Jakarta, Gontornews — Kehadiran para ulama di Indonesia, selalu memberi warna tersendiri bagi perkembangan umat Islam maupun pembangunan bangsa. Peran besar mereka dalam memberikan pencerahan bagi umat khususnya melalui lembaga pendidikan dan ormas-ormas keagamaan sangat berandil besar dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di Nusantara.
Melihat kegemilangan perjuangan dan pergerakan para ulama terdahulu, tentunya kita bertanya-tanya, bagaimanakah proses melahirkan sosok-sosok ulama hebat seperti mereka? Lantas, apa sajakah yang perlu dipersiapkan oleh keluarga, lingkungan, atau bahkan negara dalam membentuk generasi tangguh seperti mereka?
Kepada Gontornews.com, Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Satori Ismail mengutarakan, “Ketika kita hendak membicarakan sosok seorang ulama, hendaknya kita mengetahui kejelasan definisi ulama itu sendiri.” Ulama menurutnya ialah sosok orang berilmu yang mana dengan ilmunya tersebut mampu membuat dirinya semakin takut kepada Allah SWT dan bukan malah semakin sombong serta jauh dari Sang Khaliq.
Segala persiapan dalam menyambut kelahiran seorang manusia yang baik dan berbobot memang tidak sembarangan. Menurutnya, hal pertama dimulai sejak pemilihan calon pasangan hidup, istri shalihah.
Istri shalihah jelas dapat membawa alur keluarga menuju keberkahan dan kebahagiaan. Hal ini tentunya juga harus didukung dengan sosok pemimpin keluarga yang shalih pula.
Jika hal tersebut telah terpenuhi, tahap selanjutnya adalah dengan membiasakan menjauhkan diri dari makanan, minuman, atau hal-hal lain yang diharamkan Allah, karena secara tak disadari hal ini sangat berpengaruh besar dalam penanaman bibit-bibit unggul di dalam sebuah keluarga kecil.
Kehadiran para ulama di dunia tentunya sangat bergantung pada peran kedua orangtua mereka. Ulama yang hebat, semenjak kecilnya sudah mulai dikenalkan dan ditanamkan nilai-nilai ketauhidan, termasuk kedisiplinan untuk memperdalam ilmu-ilmu al-Qurβan dan al-Hadis.
Dengan begitu, kehadiran orangtua yang bertakwa selain berperan dalam mendekatkan keluarga pada pintu berkah juga mampu memberikan warisan kekayaan ilmu pengetahuan khususnya agama kepada anak keturunannya.
Proses penting lainnya adalah kecerdasan memilih lembaga pendidikan yang tepat bagi anak. Di mana anak bisa mendapatkan ilmu-ilmu dasar keagamaan dan pengetahuan umum yang cukup serta penguasaan bahasa asing khususnya bahasa Arab. Sehingga mampu membuka wawasan intelektualnya terlebih untuk memperdalam dan mengambil apa yang terdapat dalam al-Qurβan dan Hadis.
Ridlo Zarkasyi (putra bungsu KH Imam Zarkasyi, pendiri Pondok Modern Gontor Ponorogo) mengatakan bahwa dulu ayahnya adalah salah seorang pelajar yang tekun dan selalu merasakan ketidakpuasan dengan ilmu yang ia dapat. Ia bahkan berani berganti-ganti sekolah hingga akhirnya memutuskan untuk belajar di Padang Panjang.
Dari keberagaman pola pendidikan dan pengajaran yang ia dapat, maka dari saat itulah pola pemikiran dan kepribadiannya mulai terbentuk kuat. Baginya tidak ada yang perlu ditakuti dalam belajar, karena hal terpenting adalah keyakinan dan kesungguhan.
Berawal dari keberanian dan tekad yang kuat pada diri seorang Imam Zarkasyi inilah, akhirnya ia mampu berkarya dan menjadi salah seorang sosok teladan masyarakat Indonesia sampai sekarang. [Edithya Miranti]