Dalam perhelatan Sujud Syukur dan Pembukaan Peringatan 100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), KH Hasan Abdullah Sahal, menegaskan posisi PMDG sebagai pesantren yang telah diwakafkan kepada umat Islam di dunia. Bukan saja bangunan, harta benda atau tanah, Pondok Gontor juga telah mewakafkan seluruh ide dan sistem yang telah berlaku selama ini.
“Perlu kami sampaikan bahwa yang diwakafkan pondok ini bukan harta bendanya saja, bukan gedungnya saja, bukan tanahnya saja. Tetapi nilai-nilai yang ada di pondok ini, ide yang ada di pondok ini, sistem yang ada di pondok ini merupakan wakaf bagi kita semua,” ungkap Pimpinan PMDG KH Hasan Abdullah Sahal saat berpidato dalam acara yang digelar di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) Darussalam Gontor, Rabu, 27 September 2023.
“Jangan sampai gedungnya berdiri, menaranya tinggi menjulang, tetapi nilai-nilainya hilang. Maka ide, nilai dan segenap sistem yang ada di dalam pondok merupakan wakaf,” sambung putra salah satu pendiri PMDG, KH Ahmad Sahal, tersebut.
Wartawan Majalah Gontor, Mohamad Deny Irawan, berkesempatan menampilkan pidato bersejarah pembukaan Peringatan 100 Tahun Gontor yang akan berlangsung hingga tahun 2026 tersebut, dalam format wawancara sebagai berikut:
Apa yang ingin Kiai sampaikan dalam Peringatan 100 Tahun Gontor?
Saya mewakili sekaligus mengatasnamakan seluruh pimpinan pondok yang tiga orang: Saya KH Hasan Abdullah Sahal, KH Akrim Mariyat dan KH Amal Fathullah Zarkasyi menyampaikan uraian tentang 100 Tahun Pondok Modern dan kesyukuran serta hal-hal yang layak untuk kami sampaikan kepada antum semua.
Pertama, kita sudah tahu bahwa pondok ini diwakafkan. Perlu kami sampaikan, yang diwakafkan pondok ini bukan harta bendanya saja, bukan gedungnya saja, bukan tanahnya saja tetapi juga nilai-nilai yang ada di pondok ini. Ide yang ada di pondok ini, nilai-nilai yang ada di pondok ini, sistem yang ada di pondok ini wakaf bagi kita semua.
Jangan sampai gedungnya berdiri, menaranya tinggi menjulang tetapi nilai-nilainya hilang. Maka ide, nilai dan segenap sistem yang ada di dalam pondok merupakan wakaf. Maka yang berada di dalam pondok ini, dari mulai kiainya, direkturnya, rektornya sampai yayasannya, personil-personilnya merupakan personil-personil atau oknum-oknum atau insan-insan waqf basyariyah. Artinya, semuanya telah mewakafkan dirinya hatta al-mamat (sampai meninggal dunia).
Jadi diwakafkan dzāhiran wa bāthinan, mālan wa amwālan, wa ijtihādan. Tanpa ragu-ragu. Tahun 1958 pondok ini diwakafkan untuk seluruh umat Islam di dunia. Nadzirnya lembaga tertinggi pondok ini yaitu Badan Wakaf Pondok Modern Gontor yang kali ini dipimpin oleh Al-Ustadz KH Hidayat Nur Wahid dan Wakilnya KH Aflatun Mucthar. Anggota Badan Wakaf terdiri dari 15 orang. Inilah yang bertanggung jawab sebagai nadzir meneruskan perjuangan pondok agar pondok ini bisa terus berjalan meskipun para pendirinya sudah tidak ada.
Apa dampak positif diwakafkannya Gontor kepada umat Islam dunia?
Tidak perlu saya jelaskan di sini, yang jelas kami semuanya, bahkan umat Islam seluruh dunia bertanggung jawab mendapat amanat untuk meneruskan perjuangan ini karena pondok ini sudah diwakafkan pada umat Islam seluruh dunia. Jadi pondok ini bukan milik Republik Indonesia, bukan miliknya Jawa Timur, bukan miliknya Ponorogo, bukan miliknya Gontor Ponorogo tetapi milik umat Islam seluruh dunia
Alhamdulillah, dengan diwakafkannya pondok ini, yang semula memiliki lahan 1,7 hektare, setelah 100 tahun, kini telah mencapai 1.700 hektare. Alhamdulillah, seribu kali lipat.
Kalau dalam Al-Qur’an 700 kali lipat, ini sampai seribu kali lipat. Ini bukan jasa kami, bukan karena kami, bukan karena kami nabi. Kami bukan wali, kami manusia biasa yang banyak dosa. Inilah, jika Allah telah berkehendak, bahwasanya di Gontor ini berdiri sebuah pondok modern yang sekarang sudah berusia 100 tahun.
Kami sama sekali tidak pernah merasa berjasa. ini kehendak Allah dan kami kebetulan yang teramanati hidup pada saat ini. Kami tidak merasa berjasa. Tidak berbudi orang yang tak tahu budi dan tidak berbudi orang yang mengharap balas budi. Tidak berbudi orang yang mengharap balas budi dan juga merasa berjasa karena yang berjasa di dunia ini hanya Allah SWT.
Apa rahasia penegakan sistem wakaf di Pondok Modern Darussalam Gontor?
Setelah diwakafkan, struktur pondok ini yang sudah sedemikian rupa, tidak boleh berubah. Diwakafkan strukturnya, pimpinan pondok di atas yayasan. Yayasan pemeliharaan wakaf, yayasan yang mengurusi kehartabendaan pondok dipimpin oleh pimpinan pondok yang merupakan mandataris Badan Wakaf. Setiap 5 tahun sekali, Badan Wakaf mengadakan evaluasi kepada pimpinan pondok: bisa diganti, bisa diteruskan.
Alhamdulillah yang ada di dalam pondok ini sudah pakem, solid, konsisten, tertib, terstruktur, dan disiplin dalam pelaksanaannya. Alhamdulillah, selama 35 tahun lebih 3 tahun ini, kami bertiga tidak pernah, kalau ada kumpul di BPPM atau dalam suatu acara, terlambat setengah menit. Lima menit sebelum acara dimulai, kami sudah berada di tempat.
Yang akan datang, kader-kader wajib meneruskan sunnah ini. Kalau acara dimulai jam 8, pimpinan pondok harus datang 5 menit sebelum acara dimulai. Inilah sunnah sejak zaman Bapak KH Ahmad Sahal, KH Zaenuddin Fananie dan KH Imam Zarkasyi.
Apa dampak wakaf terhadap perkembangan kelembagaan di Gontor?
Di pondok ini ada beberapa lembaga. Lembaga kulliyyatul mu’allimin al-islamiyah yang setingkat SMP/SMA/Tsanawyah/Aliyah seperti yang diceritakan oleh Bapak KH Amal Fathullah Zarkasyi tadi dan perguruan tinggi yang status dan prestasinya sudah disampaikan Bapak KH Hamid Fahmi Zarkasyi, Rektor Universitas Darussalam Gontor.
Alhamdulillah, pondok ini sudah mempunyai 20 cabang, kampus putra dan putri. Jumlah santrinya saat ini mencapai 32 ribu orang yang dulu mula-mula hanya 16 santri. Waktu didirikan dulu, pondok ini santrinya hanya 16. Tapi tiba-tiba sekarang menjadi sekian ini karena apa? Semuanya ini kuasa dari Allah SWT.
Kami bertiga, pimpinan pondok merupakan mandataris Badan Wakaf. Badan Wakaf sebagai yang tertinggi sehingga apapun kepemimpinan yang ada di dalam pondok ini diajar, diajari, dipimpin, diteliti dan dievaluasi oleh Badan Wakaf. Kami hanyalah mandataris Badan Wakaf sehingga Bapak KH Hidayat Nur Wahid nanti kalau akan mengadakan impeachment diperbolehkan. Inilah pondok yang sudah diwakafkan dengan cara itu, sesuai dengan AD/ART yang ada. Maka inilah kata-kata almarhum bapak-bapak kita: “Jarang terdapat, sukar dicari, mahal harganya.”
Kami tidak pernah merasa berjasa. Ini jasanya kebersamaan, jasanya ukhuwah islamiyah, jasanya usaha keras kita semuanya dan dibantu oleh semuanya. Alhamdulillah, kami semuanya bisa bekerjasama. Kami bekerjasama dengan para pejabat, eksekutif, legislatif, yudikatif.
Bagaimana hubungan Gontor dengan para presiden di Indonesia?
Tujuh presiden Indonesia telah menginjakkan kakinya di sini. Mengakui pondok ini. Pondoknya Indonesia. Saya ingat Bapak Susilo Bandung Yudhoyono, kalau tidak salah, menyatakan (Gontor) ini aset negara bukan aset daerah. Maka bersyukurlah, untung di Indonesia ada Pondok Modern Darussalam Gontor.
Kalau nanti presiden yang ke-8 tidak ke Gontor, pertanyaannya dua: Kenapa Gontor tidak didatangi presiden? Atau kenapa presiden yang ke-8 tidak mau ke Gontor? Karena apa? Ini milik kita semuanya dan tanggung jawab kita semuanya, milik umat Islam semuanya. “Milik” bukan berarti untuk dijual jendela-pintunya atau gedungnya atau dimiliki hasilnya, tetapi “milik” sebagai amanat titipan umat kepada semuanya.
Gontor sukses menghasilkan pemimpin di dua ormas Islam terkemuka di Indonesia: Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Bagaimana caranya?
Alhamdulillah, anak-anak kita ada yang jadi MPR, Bapak Idham Chalid. Kemudian disusul, diwarisi lagi, oleh Bapak Hidayat Nur Wahid. Kemudian NU ada Pak Idham Chalid lalu KH Hasyim Muzadi. Di Muhammadiyah ada Din Syamsuddin. Alhamdulillah. Andai NU dan Muhammadiyah bersatu, dahsyat Indonesia.
Sekarang ini Muhammadiyah dan NU dan seluruh partai-partai terutama golongan Islam supaya noto ati. Karena kalau tidak noto ati, akhirnya pada sakit hati. Rusak hati. Akhirnya, mencari lagu tombo ati.
Gontor in syaa Allah menerima semua ini: Mau Gontor, mau Muhammadiyah, mau NU, mau Persis, apa saja, yang penting noto ati. []