Jember, Gontornews — Dibangun dari nol oleh sepasang suami istri, Ita Dwi Wulandari dan M Faisol Dimyati, usaha konveksi ini pun lambat laun semakin maju dan berkembang. Caranya dengan terus menjaga kualitas, tak henti berinovasi, dan harga yang terjangkau.
Usaha konveksi ini awalnya didirikan pada tahun 2016 dengan nama FIT Collection. Seiring perkembangannya, usaha konveksi rumahan tersebut berubah nama menjadi FIT LIBASY pada tahun 2019.
“FIT LIBASY bergerak di bidang usaha konveksi dan desain mode,” terang Ita Dwi Wulandari, owner kepada Majalah Gontor. Pada bidang konveksi, FIT LIBASY menyediakan produk berupa seragam sekolah, seragam organisasi, kerudung, juga mukena. Sedangkan untuk bidang desain mode, ia menyajikan sejumlah gaun pengantin, gaun pesta, maupun daily outfit.
Sejarah FIT LIBASY
“Pada masa awal pernikahan kami masih sama-sama mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan Addimyati Jenggawah,” kenang Ita, alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 2005 itu. Usaha ini pun, sambungnya, berawal dari latar belakang orangtua Ita yang berprofesi sebagai penjahit desain mode, hingga Ita memiliki bekal keterampilan dalam bidang fashion, sebagaimana yang kini tengah digelutinya.
Setelah melakukan observasi minat dan kebutuhan masyarakat, ia dan suami pun memilih untuk membuat kerudung oleh-oleh haji dan seragam sekolah. Selain itu, mereka juga tetap menerima pesanan perorangan dengan dibantu oleh dua orang karyawan serta sang ayah Bahrur Rozi. “Terlebih karena di pagi hari kami harus tetap mengajar,” jelas Muslimah kelahiran Jember, 4 Februari 1987 itu.
Dari situlah, usaha Ita dan Faisol terus berkembang dan semakin dikenal oleh masyarakat luas. Sehingga Ita pun akhirnya memutuskan untuk fokus mengelola konveksi miliknya, sembari menjalani hari-hari sebagai ibu rumah tangga bagi kedua buah hatinya. “Selanjutnya, kami berusaha meningkatkan pelayanan dan kepuasan pelanggan dengan tetap menjaga kualitas yang terjamin dan harga yang terjangkau,” tekan Ita.
Perjalanan Bisnis
Bermodalkan uang sebesar 25 juta rupiah yang dipergunakan untuk membeli bermacam perlengkapan menjahit seperti mesin jahit, kain, dan lainnya, pada masa awal berdiri omset usaha konveksi ini pun sudah mencapai sekitar 25 juta rupiah.
Kini dengan segala kegigihan dan kelebihan yang ditawarkan, dalam sebulan omset FIT LIBASY telah mencapai nominal 100 juta rupiah. “Untuk menaikkan omset penjualan, kami berusaha menjaga dan meningkatkan kualitas produksi, memperbanyak link, dan kolaborasi dengan dunia usaha dan relasi (sekolah-sekolah maupun organisasi), serta mengikuti perkembangan juga tren dunia fashion,” ucapnya.
Ita pun semakin bersyukur karena berkat kesibukannya, ia semakin banyak belajar hal-hal baru terkait dunia fashion, memiliki relasi baru, serta menemukan peluang-peluang usaha baru. Meski demikian, alumnus Strata Satu Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Studi Islam Darussalam (ISID) itu pun juga akan terus berusaha dan bersabar dalam melewati beragam rintangan pada usahanya ini seperti memaklumi tren pasar yang mudah berganti (padahal stok produk lama masih ada), juga lebih berhati-hati dalam bermuamalah dengan masyarakat yang heterogen.
Berbekal motto hidup “Bekerjalah untuk duniamu seakan kamu akan hidup selamanya, dan kerjakan untuk akhiratmu seakan kamu akan mati besok”, Ita berharap usahanya bisa semakin berkah, sukses, dan memiliki banyak toko cabang. “Sehingga bisa semakin luas membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga,” pungkas putri dari pasangan Bahrur Rozi dan Hamdari ini. [Edithya Miranti]