Pasang Iklan Pasang Iklan
  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah
Kamis, 25 Februari, 2021
Gontornews
  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
No Result
View All Result
Gontornews
No Result
View All Result
Home Laput

Menanti Pemimpin Jujur dan Adil

Rusdiono Mukri by Rusdiono Mukri
4 Desember 2018
in Laput
0
Menanti Pemimpin Jujur dan Adil

foto: esq

Seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar di hadapan Allah dan masyarakatnya. Tak heran jika Allah memberikan keistimewaan bagi pemimpin yang adil. Mengapa demikian?

Menjadi seorang pemimpin berpeluang besar untuk mendapatkan pahala yang berlimpah jika dilakukan dengan sebaik-baiknya. Rasulullah SAW bersabda, “Satu hari yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang adil jauh lebih baik daripada ibadah seseorang yang dilakukan sendirian selama enam puluh tahun.” (HR Al-Baihaqi)

Seorang pemimpin perlu menyadari begitu besar tanggung jawab dan dampak dari setiap keputusan yang diambilnya. Bahkan Umar bin Abdul Aziz pun mendatangi beberapa ulama untuk meminta nasihat, ketika dirinya diangkat menjadi seorang khalifah.

Seorang pemimpin yang adil pun memiliki keistimewaan doa-doa yang mustajab. Maka jangan abaikan doa yang diucapkan oleh pemimpin yang adil dan bijaksana. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah, “Tiga doa yang tidak tertolak: Doa pemimpin yang adil, orang yang puasa hingga berbuka, dan doa orang yang dizalimi.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

BACA JUGA

UNIDA, Buah Visioner Para Kiai Gontor

Falsafah Kepemimpinan Kolektif Gontor

Melawan Lupa Kekejaman PKI Menahan Para Kiai

Ikhtiar Pesantren Mengatasi Pandemi

Mewaspadai Bahaya Laten Komunisme

Maka dengan mengetahui berbagai keutamaan yang dijanjikan Allah kepada pemimpin yang menjaga amanat, hal ini memotivasi diri kita untuk menjadi sebaik-baik pemimpin.

Menurut Guru Besar Agama Islam Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS, bagi umat Islam, segala hal, baik perbuatan, ucapan, keputusan, maupun pilihan terhadap sesuatu, sekalipun secara lahiriah menyangkut urusan duniawi, sama sekali tidak dapat dan tidak boleh dipisahkan dari keimanan dan pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT di akhirat nanti.

“Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara urusan agama dan urusan dunia seperti paham sekuler yang memandang agama hanya sebagai urusan pribadi setiap orang,” ujarnya.

Kepemimpinan yang berakhlak tidak bisa dipungkiri merupakan harapan dan dambaan masyarakat. Sebagai ikhtiar untuk menjaga kemaslahatan bangsa, maka akhlak calon pemimpin haruslah menjadi faktor penentu dalam memberikan dukungan dan memilih seseorang untuk menjadi pemimpin yang akan memegang kekuasaan.

Didin mengatakan, Islam menggariskan empat sifat yang minimal harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang berakhlak, yaitu shiddiq, tabligh, amanah, dan fathanah. Shiddiq adalah lurus dan bisa dipercaya. Tabligh bermakna kemampuan menyampaikan kebenaran. Amanah ialah bertanggung jawab dalam menjalankan tugas. Fathanah artinya cerdas dalam arti mampu menjalankan kekuasaan dengan baik dan benar.

“Memilih seorang pemimpin adalah bagian dari urusan dunia sekaligus akhirat. Memilih pemimpin bagian dari urusan agama yang sangat penting. Islam tidak mengenal dikotomi atau sekulerisasi yang memisahkan antara  dunia dan akhirat, termasuk dalam memilih pemimpin,” ujar Prof Didin.

Menurutnya, ada empat syarat dalam memilih pemimpin sebagaimana disebutkan dalam Surah al-Maidah ayat 55. Pertama, beriman kepada Allah dan beragama Islam yang hafizhun alim. Hafizhun seorang yang pandai menjaga. Yakni, seorang  yang mempunyai integritas, kepribadian yang kuat, amanah, jujur dan akhlaknya mulia, sehingga patut menjadi teladan bagi orang lain atau rakyat yang dipimpinnya.

Seorang pemimpin yang amanah, kata Kiai Didin, akan berusaha sekuat tenaga untuk menyejahterakan rakyatnya, walaupun sumberdaya alamnya terbatas. Sebaliknya pemimpin yang khianat sibuk memperkaya diri sendiri dan keluarga serta kolega-koleganya, dan membiarkan rakyatnya tak berdaya.

Adapun alim, lanjut Didin, adalah seorang yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai untuk memimpin rakyatnya dan membawa mereka hidup lebih sejahtera.

Kiai Didin memaparkan, fakta menunjukkan Indonesia pernah mempunyai seorang pemimpin Muslim yang amanah dan berpengetahuan tinggi (hafizhun ‘alim), yakni Prof Dr BJ Habibie. “Beliau ahli tahajud, ahli puasa Senin Kamis, gemar membaca al-Qur’an, dan seorang ahli pesawat yang keilmuannya diakui oleh dunia internasional. Selama menjadi Presiden RI, beliau terbukti sukses melaksanakan tugasnya,” ujarnya.

Syarat kedua untuk menjadi seorang pemimpin menurut al-Qur’an adalah rajin menegakkan shalat. Sebab, shalat adalah barometer akhlak manusia. Pemimpin yang baik dan layak dipilih adalah pemimpin yang menegakkan shalat. Shalat melahirkan tanggung jawab. Kesadaran keimanan dan tauhid dibangun melalui shalat.

Syarat ketiga yaitu gemar menunaikan zakat dan sedekah. “Zakat itu bukan hanya membersihkan harta yang  kotor, melainkan membersihkan harta kita (harta yang bersih) dari hak orang lain,” katanya.

Didin mengemukakan, seorang pemimpin yang rajin berzakat dan berinfak, tidak akan korupsi. ”Sebab  dia yakin Allah sudah menjamin rezekinya, dan sesungguhnya rezeki yang halal lebih banyak daripada rezeki yang haram. Kalau sudah yakin seperti itu, untuk apa melakukan korupsi yang sangat dibenci Allah?”  tegas Didin.

Adapun syarat keempat adalah senang berjamaah. “Artinya suka bergaul dengan masyarakat, berusaha mengetahui keadaan rakyatnya dengan sebaik-baiknya, dan mencarikan jalan keluar atas persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakatnya,” ujarnya.

Sifat suka berjamaah atau memperhatikan masyarakat ini,  ditunjukkan dalam shalat fardhu berjamaah. Rasulullah setiap selesai shalat fardhu berjamaah lalu duduk menghadap kepada jamaah.

Kepemimpinan yang demikian ini akan dapat direalisasikan jika para pemimpin negeri ini melaksanakan dua fungsi utama kepemimpinan, yaitu sebagai ulil amri dan khadimul ummah.

Pemimpin yang memahami makna ulil amri akan memiliki kesadaran bahwa amanah jabatan dan kekuasaan yang dimilikinya harus dipergunakan sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya, sehingga ia akan berusaha untuk berlaku adil dan berusaha untuk melindungi kepentingan masyarakat, terutama kaum yang lemah.

Sedangkan khadimul ummah atau pelayan masyarakat adalah pemimpin yang berorientasi pada pelayanan masyarakat. Ia akan senantiasa berusaha untuk melakukan berbagai langkah dan upaya yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kepeduliannya terhadap kondisi masyarakat akan tecermin pada kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Pemimpin yang pro-rakyat inilah yang termasuk ke dalam salah satu kelompok yang akan dilindungi Allah di hari kiamat nanti.

Integrasi konsep ulil amri dan khadimul ummah inilah yang menjadi kunci kesuksesan kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Jika para pemimpin negeri ini mau menyadari dan berusaha untuk mengamalkan pola kepemimpinan yang berjalan di atas kedua pilar tersebut, hukum akan tegak, keadilan akan tercipta, dan kesejahteraan masyarakat akan terwujud.

Begitu pentingnya seorang pemimpin bagi komunitas Muslim, ajaran Islam mengatur secara khusus urusan ini. Seorang Muslim tidak seharusnya menyia-nyiakan urusan yang termasuk pada wilayah politik ini, meskipun tidak pula harus menjadikan proses sebagai sesuatu yang segala-galanya.

 

Jangan Antipolitik

Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW), mengajak umat Islam aktif berpartisipasi memilih pemimpinnya saat pemilu. Menurutnya, tahun 2018, adalah tahun politik. Tahun 2019, adalah tahun politik yang lebih besar.

Diungkapkannya, sudah waktunya umat Islam membuktikan bahwa politik itu bisa menciptakan kebaikan. Kata dia, sebagaimana politik Jakarta bisa menghadirkan pemimpin yang baik, bisa memimpin shalat berjamaah, memberikan kultum, dan memberi contoh-contoh yang baik.

Karena itu, Hidayat berharap umat Islam tidak antipolitik. Sebaliknya, umat Islam harus terlibat dalam politik dan ikut menentukan arah masa depan bangsa melalui keterlibatannya dalam dunia politik.

“Kalau umat Islam bersatu, kita bisa kalahkan pemimpin yang didukung oleh berbagai pihak, termasuk oleh pengusaha dan media massa. Kalau kita tercerai, maka yang akan mengambil untung adalah kelompok-kelompok kebatinan,” ujar Hidayat.

Dia menyatakan, seorang pemimpin baik skala besar atau kecil adalah rahmat dan anugerah Allah SWT yang harus disyukuri dan dijaga. Sebab, jabatan adalah amanah Allah dan rakyat.

Sehingga, kata dia, siapa pun yang mengemban amanah mesti bersyukur agar tidak kufur nikmat. Karena, pemimpin yang kufur nikmat dan tidak bersyukur akan mengarah kepada berbagai perilaku negatif, seperti tidak komitmen terhadap janji, represif, hingga tidak bermoral.

”Jika dia selalu bersyukur dan tidak kufur nikmat maka dia adalah pemimpin yang selalu wawas diri, meningkatkan kualitas diri karena dia tahu semua adalah anugerah Allah SWT,” ujarnya.

Hidayat mengungkapkan, umat Islam memiliki teladan dan contoh agung dalam mencari sosok seorang pemimpin, yakni sosok Rasulullah SAW.  Bahkan kepemimpinan Rasulullah pun diakui dunia. Seorang penulis terkenal dunia Michael H Hart mengeluarkan buku masyhur berjudul The 100. Buku ini memuat 100 tokoh dunia yang memiliki pengaruh kuat dalam sejarah manusia.  ”Di urutan pertama, dia memasukkan nama Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.

Menurut Hidayat, Michael melihat kepemimpinan Rasulullah adalah kepemimpinan yang universal. Bukan semata-mata milik Dunia Arab. Oleh karena itu, generasi muda Islam harus menyadari teladan tersebut dan harus mulai mencontoh keteladanan Rasul.

Indikator keberkahan yang didapat dari negeri yang beriman dan bertakwa adalah dengan hadirnya pemimpin yang bertakwa di negeri tersebut. “Dengan adanya pemimpin yang bertakwa, yang bekerja secara profesional dan bertanggung jawab, dari dirinyalah berkah yang melimpah itu akan hadir. Karena seluruh potensi jiwa, raga, dan pikirannya adalah untuk memberikan maslahat dan mensejahterakan umat dan rakyatnya,” terangnya.

Dengan takwanya, imbuh Hidayat, segala potensi dan sumberdaya yang diamanahkan padanya akan dimaksimalkan untuk kemajuan bangsa dan negaranya. Dengan takwanya segala maksiat, mafsadat, dan hal-hal yang membahayakan bangsa akan dihilangkan.

“Melalui pemimpin seperti inilah Allah Subhanahu Wata’la akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi. Karena dengan takwanya, ia mampu mengelola negara dengan baik,” paparnya.

Hidayat mencontohkan saat dulu Sunda Kelapa masih dikuasai oleh Portugis, rakyat Sunda Kelapa dijajah dan ditindas oleh penjajah Portugis. Hingga pada tahun 1527 M, Allah  menghadirkan seorang mujahid, pejuang, ulama, dai, yang bernama Fatahillah atau Falatehan atau Sunan Gunung Jati, yang juga merupakan salah satu Wali Songo, untuk memimpin perjuangan membebaskan Sunda Kelapa.

Hingga akhirnya Sunda Kelapa dapat dibebaskan dari Portugis pada tanggal 22 Juni 1527 M, bertepatan dengan 22 Ramadhan 933 H. Lalu kemudian Sunda Kelapa diubah oleh Fatahillah menjadi Jayakarta atau sekarang Jakarta, yang mengiyaratkan bahwa di Jakarta ketika itu sudah dikuasai oleh orang Indonesia, Jakarta dibersihkan dari kemaksiatan dan kerusakan yang dibawa oleh penjajah Portugis.

Sementara itu Dr Adian Husaini menjelaskan, Muslim mempunyai suri teladan yang utama dan abadi, yakni Nabi Muhammad SAW. Dalam hal sekecil-kecilnya, seperti bagaimana cara bangun tidur atau masuk kamar mandi, bagaimana adab naik kendaraan, maka setiap muslim harus berusaha mencontoh tata-cara (adab) Nabi Muhammad SAW.

Dalam konsep Islam, pemimpin sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, ibarat perisai (junnah). Tentu saja, dalam segala aspek kehidupan, mulai rumah tangga, organisasi, sekolah, universitas, sampai negara, idealnya sang pemimpin adalah orang yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia.

Dalam soal kepemimpinan politik kenegaraan, seorang Muslim wajib memilih pemimpin yang Muslim. Itu karena dalam konsep kepemimpinan Islam, pemimpin masyarakat bertugas memimpin dan membimbing rakyatnya agar hidupnya selamat, sejahtera, dan bahagia dunia dan akhirat. “Ini bedanya dengan konsep kepemimpinan sekuler, yang memandang pemimpin hanya sebatas aspek materi dan duniawi saja,” katanya.

Pemimpin kenegaraan, memiliki wewenang untuk membuat hukum dan peraturan bagi masyarakat. Tentu diharapkan, pemimpin yang baik akan membuat paraturan yang baik pula. “Benarlah kata Imam al-Ghazali, bahwa rakyat rusak karena pemimpin atau umara rusak. Umara rusak karena ulama rusak, dan seterusnya,” jelasnya.

Adian menegaskan perlunya pemimpin Muslim yang tidak sekedar beragama Islam, tetapi yang benar-benar beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia. Umat Islam harus menjadi umat terbaik, karena mereka mendapatkan amanah melanjutkan perjuangan para Nabi dalam menegakkan kebenaran. n

Tags: AdilJujurPemimpin
Share12Tweet8Send
Previous Post

Pantun Jenaka Ustadz Haikal Hassan Baras

Next Post

Cita-cita Keabadian Gontor

Rusdiono Mukri

Rusdiono Mukri

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Klik Untuk Memesan Buku

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Informasi Pendaftaran Santri Baru Ma’had Al-Muqoddasah Li Tahfidzil Qur’an

Informasi Pendaftaran Santri Baru Ma’had Al-Muqoddasah Li Tahfidzil Qur’an

22 Desember 2020
Masjid Jami' Pondok Modern Darussalam Gontor

Pendaftaran Gontor Dilakukan Online. Begini Caranya!

30 April 2020
Bimbel Primago Adakan Workhshop dan Imla Competition Primago 2021 Gratis Bagi Calon Pelajar Gontor 2021

Bimbel Primago Adakan Workhshop dan Imla Competition Primago 2021 Gratis Bagi Calon Pelajar Gontor 2021

24 Februari 2021
KH Hasan Abdullah Sahal | radikalisme

Kita Dijebak dengan Istilah Radikalisme

18 Oktober 2020
Lima Makanan Herbal Membantu Mengobati Cikungunya

Lima Makanan Herbal Membantu Mengobati Cikungunya

19 September 2018
Foto: Hurriyetdailynews.com

Turki Mulai Vaksinasi Guru Sebelum Pembelajaran Tatap Muka

25 Februari 2021
Foto: everythingrf.com

Teknologi LoRa: Solusi Alternatif Media Komunikasi Para Pendaki

25 Februari 2021
Perda Pesantren Rampung, Pemprov Jabar Siapkan Regulasi Bisyaroh Para Kiai

Perda Pesantren Rampung, Pemprov Jabar Siapkan Regulasi Bisyaroh Para Kiai

25 Februari 2021
Ghana Terima Vaksin Covid-19 dari Skema COVAX

Ghana Terima Vaksin Covid-19 dari Skema COVAX

25 Februari 2021
Anggota Komisi VIII DPR Akan Perjuangkan Pesantren dan Madrasah Dapat BOS

Anggota Komisi VIII DPR Akan Perjuangkan Pesantren dan Madrasah Dapat BOS

25 Februari 2021
Gontornews

Kantor :
Jalan Taman Sejahtera No.1A RT.06 RW.03 (Samping Masjid Jami' Al-Munir) Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan
Telp : 021-29124801
Fax : 021-29124802
Layanan Pelanggan : 0819-1515-1456 (Khusus WA)
Email :
sirkulasi@gontornews.com
iklan@gontornews.com
penjualan@gontornews.com

Cari

No Result
View All Result

Tentang Kami

  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah

© 2018 gontornews.com. All Rights Reserved

  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
No Result
View All Result

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com