Judul : Humanity Journey; Kisah Nyata Perjalanan Kemanusiaan
Penulis : Achmad Nuril Mahyudin
Penerbit : Alfanoor Media
Cetakan : Kesebelas, 2020
Tebal : 392 hlm isi + 24 hlm tambahan
“Mencermati catatan judul, Desa Berdaya dalam buku Humanity Journey, telah menggambarkan ekspresi pedusunan bangkit. Pelosok negeri Indonesia banyak tertanam kreativitas dan budaya masyarakatnya yang kurang mendapat publikasi. Maka, dibutuhkan sentuhan terampil orang-orang yang bisa memediasi untuk menggali mutiara budaya,” terang I Made Sumasa, Bali, peraih MNC TV Pahlawan untuk Indonesia 2014 Bidang Pengembangan Perekonomian Nelayan.
Lukman Hakim SHI MSi, selaku Dosen Institut Agama Islam Negeri Pontianak, Kalimantan Barat menambahkan, “Tauhidnya kuat, filosofinya dalam, hebat. Ungkapannya jujur, kata-katanya puitis tapi dari diri sendiri, berasal dari yang dia alami sendiri, saya nggak bisa berkata-kata, luar biasa.”
Achmad Nuril Mahyudin adalah seorang seniman lukis kaligrafi, social-preneur, aktivis sosial yang telah mengabdikan hidupnya sebagai pejuang masyarakat pelosok secara swadaya. Dia telah berkomitmen untuk menyumbangkan 99% hasil usahanya untuk jariyah pemberdayaan masyarakat di pelosok.
Program pemberdayaan ini, Nuril inisiasi sebagai bentuk upaya sungguh-sungguh dan maksimal untuk mencari bekal mati dan mendahulukan kesuksesan akhirat daripada dunia. Karena kematian bisa datang kapan pun dan tiba-tiba.
Hal tersebut, menurut penerima Love & Care Award dan anugerah gelar Pahlawan untuk Indonesia 2014 ini, juga demi menginspirasi bangsa serta dunia, bahwa seseorang bisa berbuat tanpa harus menunggu status atau posisi di lembaga dalam bentuk jihad harta dan jiwa.
Dari kisah-kisah nyata perjuangan sosial Ustadz Nuril yang ditorehkan dalam bukunya ini, ia secara lugas mengajarkan tentang bagaimana kita harus pandai memperdaya harta dan bukan diperdaya oleh harta.
Siapa yang menyangka, sosok yang telah membangun puluhan sumur dan MCK, merenovasi madrasah dan mushalla, membangun masjid di pelosok-pelosok desa, bukanlah dermawan yang kaya raya. Rumah belum punya bahkan ke mana-mana naik motor atau sepeda. Nuril pun berderma bukan dengan sisa atau kelebihan harta, tapi nyaris 100% harta dari hasil kerja dan usaha yang didapatnya.
Buku Humanity Journey tidak tersedia di toko-toko buku, karena hanya dicetak di Alfanoor Media. Ia disajikan dengan minimum editing agar mendapatkan orisinalitas tulisan dan jiwa dari penulis. Buku ini sangat cocok dijadikan sebagai cinderamata juga hadiah yang berharga untuk sahabat dan keluarga. [Edithya Miranti]