Paris, Gontornews — Ribuan aktivis oposisi Iran berkumpul di Paris, Prancis, Sabtu (9/7), menghadiri salah satu aksi unjukrasa anti-rezim terbesar yang diselenggarakan oleh Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI).
Pangeran Turki Al-Faisal, dalam pidatonya mengatakan “Rakyat Iran adalah korban pertama dari Ayatollah Sayyid Ruhollah Khomeini.”
Pangeran Turki bersumpah untuk bersama dengan oposisi Iran dalam upaya menghapus apa yang disebut “Khomeini kanker”.
Pangeran Turki mencatat sejarah persahabatan dan kerjasama antara orang-orang Arab dan Persia, menyoroti hubungan budaya, agama dan bahasa.
Dia mengatakan, ketegangan antara Iran dan negara-negara Arab saat ini merupakan ketegangan luar biasa sepanjang sejarah.
Kepala gerakan oposisi Iran yang berbasis di Prancis mengatakan, Teheran menyembunyikan  kegagalan dengan mendukung  pembantaian yang dilakukan oleh rezim Suriah.
Menurut Maryam Rajavi, presiden terpilih dari NCRI, mengatakan mereka menolak rezim Wilayat Al-Faqih meningkat dan menyebar mempengaruhi mereka. Pemimpin oposisi ini juga memperingatkan bahwa eksekusi dan penangkapan terus berlangsung sejak revolusi Iran tahun 1979.
Dia mengatakan perubahan rezim adalah  satu-satunya solusi bagi Iran untuk keluar dari kondisi yang kian memburuk ini.
NCRI juga dikenal sebagai Rakyat Mujahidin Iran atau dengan singkatan MEK, diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Iran.
NCRI mengatakan, lebih dari 100 ribu orang telah menghadiri perkumpulan “Pembebasan Iran”.
Pangeran Turki memberikan penghormatan khusus untuk gerakan “martir” serta pemimpinnya Mariam Rajavi dan almarhum suaminya dan mantan pemimpin Massoud Rajavi untuk perjuangan mereka demi mengakhiri rezim radikal di Iran.
Acara konferensi yang disiarkan langsung ke beberapa saluran berita Arab termasuk Al Arabiya dan Al Hadath serta berbasis di Abu Dhabi Sky News Arabia. [Fathurroji/Rus]