London, Gontornews — Boris Johnson, Kamis (7/7/2022), mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri Inggris. Keputusan ini ia ambil setelah kehilangan mayoritas dukungan dari para menteri dan sebagian besar anggota parlemen konservatif yang selama ini mendukung kepemimpinannya. Meski demikian, Johnson menegaskan bahwa ia akan tetap ‘bertahan’ sebagai Perdana Menteri sampai penggantinya terpilih.
Keputusan Johnson terjadi ketika lebih dari 50 menteri mundur serta anggota parlemen memintanya mundur dari kursi Perdana Menteri Inggris. Johnson yang terisolasi dan tidak berdaya mengatakan bahwa partainya menginginkan orang lain yang bertanggung jawab (sebagai pemimpin Inggris).
“Hari ini, saya telah menunjuk kabinet untuk melayani, seperti yang saya lakukan, sampai pemimpin baru tersedia,” kata Johnson di kantornya, Downing Street.
“Saya tahu bahwa akan banyak orang yang lega dan, mungkin tidak sedikit pula, yang merasa kecewa. Saya ingin Anda tahu betapa sedihnya saya karena harus melepaskan pekerjaan terbaik di dunia ini. Tetapi itu adalah jeda,” sambungnya sebagaimana dilansir Reuters.
Setelah berhari-hari berjuang untuk pekerjaannya, sebagian besar pendukungnya meninggalkan Johnson dan menyisakan segelintir kecil sekutu terdekatnya.
“Itu adalah pidato pengunduran diri yang singkat dan aneh yang tidak menyebutkan kata mengundurkan diri atau pengunduran diri sekali pun. Tidak ada permintaan maaf, tidak ada penyesalan,” ungkap Andrew Bridgen, seorang anggota parlemen dari partai Konservatif.
“Tidak ada permintaan maaf atas krisis yang dilakukan oleh tindakannya terhadap pemerintah kita, demokrasi kita,” tambah Andrew.
Dengan mundurnya Johnson, Partai Konservatif harus segera memilih pemimpin baru yang biasanya membutuhkan waktu panjang hingga berbulan-bulan.
Jajak pendapat YouGov menemukan bahwa Ben Wallace merupakan favorit pengganti Johnson sebagai Perdana Menteri Inggris selanjutnya. Setelah Wallace ada nama Menteri Perdagangan Junior Penny Mordaunt dan mantan Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak.
Sementara Johnson mengatakan ingin bertahan, sejumlah lawan dan penentangnya mendesak ia untuk meninggalkan Down Street dan menyerahkan tugasnya kepada wakilnya, Dominic Raab.
“Demi kesejahteraan negara secara keseluruhan, Tuan Johnson tidak boleh berada di Downing Street lebih lama dari yang ia perlukan untuk mempengaruhi kelancaran transisi pemerintahan,” kata mantan Perdana Menteri dari Partai Konservatif, John Major. [Mohamad Deny Irawan]