau electrical cauter oleh seorang dokter dengan dibantu tiga tenaga kesehatan.
Selain mendapat bantuan khitan, para peserta juga mendapatkan santunan pendidikan, paket buku dan alat tulis, paket nutrisi kesehatan, paket sembako, dan pakaian Muslim.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, terutama kepada Yayasan Pecinta Anak Yatim dan Dhuafa Indonesia (PAY DO IT), LAZISMU Uhamka, Yayasan 10 Windu dan Rumah Hijabers, serta para donatur dermawan, serta relawan Primago Peduli, berkat dukungan penuhnya kegiatan positif ini dapat terlaksana dengan baik,” tandas Farhan. []