Kompetisi riset antariksa di masa depan akan semakin ramai. Menyusul AS dan Rusia, China mulai bergeliat dengan serangkaian misinya. Mulai dengan pengembangan satelit komunikasi, pemantau cuaca, hingga satelit penjelajah pengintai misteri Bulan.
Senin ketiga Mei 2018, China menorehkan sejarah dengan meluncurkan satu satelit untuk mempersiapkan hubungan komunikasi antara Bumi dan pesawat penjelajah bulan Chang’e-4 . Satelit generasi baru ini g dirancang untuk mengeksplorasi sisi jauh bulan yang masih misterius.
Menurut keterangan China National Space Administration (CNSA) yang dirilis
kantor berita Xinhua, satelit itu bernama Queqiao (Magpie Bridge). Dibawa oleh roket Long March-4C, satelit itu meluncur dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang di bagian barat daya China Senin (21/5) pukul 05.28 waktu setempat.
“Peluncuran ini adalah langkah kunci bagi China untuk mewujudkan tujuannya menjadi negara pertama yang mengirim pesawat ke daratan lunak dan menjelajahi sisi jauh bulan,” ungkap Zhang Lihua, manajer proyek satelit tersebut.
Satelit itu akan menetap di orbit yang berada sekitar 455.000 kilometer dari Bumi dan akan menjadi satelit komunikasi pertama di dunia yang beroperasi di sana.
Tampaknya, China serius ingin bersaing dengan Rusia dan Amerika Serikat untuk menjadi kekuatan utama antariksa pada 2030. Menurut Reuters, negara Tirai Bambu ini juga berencana meluncurkan konstruksi pesawat antariksa berawak buatannya ke stasiun antariksa tahun depan. menurut siaran Reuters.
China berencana untuk meluncurkan pembangunan stasiun angkasa berawak sendiri tahun depan. Sementara China bersikeras bahwa ambisinya murni bermaksud dengan damai, Departemen Pertahanan AS telah menuduh mereka melakukan kegiatan yang bertujuan mencegah negara-negara lain menggunakan aset berbasis ruang selama krisis.
Roket Swasta Pertama
Empat hari sebelumnya, Kamis (17/5), China telah meluncurkan roket pertama yang dikembangkan swasta dari landasan peluncuran yang sama. Xinhua menulis ini tonggak terbaru dalam program eksplorasi antariksa ambisius negara itu.
Sejak menjabat 2012, Presiden China Xi Jinping membawa misi menjadikan China sebagai ‘adidaya baru’ dalam penerbangan luar angkasa. Ini menjadi bagian prioritas utama bagi pemerintah China. Dia berambisi untuk mengirim stasiun tetap luar angkasa berawak ke orbit antariksa pada 2022.
Roket “Chongqing Liangjiang Star” dikembangkan perusahaan swasta OneSpace Technology yang bermarkas di Beijing. Peluncurannya menandai pertama kali roket China buatan swasta digunakan dalam misi antariksa resmi negara itu.
Roket itu didukung mesin berbahan bakar padat yang dikembangkan OneSpace, dan pranata pengendalinya dapat disesuaikan dengan permintaan pengguna, kata pemimpin perusahaan Ma Chao kepada Xinhua.
Pesawat yang juga dikenal sebagai OS-XO itu dapat membawa muatan seberat 100 kilogram ke orbit setinggi 800 kilometer dari Bumi menurut media pemerintah.
Roket itu menggunakan teknologi hemat energi, seperti komunikasi nirkabel, bukan internet kabel, sehingga mampu memangkas bobot dan membantu menurunkan biaya bahan bakar hingga sekitar 30 persen menurut siaran Xinhua.
OneSpace didirikan pada 2015 sebagai upaya pemerintah membangun penerbangan antariksa komersial China dan mendorong peranserta swasta di bidang itu.
Perusahaan itu mengharapkan 10 misi untuk roket pembawa pada 2019. “Saya berharap kita bisa menjadi salah satu peluncur satelit kecil terbesar di dunia,” kata pendirinya, Shu Chang, kepada harian China Daily
Tahun lalu, perusahaan menandatangani kesepakatan dengan Chongqing Liangjiang Aviation Industry Investment Group yang dikelola pemerintah untuk membangun basis penelitian dan manufaktur bersama di kota Chongqing, barat daya China.
Lokasi strategis pangkalan itu sebagai bagian dari Inisiatif Belt and Road China, yaitu inisiatif kebijakan luar negeri utama Presiden Xi yang bertujuan untuk mengembangkan hubungan perdagangan antara China dan Eurasia yang akan menyediakan pasar ekspor besar untuk OneSpace, Shu mengatakan kepada China Daily.
“Kami akan mengembangkan roket lebih besar pada masa depan dan berperanserta dalam persaingan dunia,” kata Shu.
Satelit APSTAR-6c
Pekan pertama Mei 2018, China meluncurkan satelit komunikasi baru “APSTAR-6C” pada pukul 12.06 Jumat (4/5) dini hari waktu setempat di Pusat Peluncuran Satelit barat daya Xichang.
Satelit itu dikirim ke orbit oleh roket pembawa Long March-3B. Ini adalah misi 273 dari seri roket Long March. Baik satelit maupun roketnya dikembangkan oleh China Aerospace Science and Technology Corporation.
Pengguna satelit tersebut adalah APT Satellite Co. Ltd. yang berbasis di Hong Kong. Satelit itu akan menyediakan layanan transmisi TV, komunikasi, Internet, dan multimedia kepada pelanggan di seluruh kawasan Asia-Pasifik.
Satelit Penginderaan Cuaca
Mengawali tahun 2018, China meluncurkan dua satelit penginderaan jarak jauh dengan resolusi tinggi ke orbit preset dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di barat laut China pada Jumat (19/1) pukul 12:12 malam waktu Beijing.
Dua satelit komersial, Jilin-1 Video 07 dan 08, dikembangkan secara independen oleh Chang Guang Satellite Technology Co. Ltd., dan akan menyediakan data penginderaan jauh, serta produk untuk pemerintah dan kalangan industri bersamaan dengan delapan satelit Jilin-1 yang diluncurkan sebelumnya.
Pada Oktober 2015, empat satelit komersial Jilin-1 dikirim ke luar angkasa. Pada Januari 2017, Jilin-1 Video 03 diluncurkan, dan Jilin-1 Video 04, 05, dan 06 dimasukkan ke dalam orbit yang telah ditentukan pada November tahun lalu.
Jumat ini menandai peluncuran keempat untuk keluarga satelit Jilin-1 dan satelit tersebut dibawa oleh sebuah roket Long March-11. Ini adalah misi ke 264 dari rangkaian roket Long March.
Ini juga merupakan misi peluncuran kedirgantaraan ke-100 yang dilakukan oleh Pusat Jiuquan. Didirikan pada 1958, tempat ini adalah pusat peluncuran ruang komprehensif pertama China dan satu-satunya pusat peluncuran antariksa berawak.
Satelit Zhongxing-9A
Tahun lalu, memasuki semester II 2017, China juga meluncurkan satelit komunikasi Zhongxing-9A. Setelah dua pekan diluncurkan, satelit tersebut dinyatakan telah memasuki orbit targetnya pada awal Juli 2017.
Semula muncul kekhawatiran akibat adanya kinerja abnormal selama fase ketiga peluncuran roket pendorong Long March-3B, yang gagal mengantarkan satelit Zhongxing-9A sesuai jadwal. Setelah dilakukan berbagai upaya, akhirnya satelit tersebut dapat mencapai orbit sasaran, yakni tepat di 101,4 derajat Bujur Timur (BT) di atas khatulistiwa.
China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) mencatat sistem satelit mulai beroperasi dan transponder sudah aktif. Posisinya sudah siap untuk dilakukan serangkaian tes.
Zhongxing-9A adalah satelit buatan China pertama yang disiapkan untuk mendukung siaran radio dan televisi siaran langsung digital (digital live).
Menurut CASC, anomali sempat terjadi pada Long March-3B. Kerusakan teridentifikasi pada bagian pendorong pembawa roket, yakni bagian dari mesin control fase peluncuran ketiga.
‘’Semua akhirnya lega. Tim roket telah menyelesaikan analisis teknologi menyeluruh dan pemeriksaan yang diperluas,” tulis Xinhua saat itu.
Roket Long March buatan China pertama kali diperkenalkan kepada publik dunia pada 1996. Dia berfungsi sebagai roket peluncur peluru kendali dan pendorong satelit ke orbit antariksa.
[Dedi Junaedi]