Istanbul, Gontornews — Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan, situasi sebagian besar Negara masih di bawah kendali pemerintah setelah upaya kudeta Turki oleh sekelompok tentara, Jumat (15/7) malam.
Sekretaris pers dari lembaga intel Turki, MIT, juga mengatakan situasi “kembali normal” setelah usaha pengambilalihan gedung-gedung utama dan militer di Istanbul dan ibukota Ankara. “Kudeta berhasil dikendalikan,” kata Nuh Yilmaz.
Stasiun radio TRT yang diambil alih oleh komplotan kudeta, berhasil direbut kembali oleh pasukan keamanan. Sebelumnya, kelompok bersenjata yang menyebut dirinya “Peace in the Country Councilâ€, telah memaksa TRT untuk membacakan pengakuan pengambilalihan kekuasaan di negara itu.
Mereka menewaskan 17 polisi dalam serangan di markas Departemen Pasukan Khusus di distrik Golbasi di ibukota Turki, Ankara.
Masih di distrik yang sama, dua karyawan TÃœRKSTAT, operator satelit Turki, juga tewas dalam serangan kelompok itu.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dalam sebuah wawancara telepon dengan CNN Türk bahwa “kelompok minoritas” dalam militer telah berusaha melakukan kudeta. Ia pun bersumpah untuk menumpasnya dan meminta rakyat Turki untuk bersatu.
Menteri Kehakiman Turki, Bekir Bozdag, mengatakan kudeta itu tidak akan berhasil. Sebab, semua partai politik dan lembaga-lembaga penyiaran mendukung demokrasi. Menurutnya, kudeta ini tidak diperintahkan oleh para jenderal yang menjadi pucuk pimpinan militer Turki.
Kepala Angkatan Laut Turki Bulent BostanoÄŸlu mengatakan, “Sebagai komandan, kami secara terbuka menolak upaya ini.â€
Komandan Staf Umum Pasukan Khusus Zekai Aksakallı mengatakan, “Upaya bandit tidak akan berhasil.†Menurutnya, para pemberontak itu adalah “kelompok kecil di Angkatan Darat Pertama”.
“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, tentara Turki masih tetap dalam rantai komando,” paparnya seperti dikutip hurriyetdailynews.com, Sabtu (16/7).
Sedangkan Menteri Pertahanan Turki, Fikri Isik, mengatakan pernyataan kudeta oleh sekelompok tentara ini sebagai “pernyataan bajak laut”. Ia mengatakan upaya kudeta itu tidak terkait dengan komandan militer. [Rusdiono Mukri]