قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (الأعراف: 32)
Katakanlah, “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pula yang mengharamkan) rezeki yang baik?” Katakanlah, “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat.” Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. (QS. al-‘Araf [7]: 32)
مَنْ كَانَ يُرِيدُ ثَوَابَ الدُّنْيَا فَعِنْدَ اللَّهِ ثَوَابُ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا بَصِيرًا (النساء: 124)
Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. an-Nisa’ [4]: 134)
Tasawuf merupakan ilmu yang sangat tinggi, yaitu ilmu untuk menyucikan jiwa, membersihkan pikiran, memerdekakan akal, dan melapangkan dada. Dengan ilmu tasawuf yang benar, maka kita akan semakin mudah dan ringan menjalankan segala perintah Allah SWT. Hilang rasa enggan dan malas, sirna rasa takut dan berat.
Dengan keluasan berpikir dan berakal tasawuf pula, akal dan pikiran menjadi merdeka semerdeka-merdekanya. Dengan benteng tasawuf, segala macam penyakit hati dan segala macam penyakit yang datangnya dari dalam akan lenyap. Inilah vaksin penolak penyakit hati.
Dengan ilmu tasawuf, segala iming-iming dan godaan hawa nafsu, kekejian, kekejaman, kebinatangan, keiblisan, kemurkaan, kesombongan, ketamakan, kekikiran, dan keserakahan akan terkupas sampai ke akar-akarnya. Pelajaran tasawuf yang paling utama merupakan amal atau perbuatan yang menuju kemuliaan budi dan akal.
Secara ringkas, karena buah dan pengaruh tasawuf, manusia semakin mendekatkan diri kepada al-Qur’an dan Hadis. Karena memang, tasawuf yang sejati itu bersumber dari al-Qur’an dan Hadis Sahih.
Karena meresapnya ilmu tasawuf itu pula yang menyebabkan manusia mudah menerima kebenaran, mudah kembali pada kebenaran dan kesucian jiwa, mudah berbuat kebaikan dan kebajikan, mudah insaf dan mudah tunduk pada nilai-nilai keutamaan, mudah tunduk kepada perintah Tuhan.
Secara otomatis, orang yang sudah meresap dan mendalam ilmu tasawufnya, maka akhlak dan perilakunya serba bersih, serba lapang, serba rajin, serba necis, serba tangkas, serba giat, serba bakti, serba gembira, dan serba-serbi yang senantiasa menunjukkan kelebihan dan keutamaan.
Bukan sebaliknya, akhlak dan perilakunya serba kotor, serba lembek dan serba penakut, serba pengecut, dan serba-serbi yang menunjukkan lesu dan lemah dalam semua perkara. Salah satu tanda orang yang telah mendalam ilmu tasawufnya, sampai-sampai tidak mengenal apa arti kesenangan dan nikmat keduniawian. Bahkan, seolah-olah keduniawian itu haram baginya.
Jika seorang ahli tasawuf sudah menceraikan dunia, menolak keduniaan, bahkan anti-keduniaan dan perhiasan-perhiasan yang semua itu oleh Tuhan disediakan buat umat yang hidup di dunia, apakah sikap orang seperti itu tidak menyalahi atau bertentangan dengan ajaran agama yang berbunyi, “Infakkan harta yang telah Tuhan diberikan kepada engkau untuk bekal di akhirat, tetapi jangan sekali-kali melupakan akan nasibmu di dunia.”
Jadi, jelas dan nyata pengaruh tasawuf terhadap kepribadian seseorang. Tidak suka pada keduniaan itu bukan menyalahi aturan dan perintah Allah, melainkan mestinya, semakin orang itu mendalam ilmu tasawufnya, semakin mendalam pula dia berusaha untuk mencapai kekayaan dunia, tetapi senantiasa adil dan seimbang untuk mencapai kebahagiaan akhirat. Jadi dunia kuat, akhirat bersiap.
Karena itu, hati-hatilah terhadap ilmu tasawuf yang sesat dan menyesatkan, yaitu ilmu tasawuf yang palsu. []