Kabul, Gontornews — Setidaknya 27 orang tewas dan 40 lainnya terluka dalam serangan bom bunuh diri di sebuah akademi polisi di dekat ibukota Afghanistan, Kabul, Kamis (30/6). Taliban telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Gubernur Paghman, Mousa Rahmati, mengatakan kepada Associated Press bahwa serangan itu terjadi sekitar 20 km sebelah barat Kabul.
Dia mengatakan, para korban ledakan adalah para taruna polisi yang baru kembali dari pusat pelatihan di Provinsi Wardak dan sedang menuju ke ibukota untuk berlibur.
Taliban mengatakan mereka berada di belakang serangan itu. Kelompok itu mengatakannya melalui email yang dikirim ke Associated Press melalui jurubicara Zabihullah Mujahid.
Mantan anggota parlemen Afghanistan Daoud Sultanzoy mengatakan, korban tewas dalam serangan yang “sangat terkoordinasi dengan baik dan direncanakan” itu diperkirakan terus bertambah.
“Kelompok ini memiliki informasi yang cukup untuk melakukan kekejaman ini secara terencana,” katanya kepada Al Jazeera. Ia menambahkan, meningkatnya serangan merupakan tanda-tanda keputusasaan Taliban.
“Taliban meningkatkan serangannya karena mereka kalah perang, komandan mereka dibunuh, kegiatan mereka terhambat oleh pasukan keamanan kami.”
Serangan itu merupakan serangan besar terakhir, dan terjadi hanya sembilan hari setelah 14 penjaga keamanan Nepal tewas dalam serangan bom bunuh diri di minibus mereka. [Rusdiono Mukri]