Ponorogo, Gontornews — Tampuk kepemimpinan UNIDA Gontor mengalami sejumlah perubahan salah satunya posisi Rektor UNIDA Gontor. Setelah Prof Dr KH Amal Fathullah Zarkasyi didapuk sebagai Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) bersama KH Hasan Abdullah Sahal dan KH Akrim Mariyat, Pimpinan PMDG membacakan hasil keputusan Badan Wakaf tentang pengangkatan Prof Dr Hamid Fahmy Zarkasyi sebagai Rektor UNIDA Gontor yang baru.
Dilansir laman unida.gontor.ac.id, keputusan ini disampaikan oleh KH Akrim Mariyat dalam momen Kuliah Umum Babak 1 Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy Pondok Modern Darussalam Gontor.
Pengangkatan Prof Dr Hamid Fahmy Zarkasyi merupakan salah satu hasil dari sidang Badan Wakaf PMDG ke-86 yang berlangsung 27-28 November 2020 di Gontor.
Sebelum diberi amanah sebagai Rektor, Ustadz Hamid, sapaan Prof Dr Hamid Fahmy Zarkasyi, menggenggam amanah sebagai Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Tidak hanya itu, Ustadz Hamid juga penggagas Islamisasi Ilmu Pengetahuan di UNIDA Gontor yang menjadi salah satu kata kunci visi UNIDA Gontor.
Ustadz Hamid memperoleh gelar doktornya di International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC) Malaysia pada 2006. Saat itu, Ustadz Hamid berhasil menulis disertasi berjudul Al-Ghazali’s Concept of Causality: With His Reference to His Interpretations of Reality and Knowledge di bawah bimbingan langsung Prof Dr Syed Muhammad Naquib Al-Attas.
Pada 1998, Ustadz Hamid memperoleh gelar Master of Philosophy (M.Phil) dari University of Birmingham, Inggris. Saat itu, Ustadz Hamid menulis tesis berjudul Ibn Taimiyah’s Critique of Philosphy di bawah bimbingan Prof Dr David Thomas yang lantas diuji oleh Prof Dr Ian Netton.
Sebelum memperoleh gelar magister di Birmingham, Ustadz Hamid juga memperoleh gelar master di Institute of Education and Research (IER) University of Punjab, Pakistan. Kala itu, ia menulis tesis berjudul Educational Thought of al-Ghazali.
Saat ini, Ustadz Hamid juga mengembangkan buku pemikiran Islam dengan bahasa populer. Dua buku populer yang mendapat sambutan baik dari masyarakat yaitu 1) Misykat: Refleksi tentang Islam, Westernisasi dan Liberalisasi; dan 2) Liberalisasi Pemikiran Islam: Gerakan Bersama Missionaris, Orientalis dan Kolonialis.
Perhatian utamanya, sebagaimana dilansir unida.gontor.ac.id, membangun pemikiran Islam yang berbasis worldview Islam. Hal ini bisa dilihat dari beberapa makalahnya yang telah terbit di berbagai jurnal atau disampaikan di berbagai jurnal atau disampaikan di berbagai seminar.
Di antanya: (1) Ibn Sina on Wajib al-Wujud; (2) Ibn Taymiyyah Critique of Metaphysics; (3) Knowledge and Knowing in Islam (Comparative Study of Badiuzzaman Nursi and SMN al-Attas); (4) Ibn Sina’s Islamization of Aristotle Philosophy; (5) Framework Kajian Filsafat Islam; (6) Worldview Asas Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer; (7) Hubungan Akal dan Wahyu Menurut Ibn Taymiyyah dan Ibn Rusyd; (8) Inculcation of Values in Technology; (9) Transcendental Unity of Apperception In Kant’s Theory of Knowledge; dan (10) Aristotle’s Natural Theology. [Mohamad Deny Irawan]