Mogadishu, Gontornews — Presiden Somalia, Mohamed Abdullahi Mohamed, Jumat (17/9/2021), menuduh Djibouti telah secara ilegal menahan penasihat keamanan nasionalnya, Fahad Yasin. Jurubicara kepresidenan Somalia mengatakan bahwa pemerintah Djibouti menahan Yasin dan mencegahnya pergi ke Mogadishu melalui jalur udara.
“Tindakan seperti itu tidak akan membantu kedua negara memperkuat hubungan antar pemerintah,” ungkap Jurubicara Kepresidenan Somalia, Abdirashid Hashi, kepada Reuters.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Djibouti, Mahmoud Ali Youssouf, membantah laporan bahwa negaranya ikut campur dengan masalah internal Somalia. “Kami akan terus mendukung saudara dan saudara kami di Somalia tanpa pernah ikut campur permasalahan internal mereka,” ujarnya Youssouf melalui akun Twitter-nya.
Sebagai informasi, Fahad Yasin merupakan mantan Direktur Badan Intelejen Nasional (NISA). Jabatannya ditangguhkan oleh Perdana Menteri Mohammed Hussein Roble pekan lalu. Tak terima dengan keputusan PM Roble, Presiden Mohamed lantas menunjuk orang lain selain pilihan Roble untuk mengepalai NISA. Sementara Yasin, yang dipecat dari pimpinan NISA, ia tempatkan sebagai penasihat keamanan nasional.
Perselisihan anatara Mohamed dan Roble menandai peningkatan ketegngan selama berbulan-bulan antara kedua belah pihak. Akibat perselisihan ini, situasi negara terbelah oleh serangan militer ataupun persaingn klan.
“Kehadiran (Yasin) cukup membuat polarisasi. Jika dia kembali ke Mogadishu, itu akan menjadi keuntungan bagi Mohamed dan menjadi perhatian bagi pihak Roble,” kata analis Somalia dari International Crisis Group yang berbasi di Brussels, Belgia, Mahmood Omar.
Omar mengatakan bahwa Mohamed tidak memilii hubungan yang baik dengan Djibouti. Mohamed lebih memilih untuk merangkul Eritrea dan Ethiopa sebagari rekan dan meninggalkan Dijbouti dengan perasaan terisolasi.
“Djibouti tidak senang dengan pemerintahan Mohamed untuk beberapa waktu. Sehingga tidak mengejutkan melihat mereka melakukan sesuatu, baik sengaja atau tidak, yang merugikan Mohamed,” sambung Mahmood. [Mohamad Deny Irawan]