Anak-anakku, mahasiswa dan mahasiswi di Kairo, Mesir, yang amat saya cintai. Mengucapkan kata-kata ini benar-benar sebagai bapak yang ingin anak-anaknya melebihi kualitas lahiriah dan batiniah. Tujuannya, agar kualitas generasi ini dan akan datang lebih baik dibandingkan dengan generasi yang lalu. Agar jangan berputus asa, bahwasanya generasi ini bisa berperan dan berprestasi lebih baik dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Allah memberikan kelebihan masing-masing, dan tiap generasi mempunyai spektrum yang terbentuk oleh situasi dan kondisi serta naluri manusia yang berinteraksi dengan lingkungan, situasi, dan kondisi.
Untuk di Kairo, yang tidak boleh dilupakan yaitu prestasi keilmuan, karena Mesir tersohor dan terkenal sebagai sumber ilmu dan budaya Islam yang berjasa besar dalam perkembangan Islam dan keilmuan, maka kami berharap anak-anakku bukan hanya bisa dalam bidang keilmuan, namun juga ahli.
Jangan lupa bahwa keahlian dalam bidang keilmuan, aplikasinya tidak selalu sama. Apabila lingkungannya berbeda, pelajaran yang diperoleh tidak akan selalu sesuai dengan situasi dan kondisi di Kairo. Oleh karena itu, dibutuhkan kecerdasan berinteraksi, dan hal ini menentukan kesuksesan dan keunggulan dengan ibadah dan kedekatan kepada Allah.
Dalam mempelajari apa pun, jangan lupa untuk berdoa dan tadabbur atas qadar Allah. Manusia memiliki kemampuan, dan Allah memiliki kekuasaan. Tidak ada manusia yang bisa menyalahkan takdir Allah, tidak bisa menjadikan takdir Allah sebagai alasan. Ini ajaran kita.
Maka di Kairo, supaya kalian terdidik menjadi manusia yang bermental utuh, baik secara horizontal maupun vertikal, sehingga kalian tidak akan tersingkir oleh alam, umat, dan prestasi. Terkadang, orang tidak meraih prestasi dan mengatasi kegagalan dengan menyalahkan orang lain atau menyalahkan sebab lain, padahal itu kegagalan diri sendiri dan sejatinya lebih baik ditangani dengan keikhlasan.
Setiap orang memiliki kelemahan dan kelebihan, dan Allah mengetahui keduanya. Oleh karena itu, Allah selalu menguji kita.
Maka bagaimana cara terbaik untuk mengambil pelajaran, kehidupan, dan hidup ini sebaik mungkin? Maka Allah akan memberikan “rapor” di akhirat. Inilah tempat kita berjuang dengan amalan kita sendiri. Semoga amal kebaikan kita lebih menonjol daripada kejelekan kita.
Maka dalam menuntut ilmu, lakukanlah fii sabilillah, supaya segala kegiatan dikembalikan kepada Allah. Saat ini, umur kalian paling ideal untuk membekali diri dan belajar, bukan hanya ilmu tapi juga kehidupan. Karena di luar sana, orang cenderung terjebak ke arah kehidupan materialistik dan menjauh dari Allah. Akhirnya, hidup menjadi materialistik seperti yang terjadi saat ini. Oleh sebab itu, hati-hatilah.
Doakan kami yang telah melewati usia 60, supaya akhir hidup kami penuh kebaikan dan kami mendapatkan tempat yang terpuji, beramal shalih, menuju Allah.
Anak-anakku, mahasiswa dan mahasiswi, kesempatan ini tidak akan terulang. Masa menuntut ilmu merupakan masa yang paling indah dalam hidup. Bersyukurlah untuk menggali potensi.
Mahasiswa/mahasiswi, kalian semua ditugaskan untuk dididik dalam keislaman, keilmuan, dan kemasyarakatan. Di kesatuan Pondok Gontor putra/putri, hidup itu dibina dan membentuk kepribadianmu. Oleh karena itu amalkan semuanya di masyarakat. Hidupmu bisa menjadi ilham dan pegangan bagi masyarakat. Kami hanya bisa mendidikmu, namun jangan lepaskan kesempatan ini untuk mendidik diri sendiri, umat, dan keluarga. Allah yang akan menentukan hasilnya sesuai dengan usaha kita. Maka jangan sepelekan kehidupan ini. Untuk mengembangkan potensi positif anak-anakku, bakat positif harus dialirkan ke dalam kegiatan positif. In ahsantum ahsantum lianfusikum. Anak-anakku sekalian selamat menikmati masa indah ini doakan kami husnul khatimah. []