Ankara,ķ Gontornews — Pasca beredarnya informasi mengenai penahanan keluarga Pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi termasuk istri pertamanya, anggota lingkaran dalam keluarga pemimpin itu memcoba untuk memasuki Turki. Hal itu disampaikan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, Kamis (7/11).
Dikutip laman Aljazeera, Erdogan mengatakan bahwa pihaknya telah berhasil menangkap dan menahan belasan keluarga pemimpin ISIS tersebut.
“Jumlah orang yang memiliki ikatan keluarga dengan al-Baghdadi yang telah ditangkap oleh Turki, hampir mencapai dua digit,” jelas Erdogan.
Komentar pemimpin Turki itu merupakan upaya kedua dalam mempublikasikan dorongan negaranya untuk menangkap anggota Negara Islam Irak dan Levant (ISIL atau ISIS), yang dekat dengan al-Baghdadi.
“Semua lingkaran dalam al-Baghdadi sebagian besar menargetkan negara kami dan orang-orang ini mencari cara untuk menetap di negara kami atau datang ke negara kami,” kata Erdogan kepada wartawan.
Rabu (6/11) kemarin Erdogan dan pejabat Turki lainnya mengatakan bahwa polisi Turki menahan salah satu istri dan seorang putri al-Baghdadi tahun lalu.
Seorang pejabat Turki mengatakan kepada The Associated Press bahwa mereka termasuk di antara kelompok 11 tersangka ISIL yang ditahan dalam serangan di Turki selatan pada 2 Juni 2018 lalu.
Polisi mengidentifikasi istri al-Baghdadi bernama Asma Fawzi Muhammad al-Qubaysi. Ia adalah istri pertama al-Baghdadi, yang diketahui memiliki empat istri.
“Sebuah tes DNA berikutnya mengkonfirmasi tersangka lainnya yang mengidentifikasi dirinya sebagai Leila Jabeer adalah putri al-Baghdadi,” kata pejabat itu.
Pihak berwenang Turki mengatakan mereka juga menangkap kakak perempuan al-Baghdadi, Rasmiya Awad, suaminya, menantu perempuan dan lima anak di kota Azaz, di provinsi Aleppo di Suriah barat laut.
Wilayah ini dikelola oleh Turki setelah kampanye militer sebelumnya yang diluncurkan pada 2016.
Erdogan mengatakan para tersangka ditahan di pusat-pusat penahanan di Turki sementara kementerian kehakiman memutuskan cara menangani kasus mereka.
Al-Baghdadi meledakkan dirinya dalam serangan 26 Oktober oleh pasukan khusus AS di rumah perlindungannya yang sangat dibentengi di provinsi Idlib, Suriah. Serangan itu merupakan pukulan besar bagi kelompok bersenjatanya, yang telah kehilangan wilayah yang dikuasai di Suriah dan Irak dalam serangkaian kekalahan militer.
Erdogan mengatakan meskipun ada dua gencatan senjata terpisah yang ditengahi oleh Rusia dan AS bulan lalu, untuk menghentikan serangan militer Turki, namun serangan berlanjut di timur laut Suriah oleh kelompok Kurdi yang menargetkan pasukan Turki atau sekutu oposisi Suriah.
” 11 pejuang oposisi Suriah tewas dalam serangan itu,” kata Erdogan.
Total pejuang oposisi Suriah yang tewas sebanyak 144 dan 10 tentara Turki juga terbunuh selama operasi militer Turki ke timur laut Suriah, yang dimulai pada 9 Oktober.[Devi Lusianawati]