Cirebon, Gontornews — Usia Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA) Cirebon memang masih seumur jagung dibanding umumnya pesantren besar di Indonesia. Tahun ini, usianya belum genap 10 tahun. Tapi jika dilihat dari tingkat penyebaran alumninya yang melanjutkan ke perguruan tinggi kelas dunia di luar negeri, Pesantren Bina Insan Mulia menjadi terdepan.
Pada Ahad (19/6/2022), Pesantren BIMA mewisuda 182 alumninya di Aston Cirebon Hotel & Convention Center. Acara berlangsung dari jam 19.00 hingga jam 24.00.
Para wisudawan merupakan santri yang telah lulus dari SMP Unggulan Bina Insan Mulia, SMK Unggulan Bina Insan Mulia dan Madrasah Aliyah Unggulan Bertaraf Internasional (MAUBI) Bina Insan Mulia.
Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH Imam Jazuli Lc MA menyampaikan pesan bahwa sejak mendirikan Pesantren BIMA, targetnya bukan semata ingin menghasilkan alumni yang baik dan pintar tetap juga mencetak alumni yang kuat dan bermanfaat.
“Masuk pesantren itu insya Allah akan menjadi orang baik dan orang pintar. Tapi kami ingin mencetak orang-orang yang kuat dan bermanfaat,” kata Kiai Imam Jazuli dalam rilis yang diterima Gontornews.com.
Kiai yang kerap dijuliki sebagai sosok yang “without the box thinker” ini menegaskan bahwa pihak pondok terus mendoakan dan memperjuangkan santri-santri menjadi orang yang dipercaya oleh Allah untuk menangani urusan publik yang dampaknya langsung dan besar kepada kehidupan masyarakat.
Misalnya menjadi bupati, anggota dewan, gubernur, direksi BUMN, direksi perusahaan nasional dan multi nasional, duta besar dan berbagai posisi yang dampaknya besar pada perubaan Indonesia.
“Yang jadi guru ngaji seperti saya, menjadi ustadz, menjadi kiai, maksimal 2% saja,” tegas Kiai dalam sambutannya.
Untuk mewujudkan mimpi besar tersebut, Pesantren BIMA memiliki departemen khusus yang bekerja untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Kiai Imam Jazuli selalu mengarahkan bahwa perjuangan yang all-out itu bukan semata dengan uang, pikiran, dan jaringan, tetapi juga tirakat. “Pesantren Bina Insan Mulia adalah satu-satunya pesantren yang memasukkan Tirakat Dalail sebagai program unggulan dalam pendidikan akhlak.”
Dengan usaha yang dhohiron wabatinan tersebut, menurut Kiai lulusan Al-Azhar Mesir ini, hasilnya dahsyat dan nyata. Dari 186 lulusan yang diwisuda tahun ini, 1 orang diterima di Universitas Zaitunah Tunisia, 8 orang diterima di China (Chongqping dan Zhejiang University of China), 25 orang diterima di Turkey (Istanbul University, Angkara University, dll), 60 orang diterima di Mesir (Al-Azhar University) dengan berbagai jurusan, 10 orang diterima di Jerman (Gewerbliche Tubingen Germany, dll) dan 1 orang di Taiwan.
Sisanya, alumni Pesantren BIMA diterima di sejumlah kampus negeri dan swasta ternama di dalam negeri seperti Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, UIN Bandung, UIN Jakarta, Universitas Bina Nusantara dan lain-lain.
Seiring dengan meluasanya sebaran alumni pesantren BIMA di negara-negara Timur Tengah, Eropa, Australia, dan Asia, maka terwujudnya mimpi adanya diaspora Indonesia dari Pesantren BIMA bukan lagi sebuah khayalan, tapi sebuah kepastian.
Di tahun sebelumnya, Pesantren BIMA menjadi pesantren terbanyak dalam mengirim santrinya ke luar negeri. Bahkan untuk sekolah vokasi (SMK), SMK Bina Insan Mulia menjadi satu-satunya sekolah di dunia yang alumniya dapat diterima di Universitas Al-Azhar Mesir bidang studi Islam, seperti tafsir, akidah dan filsafat, bahasa Arab dan lain-lain.
Di hadapan 900-an orang yang hadir di ballroom Hotel Aston Cirebon, Dr Ubaydillah Anwar, selaku konsultan HCM (Human Capital Management) Pesantren BIMA menyampaikan pendidikan Pesantren BIMA menyasar pada faktor inti keberhasilan sebuah lembaga yang teruji di dunia seperti penanaman konsep diri dari Kiai yang optimal, pelatihan soft skills yang intensif, pengalaman menjalankan metode pembelajaran yang efektif dan kurikulum pesantren yang selalu dikontekstualisasikan dengan kebutuhan dan perubahan zaman. [Mohamad Deny Irawan]