Jakarta, Gontornews — Penyebaran Virus Corona (Covid 19) yang terjadi selama setahun telah menjangkit siapa pun tidak terkecuali para pemimpin dunia. Hingga kini, pandemi tersebut masih terus menyelimuti dunia.
Dikutip dari laman Aljazeera, tidak kurang dari 12 pemimpin dunia yang sudah terjangkit Covid 19, mulai dari Perdana Menteri, Presiden hingga Pangeran, bahkan satu di antaranya meninggal dunia akibat virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina, tersebut.
Pemimpin dan tokoh politik yang terjangkit Covid 19, yang terbaru adalah Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Istana Kepresidenan Prancis, Elysee mengumumkan bahwa Macron telah terinfenksi Covid, pada hari Kamis (17/12). Pernyataan singkat itu tidak menyebutkan gejala apa saja yang dialami Macron, tetapi mengatakan bahwa dia akan mengisolasi diri selama tujuh hari.
Kemudian Presiden AS, Donald Trump dan istrinya, Melania Trump. Keduanya diketahui positif Covid 19 saat menyatakan hal itu di Twitter pada 2 Oktober lalu dan berada di karantina. Selama berbulan-bulan, Trump dianggap telah meremehkan virus yang telah menewaskan lebih dari 300.000 orang Amerika tersebut.
Dengan usianya yang sudah berkepala tujuh, maka Donald Trump dinyatakan sebagai Kepala Negara tertua yang terinfeksi virus itu.
Pada usia 74 tahun, presiden AS adalah kepala negara tertua yang terinfeksi virus hingga saat ini, dan usianya menempatkannya pada risiko komplikasi serius yang lebih tinggi dari COVID-19. Trump dirawat di rumah sakit selama tiga hari, dan kembali secara dramatis ke Gedung Putih.
Di urutan selanjutnya ada Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. Di usianya ke 55 tahun dirinya telah mengatakan bahwa saat dites, ia positif terkena virus corona dan melakukan isolasi diri, pada 27 Maret lalu. Satu pekan lebih pasca dinyatakan positif, ia dirawat di rumah sakit sebagai upaya pencegahan.
Lalu pada 6 April, Johnson dipindahkan ke unit perawatan intensif setelah gejalanya memburuk. Dia kemudian mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada staf Dinas Kesehatan Nasional karena telah menyelamatkan nyawanya ketika kondisinya berangsur baik.
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro juga di antara pemimpin dunia yang terinfeksi Covid 19, ia mengumumkan penyakitnya pada bulan Juli dan secara terbuka ia mencoba menggunakan hydroxychloroquine, obat malaria yang belum terbukti untuk kemudian ia promosikan sebagai pengobatan untuk COVID-19 dan dikonsumsi sendiri.
Sebelumnya, Bolsonaro menganggap enteng keberadaan virus tersebut dengan menyebutnya sebagai flu ringan. Bahkan dia telah mengabaikan jarak sosial pada demonstrasi yang meriah dan setiap perjalanannya seringkali tanpa masker.
Lalu ada juga Wakil Presiden Sudan Selatan Riek Machar dan istrinya Angelina Teny, yang juga menjabat sebagai menteri pertahanan, dinyatakan positif mengidap virus corona pada 18 Mei.
Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko yang sebelumnya menepis kekhawatiran tentang virus itu dan kengatakannya sebagai “psikosis” serta merekomendasikan vodka agar tetap sehat, mengatakan bahwa ia sendiri tertular tetapi tidak menunjukkan gejala pada Juli. Belarusia adalah salah satu dari sedikit negara yang tidak mengambil tindakan komprehensif terhadap virus tersebut.
Selanjutnya Presiden Honduras, Juan Orlando Hernandez pada bulan Juni mengumumkan bahwa dia dinyatakan positif, bersama dengan dua orang lain yang bekerja dekat dengannya. Bahkan ia telah mencoba pengobatan MAIZ, sebuah kombinasi microdacyn, azitromisin, ivermektin dan seng yang eksperimental dan belum terbukti. Dia sempat dirawat di rumah sakit dan dinyatakan sembuh.
Urutan selanjutnya adalah Pangeran Charles, Pangeran Wales dan pewaris takhta Inggris dinyatakan positif mengidap virus corona pada 25 Maret. Lalu di bulan yang sama Pangeran Albert II dari Monako juga dinyatakan positif mengidap virus korona.
Mantan perdana menteri Italia, Silvio Berlusconi juga dinyatakan positif COVID-19 pada 2 September bersama dengan dua anaknya.
Ali Larijani dari Parlemen Iran pada tanggal 2 April mengatakan dinyatakan positif terkena virus corona.
Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin, pada 30 April dalam pertemuan melalui video dengan Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa ia dinyatakan positif virus corona dan akan mengisolasi diri untuk melindungi anggota kabinet lainnya.
Selanjutnya juga ada Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan yang mengungkapkan bahwa dia dan keluarganya telah dites positif terkena virus, pada 1 Juni.
Sophie Gregoire Trudeau, pada 12 Maret, istri Prisaya Menteri Justin Trudeau dinyatakan positif COVID-19 setelah perjalanan ke Inggris.
Terakhir adalah Perdana Menteri eSwatini, Ambrose Dlamini, Monarki Absolut terakhir Afrika, meninggal di rumah sakit Afrika Selatan pada 14 Desember, satu-satunya pemimpin yang telah meninggal karena COVID-19.
Pandemi virus korona telah menyebar ke setidaknya 188 negara dan wilayah, dengan jumlah kematian di seluruh dunia akibat virus melewati tonggak sejarah yang suram lebih dari 1,6 juta, dengan lebih dari 74,6 juta kasus tercatat secara global.[Devi]