Ponorogo, Gontornews— Setelah berkunjung dan mengisi acara di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus Putri 1 dan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Ustadz Abdul Somad Lc MA melanjutkan kunjungannya ke Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor. Di UNIDA Gontor ini UAS mengisi Kuliah Umum dengan tema “Rajut Ukhuwwah, Jayakan Peradaban Islam”. Kuliah umum ini dipimpin oleh moderator Ustadz M Kholid Muslih MA (Ketua Program Studi Magister Aqidah dan Filsafat Islam Program Pascasarjana UNIDA Gontor) dan diikuti oleh seluruh keluarga besar Universitas Darussalam Gontor serta masyarakat sekitar Ponorogo, Madiun dan Pacitan.
Di antara yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Shomad (UAS) adalah kerusakan silaturrahim akibat produk peradaban saat ini, yaitu smartphone yang digunakan dengan kurang bijak.
Ustadz Abdul Shomad juga memetakan bahwa peradaban akan maju apabila memiliki 4 unsur. Yaitu An-Nidzom As-Siyaasiy, Al-Mawarits Al Iqtishodiyyah, Al-Qiyam Al-Akhlaqiy, dan yang terakhir adalah Al-Wihdah (Persatuan atau Ukhuwwah).
An-Nidzom As-Siyaasiy. Merupakan kebohongan apabila ada yang mengatakan Islam tidak memiliki sistem politik. Al Mawardi menulis Al Ahkam As-Sulthoniyyah yang berisikan bagaimana pemerintah dan pemimpin dalam Islam. UAS juga menyebutkan bahwa, Pancasila adalah bentuk kerendahan hati ulama Indonesia sebagai bentuk pernyataan sama “kalimatun sawaaun”. “Betapa Islam mempunyai An-Nidzom As-Siyaasiy”, kata Ustadz Abdul Shomad. “Demokrasi, bukan sistemnya yang salah tapi orang yang melaksanakannya yang bermasalah.”
Al Mawarits Al Iqtishodiyyah. Ikhtilaf itu dulu lahir dari peradaban yang maju. Karena ada kemajuan dan perbedaan keilmuan. Peradaban akan baik kalau warisan pengelolaan keilmuan dan ekonomi dilakukan dengan baik.
Al-Qiyam Al-Akhlaqiy. Kita sedang krisis nilai Islamic morality , akhlak dan etik. Indonesia sedang kehilangan akhlak. Pondok pesantren menjadi benteng terakhir penegakkan qiyam akhlak. Dan peradaban harus dibangun berdasarkan qiyam akhlak
Berjamaah/Persatuan (Wihdah). Ustadz Abdul Shomad menyampaikan ada tiga aliran dalam Islam yang tidak mungkin bersatu. Yaitu Aliran Rasionalis (Mu’tazilah), Aliran Tekstualis (Nashiyyun), dan Aliran Tengah/Intuisi (‘Irfaniyyun) yang dipimpin oleh Imam Abu Hamid Al Azhari. Namun, ada satu hal yang mempertemukan ketiga aliran tersebut yaitu mukhlishiina lahu-d diin. Yaitu keikhlasan untuk menyatukan dan menolong agama Allah Subhanahu wa Ta’aalaa. [Muhamad Fikrul Umam]
Yang benar adalah al-MAWARID al-Iqtishadiyah bukan al-MAWARITS
syukran koreksinya ustadz