Dari contoh terakhir yang dikemukakan Malik bin Nabi pada tulisan terdahulu, terlihat jelas kaitan Islam dengan kebudayaan. Islam merupakan agama yang mendorong pemeluknya untuk melahirkan kebudayaan. Al-Qur’an dan Sunnah sarat dengan pesan-pesan yang menggerakkan umat Islam untuk menciptakan kebudayaan, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi adalah salah satu dimensi darinya.
Untuk menyebut beberapa saja dari ajaran Islam yang menjadi faktor pendorong lahirnya kebudayaan, marilah kita ikuti uraian Pak Natsir dalam karyanya Kebudayaan Islam dalam Perspektif Sejarah (1988:47-52).
- Penghormatan terhadap akal
Islam menghormati akal mausia dan memerintahkan manusia untuk menggunakan akalnya guna meneliti dan memikirkan alam semesta. Dalam hal ini Allah SWT berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”.(QS 3:190)
Ayat ini dilanjutkan:
“Mereka yang mengingat Allah sambil berdiri dan atau duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”(QS 3:191)
Dalam sebuah Hadis disebutkan (artinya): “Agama itu ialah akal, tidak ada agama bagi seseorang yang tidak berakal.”
- Kewajiban menuntut ilmu
Islam mewajibkan umatnya, baik laki-laki maupun wanita, untuk menuntut ilmu. Allah SWT berfirman yang artinya: “Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”(QS 58:11)
Dalam Hadis Nabi disebutkan (artinya): “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” Dalam Hadis lain disebutkan (artinya): “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat.”
- Larangan bertaklid buta
Agama Islam melarang para pemeluknya untuk bertaklid buta, menerima sesuatu tanpa diperiksa walau dari siapapun datangnya. Dalam hal ini Pak Natsir menyitir Surat al-Isra’: 36, yang berbunyi (artinya):
“Dan janganlah kamu mengikuti apa-apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (Bersambung)