Beirut, Gontornews — Tiga partai besar Lebanon bersepakat untuk mencalonkan Mantan Menteri Keuangan Lebanon, Mohammad Safadi, sebagai Perdana Menteri Lebanon sementara selepas Saad Al-Hariri mengundurkan diri dari kursi Perdana Menteri pada 29 Oktober silam.
Kesepakatan mengenai pencalonan Safadi menyeruak setelah pertemuan antara Hariri dan perwakilan dari kelompok Hizbullah dan Syiah digelar pada Kamis (14/11) malam waktu setempat.
Sumber pertama, yang diterima Reuters, menyatakan bahwa pencalonan Safadi secara formal akan segera digelar dalam waktu dekat. Sementara sumber kedua, yang berasal dari tokoh senior yang dekat dengan Amal dan Hizbullah, mengungkap bahwa pertemuan pertama itu juga menghasilkan kesepakatan prinsip mengenai pencalonan Safadi sebagai pengganti sementara Perdana Menteri Lebanon.
Meski demikian, belum ada konfirmasi resmi dari pihak Safadi mengenani pencalonan dirinya sebagai pengganti sementara Perdana Menteri Lebanon.
Safadi merupakan pengusaha terkemuka sekaligus anggota parlemen dari kota Tripoli yang didominasi kelompok sunni. Sebelum dinominasikan sebagai pengganti sementara Perdana Menteri Lebanon, Safadi tercatat pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan dan Menteri Ekonomi dan Perdagangan Lebanon.
Selain berlatar belakang ekonomi, konstitusi Lebanon mengharuskan kursi Perdana Menteri Lebanon dari kalangan Muslim Sunni. Sedangkan Safadi berasal dari golongan muslim Sunni.
Jika Safadi diangkat sebagai Perdana Menteri, ia dipastikan memiliki tugas berat dalam mengatasi atau setidaknya mengurangi krisis ekonomi yang melanda Lebanon dalam beberapa tahun terakhir.
Sebuah surel asal Amerika Serikat, WikiLeaks mengidentifikasi Safadi memiliki kekayaan di Arab Saudi dan memiliki hubungan dekat dengan keluarga kerajaan Saudi. Pria berusia 75 tahun tersebut juga terpilih sebagai anggota parlemen di Tripoli pada tahun 2000 tetapi ia tidak ikut dalam pemilihan anggota parlemen terakhir.
Sementara istrinya, Violette Safadi merupakan Menteri Pemberdayaan Ekonomi Perempuan dan Pemuda di kabinet Hariri. [Mohamad Deny Irawan]