Dinamika perkembangan coronavirus disease 2019 atau COVID-19 menjadi permasalahan serius dan kompleks. Apalagi saat ini virus tersebut sudah hadir di tengah masyarakat Indonesia. Sektor ekonomi, pendidikan, sosial dipaksa berbenah agar penyebaran COVID-19 tidak sedemikian masif dan mengganggu kesehatan masyarakat Indonesia.
Sebagai salah satu pondok pesantren dengan lebih dari 30.000 santri dari seluruh Indonesia, Pondok Modern Darussalam Gontor mempersiapkan segala bentuk protokol kesehatan. Selain upaya pencegahan maupun penanganan COVID-19 yang bersifat materi, upaya peningkatan ubudiyah dalam kehidupan santri pun terus digalakkan.
“Kalau bukan pesantren, kiai, santri dan umat Islam, siapa lagi yang mendoakan agar COVID-19 di Indonesia dan dunia segera hilang,” kata Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Gontor, Dr HM Adib Fuadi Nuriz MA MPhil, kepada Majalah Gontor.
Adib, sapaan akrabnya, juga menyampaikan upaya penanganan dan pencegahan COVID-19 di Gontor beserta cabangnya. Pun bagaimana Gontor dapat memaksimalkan jaringan alumninya di daerah dalam proses pemulangan santri dari pondok ke daerah maupun sebaliknya. “Tentu saja, ini menjadi pengalaman baru bagi para santri Gontor,” ujar Ketua 1 Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Pondok Modern (PP-IKPM) Gontor itu.
Wartawan Majalah Gontor, Mohamad Deny Irawan, berkesempatan mewawancarai pria kelahiran Brebes itu. Berikut petikannya:
Bagaimana sikap Gontor terkait COVID-19?
Pada dasarnya, sebagai manusia, kita tidak bisa memungkiri adanya wabah. Negara, institusi kampus, sekolah, pesantren menyadari bahaya COVID-19. Sebanyak 200 lebih negara yang terimbas virus tersebut. Bentuknya memang tidak kelihatan namun dampaknya cukup dahsyat. Kita perlu tetap waspada dan menjaga diri agar terhindar dari COVID-19. Untuk itu maka kembalilah kepada Allah SWT. Kita sadar bahwa manusia itu lemah sementara Yang Kuat hanya Allah SWT. Kembali kepada ajaran Islam, kembali kepada keseimbangan alam dan kembalilah kepada Tuhan. Jadikan musibah ini sebagai pelajaran berharga bagi siapa saja.
Apa langkah Gontor dalam mencegah dan menangani COVID-19?
Pertama, Pimpinan Pondok menginstruksikan kepada kami semuanya untuk mewaspadai penyebaran COVID-19 sejak kasus pertama di Indonesia terkonfirmasi. Artinya, aturan-aturan yang telah ditetapkan di pesantren terkait kesehatan, kedisiplinan, dan keimanan terus ditingkatkan dan dijadikan sebagai pedoman. Penerapan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah juga harus dilaksanakan.
Kedua, kami juga melakukan upaya-upaya pencegahan yang dilakukan oleh Pengasuhan Santri, membentuk Satgas COVID-19, serta memberlakukan penguncian wilayah (lockdown) di lingkungan Gontor. Langkah ini dilaksanakan berdasarkan Maklumat Pimpinan, arahan Dinas Kesehatan, arahan Satgas COVID-19 baik di level kota/kabupaten, provinsi hingga nasional, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pemberlakuan lockdown secara nasional kami ikuti dan laksanakan. Pengetatan protokol kesehatan, peningkatan imunitas tubuh dan lain sebagainya, kami laksanakan. Tapi hal yang demikian memang perlu selalu diingatkan dan saling mengingatkan.
Kami menciptakan suasana kehidupan yang nyaman, damai, sehat. Memang tidak mudah dalam masa pandemi seperti ini. Kuncinya harus disiplin. Dengan kedisiplinan semua penghuni di dalam Gontor, suasana pun akan terasa nyaman.
Saat perpulangan santri tiba, kami memberlakukan protokol kesehatan secara maksimal. Begitu pula sebaliknya, kami juga memberlakukan protokol kesehatan, persyaratan surat keterangan sehat dan juga rapid test. Ketiga protokol kesehatan tersebut lantas kami jadikan syarat wajib masuk pondok.
Kami pun bekerjasama dengan satgas COVID-19 serta IKPM-IKPM di daerah. Bahkan menjelang kepulangan santri kembali ke pondok, kami sudah mempersiapkan protokolnya. Kami memberlakukan langkah-langkah preventif seperti mengundurkan kepulangan santri beberapa kali. Sampai pada akhirnya, Pemerintah Provinsi memperbolehkan santri untuk kembali ke pondok, sesuai dengan arahan Gubernur, Pemerintah Daerah dan arahan Presiden terkait pemberlakukan new normal. Alhamdulillah, kami terapkan semuanya sehingga pada 30 Syawwal/23 Juni 2020 sebagian besar santri dapat kembali ke pondok. Jadi, langkah-langkah yang Gontor lakukan insyaallah sudah terencana, terukur, sesuai aturan, berdasarkan musyawarah, sesuai dengan kondisi yang berlaku.
Selanjutnya kita menjalani kehidupan new normal di dalam kampus. Kami memberlakukan new normal ini bukan semata-mata bebas tetapi juga memperhatikan protokol kesehatan. Sebut saja, penggunaan masker, menyiapkan hand sanitizer, penutupan gerbang, melarang tamu yang hendak berkunjung ke Gontor. Itu yang kita lakukan.
Meskipun ada kasus COVID-19 di Gontor 2, kami terus berusaha meningkatkan pola kerja dalam rangka mencegah dan menanggulangi krisis COVID-19 di Pondok Modern Darussalam Gontor.
Apakah langkah preventif dan penanggulangan COVID-19 menganggu aktivitas pembelajaran maupun aktivitas keseharian santri di Gontor?
Sedikitnya mengganggu. Kami terus mengupayakan Proses belajar mengajar terus berjalan dengan maksimal, penanaman nilai-nilai dan disiplin harus dapat dilaksanakan dengan baik. Meskipun banyak kegiatan yang kami kurangi, banyak kegiatan/agenda yang semestinya kita laksanakan sekarang, kita undur, dan beberapa kegiatan pun kita batalkan. Ini memang kita ciptakan dan desain kehidupan di dalam kampus itu betul-betul nyaman. Guru nyaman, santri nyaman. Istirahatnya terpenuhi, tidak capek, meningkatkan imunitas, meningkatkan kesehatan. Kami juga berikan suplemen, makanan yang cukup demi meningkatkan kekebalan dan imunitas semua santri dan guru di Pondok Modern Darussalam Gontor beserta cabang-cabangnya. Prinsipnya, lakukan protokol kesehatan dengan baik dan maksimal.
Apa yang menjadi prioritas Gontor saat merebaknya COVID-19?
Prioritasnya utama adalah kesehatan dan keselamatan semua guru dan santri. Selebihnya bagaimana kehidupan di dalam kampus dapat berjalan baik dengan penyesuaian-penyesuaian. Nah, tentunya juga dilakukan proses mengedukasi guru dan santri bahwa wabah ini bencana dan musuh bersama. Bahayanya dapat menular kepada siapa saja. Wabah ini bukan hanya saja perihal penularan dari satu orang kepada orang lain, tetapi juga ada kontak fisik yang menyebabkan dampak sosial, ekonomi, dan lain-lain. Maka, yang jadi perhatian kita semua bagaimana cara menjauhi tempat-tempat keramaian, menjauhi daerah zona-zona merah, bahkan zona hijau sekalipun kami terus mewaspadai. Bagaimana cara menciptakan lingkungan pondok selalu hijau tanpa dampak tanpa gejala. Kalaupun ada santri yang sakit, kita akan tangani mereka hingga sembuh dengan penanganan yang profesional dan standar pelayanan kesehatan yang berlaku.
Apa yang dilakukan Gontor manakala menemukan santri dengan gejala COVID-19?
Kami memiliki Satgas COVID-19 Gontor. Satgas berfungsi juga untuk penanggulangan wabah COVID-19. Tim kami melakukan kegiatan mitigasi wabah, tracking person, isolasi pasien, penanganan media, dan lain-lain. Kita siapkan ruang isolasi mandiri di Hotel Wisma Darussalam. Bahkan kami kerjasama dengan tim medis kabupaten, provinsi, satgas daerah dan satgas provinsi. Kami juga melengkapi fasilitas sarana dan prasarana Satgas dengan maksimal. Ini untuk kepentingan santri, guru dan keluarga besar Gontor.
Kami menyiapkan alat rapid test, bahkan kita membeli mesin PCR untuk swab test. Kalau ada yang menunjukkan gejala-gejala COVID-19, kami akan upayakan untuk dirawat secara mandiri hingga sembuh. Jika ada anak yang sakit panas, flu atau batuk, kita berikan obat-obat terkait. Kami selalu menganggap belum tentu santri yang panas, flu atau batuk itu terkena COVID-19, sampai ada hasil swab test.
Selain protokol kesehatan yang diterapkan di Gontor, apakah ada protokol tambahan?
Protokol kesehatan ada beberapa level. Level pertama ya penggunaan masker, wudhu, hand sanitizer, physical distancing, dan lain-lain. Level kedua isolasi atau karantina lokal dengan menutup semua akses masuk dan keluar kampus. Level ketiga level genting, tentunya pada level ini, kami akan melakukan tindakan-tindakan pencegahan dan penanganan yang lebih serius. Mudah-mudahan semuanya sehat
Keterlibatan IKPM cabang dalam pemulangan santri dari pondok ke daerah maupun sebaliknya menjadi fenomena menarik. Apa yang menjadi inisiasi kebijakan ini?
PP IKPM dan cabang-cabang IKPM bukanlah kegiatan pertemuan, reuni, dan seremonial saja. Saat ini pembinaan IKPM cabang lebih ditekankan pada apa sumbangsih alumni dan IKPM dalam menyampaikan pesan Gontor, nilai-nilai, membangun budaya Gontor di masyarakat secara luas. Tugas IKPM membantu pondok dan menjadi Duta Gontor di masyarakat. IKPM sebagai ujung tombak Gontor dalam dakwah di masyarakat. Adanya perpulangan santri dalam masa pandemi, peran IKPM semakin nyata. Karenanya, tugas IKPM membantu kelancaran proses perpulangan santri. Pun dengan arus balik dari daerah ke pondok, koordinator perpulangan dilaksanakan oleh IKPM-IKPM yang berada di daerah.
Apa pesan yang ingin disampaikan Gontor kepada insan pendidikan nasional?
Kami ingin berpesan bahwa apapun yang terjadi terkait dampak COVID-19 harus dihadapi secara bersama-sama, cerdas, strategis dan profesional. Tentunya, masing-masing daerah memiliki perbedaan suasana, disiplin dan budaya. Maka, kami melihat sekolah-sekolah di bawah Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama yang memberlakukan pembelajaran online juga benar untuk menghindari penyebaran virus, sebab mereka pulang pergi dari rumah ke sekolah.
Gontor dan pesantren lainya mempunyai strategi yang berbeda. Kami memahami bahwa mengatur sekolah-sekolah tidak mudah. Gontor secara geografis juga berada di zona hijau dan mempunyai modal yang cukup untuk memasuki new normal dalam pendidikan. Maka pendidikan dan pengajaran akan tetap berjalan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan sebagai pilihan kami. Satgas COVID-19 Gontor juga berfungsi membantu semua stakeholder agar dapat menjalankan semua aktivitas sesuai standar protokol kesehatan. Semoga semuanya dalam lindungan Allah SWT dan dalam keadaan sehat dan selamat. []