Lombok, Gontornews — Penyebaran Islam di wilayah Gunung Pujut, Lombok, telah ada sejak dulu. Pendirian Masjid kuno pada 1587 M, merupakan bukti penyebaran Islam di sana.
Dilansir wikipedia.org disebutkan Masjid Tua Gunung Pujut terletak di bukit Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB (Nusa Tenggara Barat). Meski sudah tidak digunakan, bangunan masjid terus dijadikan bagian dari wisata religi Islami.
Masjid Kuno berdiri sekitar tahun 1008 Hijriah atau 1509 Caka bertepatan dengan 1587 Masehi. Pendiriannya dilakukan secara bergotong royong oleh masyarakat Pujut. Sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk membangunnya.
Pembangunan masjid dipimpin langsung oleh para wali dibawah naungan Raja. Pendirian Masjid Kuno Gunung Pujut didorong oleh faktor agama yang dianut oleh kerajaan Pujut. Masjid ini difungsikan sebagai tempat ibadah.
Pendirian masjid didirikan di atas puncak Gunung Pujut karena di sana tempat kerajaan Pujut berada. Kerajaan Pujut dipimpin oleh keturunan kerajaan Majapahit bernama Sri Meraja Tinauran. Setelah ia masuk Islam, namanya diganti menjadi Kyai Sri Jati.
Sayangnya, kala Raja masuk Islam, rakyat Pujut masih menolak kepercayaannya. Alasan ini membuat Raja akhirnya kembali ke Pujut untuk mengajak rakyat memeluk agama Islam.
“Tidak sekedar bagus saja, pembangunan masjid juga sarat akan makna dan nilai,”ulas Isromi Almaidata dalam skripsinya di Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, jurusan Pendidikan Sejarah. Masjid pun dibangun dengan berhias makna di setiap bagian.
Seperti arti 4 tiang masjid yakni umat yang menjalankan 4 perkara. Keempat perkara tersebut yakni syari’at, tarekat, hakekat, dan ma’rifat. Makna lainnya yaitu sabar, syukur, ridho, juga tawakal. Ukuran 20 mengingatkan kita kepada Zat Allah SWT (sifat-sifatnya).
Pondasi bersudut 4, maknanya mengingatkan kita kepada 4 unsur. Unsur tersebut adalah api, air, angin, dan tanah. Masjid Tua Pujut mempunyai luas 9 meter persegi. Angka ini mengingatkan kepada jumlah kesembilan Wali. <Edithya Miranti>