Islamabad, Gontornews — Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengatakan bahwa tindakan keras pasukan India dalam menghadapi protes masyarakat serta perbedaan pendapat di Kashmir dan Jammu hanya akan mendorong lebih banyak masyarakat Muslim di kedua wilayah yang terjerembab ke dunia ekstremisme.
“Ketika kekejaman mencapai puncaknya, seseorang akan lebih memilih mati dari pada hidup dalam kondisi terhina,” kata Khan di Muzaffarabad, Azad Kashmir, Jumat (14/9), sebagaimana dilansir Reuters.
“Saya ingin memberitahu India bahwa dengan menahan ribuan orang, anda akan mendorong orang ke dunia ekstremisme,” sambungnya merujuk pada penahanan lebih dari 4.000 warga Kashmir sejak status otonomi khusus di wilayah tersebut dicabut oleh Pemerintah India.
Sebagaimana diketahui, India mencabut status khusus bagi Jammu dan Kashmir pada 5 Agustus 2019 silam. Tidak hanya itu, pemerintah India juga mencabut saluran telekomunikasi, menangkap sejumlah pemimpin kelompok hingga memberlakukan jam malam di Kashmir dan Jammu.
Imran Khan meyakini bahwa apa yang dilakukan oleh Pemerintah India hanya akan membuat masyarakat Muslim di Kashmir dan Jammu meyakini apa yang harus mereka lakukan yaitu bangkit dan melawan India dengan seluruh jiwa raga.
“Orang-orang (Kashmir dan Jammu) akan bangkit melawan India. Ini bukan hanya tentang Muslim di India tetapi ada sekitar 1,25 miliar Muslim di seluruh dunia yang menyaksikan hal tersebut,” kata mantan atlet kriket legendaris Pakistan tersebut.
Khan berjanji bahwa ia akan memperjuangkan aspirasi masyarakat Kashmir dalam sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, pekan depan. Karenanya, Khan juga meminta kepada seluruh masyarakat di Azad Kashmir untuk menahan seluruh tindakan apapun yang ditujukan untuk melawan India hingga ia menyampaikan keadaan Kashmir ke PBB.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi, berujar jika masuknya sejumlah pasukan mliter India ke Kashmir dan Jammu meningkatkan hantu genosida di wilayah yang dipersengketakan Pakistan dan India itu.
Pemerintah India berdalih bahwa pencabutan status khusus di Jammu dan Pakistan dimaksudkan untuk membantu mereka memerangi terorisme dan ekstremisme serta meningkatkan pembangunan ekonomi di kawasan tersebut.
Sekitar dua pertiga populasi Jammu dan Kashmir adalah Muslim sementara mayoritas masyarakat India beragama Hindu. India ‘bertugas’ untuk memerintah wilayah Kashmir terutama mereka yang beragama Hindu di kota Jammu. Sedangkan Pakistan mengendalikan wilayah Barat Kashmir. Dan Cina kebagian dataran tinggi sebelah utara Kashmir. [Mohamad Deny Irawan]