Ankara, Gontornews — Turki pada 5 April menahan 10 pensiunan laksamana karena menandatangani pernyataan untuk mendukung Konvensi Montreux 1936, menuduh mereka berkonspirasi melawan tatanan konstitusional.
Kepala Kantor Kejaksaan Agung Turki mengatakan bahwa surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk 10 tersangka dan memerintahkan empat tersangka lainnya untuk wajib lapor ke polisi dalam waktu tiga hari. Keempatnya tidak ditahan karena alasan usia.
Kantor kejaksaan membuka penyelidikan pada 4 April terhadap pensiunan laksamana atas dugaan “kesepakatan untuk melakukan kejahatan terhadap keamanan negara dan ketertiban konstitusional”.
Sebelum surat perintah penangkapan dikeluarkan, Anadolu Agency yang dikelola negara mengatakan kantor kejaksaan telah menentukan siapa yang memprakarsai surat terbuka tersebut.
Mereka yang ditahan termasuk Cem Gürdeniz, yang dikenal sebagai pencetus doktrin maritim baru Turki yang disebut “Tanah Air Biru,” Alaettin Sevim, Ergun Mengi, Atilla Kezek, Ramazan Nadir Hakan Eraydın, Bülent Olcay, Kadir Sağdıç, Türker Ertürk, Turgay Erdağ dan Ali Sadi Ünsal.
Dalam surat mereka, 104 pensiunan militer telah menyuarakan keprihatinan atas perjanjian yang ada, yang mereka katakan: “Proteksi terbaik untuk kepentingan Turki.”
Persetujuan pemerintah bulan lalu atas rencana untuk membangun kanal Istanbul yang sebanding dengan terusan Panama atau Suez telah membuka perdebatan tentang komitmen Turki pada Konvensi Montreux 1936.
Pakta tersebut bertujuan untuk mendemiliterisasi Laut Hitam dengan menetapkan aturan komersial dan angkatan laut yang ketat pada jalur melalui selat Bosphorus dan Dardanelles yang mengarah ke Mediterania.
Diskusi dimulai ketika Ketua Parlemen Mustafa Şentop menjelaskan kepada reporter HaberTürk pada 24 Maret tentang keputusan Turki untuk menarik diri dari Konvensi Istanbul
Wartawan itu bertanya, “Bagaimana jika suatu hari presiden berkata, ‘Saya menarik diri dari Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia, saya tidak mengakui Montreux, saya membubarkannya?’”
“Dia bisa. Tidak hanya presiden kami, tetapi Jerman, AS, atau Prancis juga dapat melakukannya. Tapi ada perbedaan antara kemungkinan dan peluang,” jawab Şentop dalam acara tersebut.
Pejabat pemerintah marah terhadap surat tersebut, dan mengklaim itu merupakan seruan untuk kudeta.
“Ini menjengkelkan atas nama demokrasi,” kata Menteri Kehakiman Abdülhamit Gül pada 5 April, dikutip Hurriyetdailynews.com.
“Perjuangan kami melawan mentalitas pecundang ini terus berlanjut. Tindakan yang diperlukan akan diberikan demi hukum,” kata Gül.
Sementara itu, 124 mantan anggota parlemen membuat pernyataan yang mendukung surat pensiunan laksamana dan mengutuk tindakan penahanan mereka. []