Jakarta, Gontornews – Beredarnya video Ketua Fraksi Partai Nasdem, Viktor Laiskodat yang menyebut sejumlah partai mengusung negeri khilafah mengundang sejumlah kecaman salah satunya dari partai Gerindra. Menurut anggota Fraksi Partai Gerindra DPR-RI, Aryo Hasjim Djojohadikusumo, pihaknya mengaku akan melaporkan Viktor ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
“Saya sudah konfirmasi lagi bahwa kejadian ini di Kupang dan ketua Gerindra DPC Kupang ada di lokasi dan pernyataan itu benar dilontarkan oleh yang bersangkutan,” kata Aryo di Gedung DPR-RI, Jakarta, Jum’at (4/8).
Sebelumnya, Viktor Laiskodat menyampaikan pidato di Kupang, NTT. Dalam pernyataannya, Viktor menyebut bahwa partai penolak perppu ormas sebagai kelompok ekstemis yang menginginkan penggantian sistem Indonesia.
“Kelompok-kelompok ekstremis ini mau bikin saut negara lagi, tak mau di negara NKRI. Demi ganti dengan nama Khilafa. Ada sebagian kelompok ini mau bikin negara khilaah. Dan celakanya partai-partai pendukung ada di NTT. Yang dukung Khilafa di NTT itu nomor satu Partai Gerindra, nomor dua itu namanya Demokrat, partai nomor tiga itu PKS, nomor empat itu PAN. Situasi Nasional ini mendukung para kaum intoleran,” kata Viktor
“Catat bae-bae, calon bupati, calon gubernur, calon DPR dari partai tersebut, pilih supaya ganti negara khilafah. Mengerti negara khilafah? Semua wajib solat. Mengerti? Negara khilafah tak boleh ada perbedaan, semua harus solat. Saya tidak provokasi.”
“Nanti negara hilang, kita bunuh pertama mereka sebelum kita bunuh. Ingat dulu PKI 1965, mereka tidak berhasil. Kita yang eksekusi mereka. Jangan tolak Perppu nomor 2 tahun 2017.”
Atas pernyataan tersebut, Gerindra mengaku akan mengajukan tindakan hukum.
“Kami akan melakukan tindakan hukum.Fraksi Gerindra akan melakkan tindakan hukum dan melaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan,” ungkap Aryo Hasjim Djojohadikusumo.
Meski demikian, Aryo akan menunggu pernyataan resmi partai Nasdem demi menjaga hubungan baik antar partai.
“Kita ingin menjaga hubungan baik jangan sampai karena ada satu anggota yang terlalu semangat sehingga keluar pernyataan yang mengadu domba kita,” pungkasnya. [Mohamad Deny Irawan]