Istanbul, Gontornews — Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan klub malam Reina, Istanbul, Turki, yang setidaknya menewaskan 39 orang dan melukai puluhan lainnya, Ahad (1/1) dini hari.
Tapi para ahli Turki mengarahkan kecurigaannya terhadap kelompok ISIS yang telah berulang kali menargetkan serangan terhadap warga sipil di Turki dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut Aljazeera, aparat keamanan setempat juga mencurigai keterlibatan ISIS. Sebelumnya, delapan anggota ISIS telah ditahan. Mereka diduga sedang mempersiapkan serangan bunuh diri di malam tahun baru, katanya.
Wartawan Aljazeera, Koseoglu mengatakan, mereka yang di dalam klub itu melaporkan telah melihat hingga tiga penyerang, membawa Kalashnikov. Sedangkan seorang saksi mata yang dikutip oleh surat kabar Hurriyet mengatakan, dia telah melihat dua penyerang.
“Dua orang menembak dengan senjata,” katanya. “Tiba-tiba orang berlarian. Suami saya mengatakan kepada saya untuk tidak takut. Dia melompat di atas saya. Orang-orang berlari di atas saya. Suami saya ditembak di tiga tempat.”
Sekutu Turki, Amerika Serikat, menggambarkan serangan itu sebagai “kekejaman” dan mengatakan intelijen AS akan membantu pihak berwenang Turki untuk menyelidiki serangan itu.
Turki, bagian dari koalisi pimpinan AS terhadap ISIS, menghadapi sejumlah ancaman keamanan, termasuk dampak dari perang di negara tetangganya, Suriah.
Kelompok ISIS dan pejuang Kurdi, PKK, dalam beberapa bulan terakhir ini kerap melancarkan serangan di Turki. PKK dan afiliasinya kerap menargetkan serangannya terhadap anggota pasukan keamanan Turki daripada warga sipil.
Serangan klub malam Reina terjadi kurang dari dua minggu setelah duta besar Rusia untuk Turki, Andrey Karlov, dibunuh saat memberikan sambutan di sebuah galeri seni di ibukota Turki, Ankara. [Rusdiono Mukri]