Islamabad, Gontornews — Sebuah faksi Taliban Pakistan dan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan bunuh diri di sebuah rumah sakit di Quetta, Pakistan, yang menewaskan sedikitnya 70 orang.
Serangan hari Senin (8/8) itu menyasar para pengacara yang sedang berkabung, yang berkumpul di bagian gawat darurat rumah sakit untuk ‘menemani’ jasad rekannya yang dibunuh.
“Tehreek-e-Taliban Pakistan Jamaat-ur-Ahrar bertanggung jawab atas serangan ini, dan berjanji akan terus melakukan serangan. Kami akan merilis video ini segera,” kata jurubicara kelompok itu, Ehsanullah Ehsan, dalam email.
ISIS juga mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
“Seorang martir dari ISIS meledakkan sabuk peledak di sebuah pertemuan karyawan kementerian kehakiman dan polisi Pakistan di kota Quetta,” kata situs kelompok bersenjata Amaq.
Ledakan itu terjadi di pintu gerbang ruang gawat darurat di pagi hari.
Para pengacara berada di unit itu karena pada hari sebelumnya, pria bersenjata yang masih buron, telah menembak Bilal Anwar Kasi.
Kasi, yang kemudian meninggal akibat luka-lukanya, adalah mantan presiden Bar Association Balochistan. Dia dalam perjalanan ke kantor ketika diserang.
Menteri Dalam Negeri Balochistan Sarfraz Bugti mengatakan, “Ledakan itu terjadi setelah sejumlah pengacara dan beberapa wartawan telah berkumpul di rumah sakit setelah kematian Bilal Anwar Kasi, presiden Asosiasi Bar Balochistan, dalam insiden penembakan terpisah pagi ini.”
Beberapa orang terluka saat mereka bergegas meninggalkan rumah sakit.
Media Pakistan mengatakan, wartawan termasuk di antara para korban. Setidaknya dua juru kamera tewas. Salah satu juru kamera bernama Shehzad Khan dari stasiun TV lokal.
Yang lainnya adalah Mehmood Khan dari Dawn News, yang pernah bekerja untuk Al Jazeera. Rekannya, Sumaira Jajja, menulis di Twitter bahwa Khan, seorang ayah dari tujuh anak, memulai karirnya sebagai penjaga keamanan sebelum bergabung dengan Dawn sebagai petugas keamanan dan kemudian menjadi juru kamera. Dia telah merencanakan untuk mengambil gelar master dalam jurnalistik.
Balochistan, yang berbatasan dengan Iran dan Afghanistan, kaya sumberdaya minyak dan gas. Namun wilayah ini tercabik-cabik oleh pertempuran, pertikaian antara Sunni dan Syiah, serta pemberontakan separatis.
“Serangan itu terjadi di gerbang utama menuju unit gawat darurat,” kata Kamal Hyder dari Al Jazeera melaporkan dari Islamabad.
“Yang penting, serangan ini terjadi setelah presiden bar Quetta ditembak mati,” katanya.
“Ada pertanyaan besar, mengapa serangan yang paling mematikan ini menyasar para pengacara dan orang yang mengerti tentang hukum.”
Hyder mengatakan, serangan terjadi di rumah sakit yang pernah mengalami serangan serupa pada tahun 2010. [Rusdiono Mukri]