Washington, Gontornews – Jumlah korban meninggal akibat virus corona di Amerika Serikat melampaui 100.000 pada hari Rabu (27/5). Demikian menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins. Hal ini membuat AS menjadi negara pertama yang jumlah kematian karena virus menembus angka 100 ribu.
AS memimpin dunia dalam jumlah kematian dan infeksi, dengan setidaknya 100.047 kematian dan lebih dari 1,69 juta kasus yang dikonfirmasi.
Namun, Presiden Donald Trump terus menekan gubernur negara bagian untuk membuka kembali ekonomi dan wilayahnya.
Aljazeera merilis, Trump membual di Twitter tentang kenaikan awal dalam indeks pasar saham AS dan menegaskan bahwa “akan ada pasang surut, tetapi tahun depan akan menjadi salah satu yang terbaik yang pernah ada!”
Ke-50 negara bagian di AS telah mulai mengurangi pembatasan coronavirus dengan tingkat yang berbeda-beda. Di Illinois dan New York, restoran-restoran masih tertutup untuk bersantap di tempat, dan salon-salon rambut juga masih tutup. Sedangkan di negara bagian lain, khususnya di bagian selatan, sebagian besar bisnis telah dibuka kembali dengan pembatasan kapasitas.
Trump cenderung diam, tanpa komentar, tentang kematian akibat virus korona pada hari Rabu itu.
Trump beberapa bulan lalu menyamakan virus corona dengan flu dan menepis kekhawatiran bahwa itu dapat menyebabkan begitu banyak kematian. Padahal ilmuwan terkemuka AS memperingatkan bahwa 240.000 orang Amerika bisa mati karena wabah corona. []