Kekhawatiran gelombang kedua wabah pademi Covid-19 yang masif telah memicu harga emas bereskalasi tinggi. Maka, sepanjang pekan keempat Juli 2020, terlihat dalam Chart harga emas masih terpantau mahal. Dampaknya, di Tanah Air, pada awal pekan, Senin (20/7), harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk bergerak stabil dengan kecenderungan menanjak.
Terlihat pada perdagangan emas batang di PT Aneka Tambang Tbk. (Antam), Senin (20/7) tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan harga pada perdagangan sebelumnya. Berdasarkan informasi Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, untuk cetakan terkecil yakni 0,5 gram, harganya masih berada di level Rp508.000. Begitu pula untuk cetakan 1 gram stagnan di harga Rp956.000.
Merujuk bursa Comex AS, harga emas bergerak naik sedikit pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat di tengah arus _safe-haven_ yang mantap dan pembelian berdasarkan analisa grafik tehnikal. Emas saat ini diperdagangkan pada level US$1,808, dengan potensi naik lebih tinggi. Sehingga, harga emas terus bertahan di level kunci US$1,800 per ons.
Selanjutnya, pada perdagangan hari kedua, Selasa (21/7), tampaknya harga emas bergerak naik pada awal perdagangan sesi bursa Comex AS. Harga naik seiring dengan adanya arus _safe-haven_ yang stabil dan pembelian berdasarkan analisa grafik tehnikal. Sehingga, harga emas berjangka kontrak Agustus 2020 terakhir naik sebesar US$7.10 per ons pada level US$1,817.20. Sementara emas Antam ditawarkan beli pada Rp 956.000,- per gram.
Di sisi yang lain, dilaporkan dari Amerika, bahwa debat di AS meningkat mengenai apakah memundurkan kembali rencana pembukaan ekonomi di beberapa negara bagian yang mengalami kenaikan kasus Covid-19 sementara sekolah publik rencananya akan dibuka dalam beberapa pekan yang akan datang. Lebih dari 140.000 orang Amerika telah meninggal karena virus ini.
Selanjutnya, pada perdagangan Rabu (22/7), harga emas bergerak kembali naik tajam di bursa Comex AS. Merujuk data Reuters, tampaknya harga emas terdorong naik ke ketinggian baru hampir sembilan tahun. Masih terus ada arus _safe-haven_ yang mantap dan pembelian sehubungan dengan analisa tehnikal atas metal berharga yang kemungkinan bisa mendorong naik lebih tinggi harga emas dalam jangka pendek. Sehingga, harga emas berjangka untuk kontrak Agustus 2020 bergerak naik sebesar US$25.40 per ons pada level US$1,842.40.
Selanjutnya, pada perdagangan Kamis (23/7), dari data _Bloomberg,_ tercatat harga emas bergerak naik tinggidi bursa Comex Amerika. Harga naik ke ketinggian hampir 9 tahun. Emas sekarang tidak jauh dibawah rekor ketinggian pada US$1,920.70 yang tercatat pada 2011. Pada pertengahan pekan keempat Juli 2020 ini, pasar menjadi pasar emas. Permintaan safe-haven, melemahnya indeks dolar AS, naiknya harga minyak mentah, dan bertambahnya permintaan konsumen dari Cina dan kemungkinan juga India semua memberikan bahan bakar bagi pergerakan naik harga emas.
Kosekuensinya, harga emas berjangka untuk kontrak Agustus 2020 terakhir naik sebesar US$9.70 per ons pada posisi US$1,853.70. Sementara harga emas PT Antam ditawarkan beli pada Rp 982.000,- per gram, naik Rp 19.000,-
Disampaikan pula, bahwa hubungan AS – Cina terus memburuk setelah AS tiba-tiba menutup konsulat Cina di Houston, Texas. Cina memandang pergerakan AS ini sebagai eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam ketegangan AS dengan Cina.
Presiden Trump mulai melakukan penjelasan mengenai Covid – 19 lagi dan pada hari Selasa berkata bahwa pandemik di AS akan bertambah buruk sebelum akhirnya membaik. Trump juga mendesak orang-orang Amerika untuk memakai masker. Harapan akan munculnya paket bantuan keuangan berikutnya dari pemerintah AS dengan cepat memudar pada minggu ini, ditengah ketidak sepakatan diantara para legislator mengenai isi dari paket.
Hingga pada akhir pekan keempat, Jum’at (24/7), harga emas di bursa Comex, diperdagangkan di atas US$ 1.900. Kenaikan itu dipicu peningkatan ketegangan AS-Cina menambahkan dorongan perburuan _safe-haven_ lebih lanjut ke reli ke puncak sembilan tahun didorong oleh kekhawatiran tentang pukulan ekonomi dari pandemi Covid-19.
Maka, tercatat, harga emas spot bergerak naik sebesar 0,8% pada level US$1,902.32 per ons, setelah mencapai tertinggi sejak September 2011 di level US$1,897.91. Sementara itu, harga emas berjangka AS naik 0,1% menjadi US$1,890,90. Kemudian, harga emas telah melonjak 24% tahun ini, didukung oleh suku bunga rendah dan stimulus dari bank sentral untuk menghidupkan kembali ekonomi mereka, yang menguntungkan emas karena dianggap lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
Dalam gejolak terbaru, Cina memerintahkan Amerika Serikat untuk menutup konsulat Chengdu sebagai pembalasan atas penutupan konsulatnya di Texas, mengurangi aset berisiko. Lebih lanjut membantu emas, indeks dolar bertahan di dekat level terendah dua tahun, dan berada di jalur untuk penurunan mingguan terbesar sejak awal Juni 2020.
Mukhaer Pakkanna
Penulis adalah Tim Ahli Komoditas Bappebti RI