“Keluarga besar alumni Gontor se-Indonesia deklarasi dukung pasangan AMIN,” demikian headline sejumlah media massa di Tanah Air, Jumat (2/2/2024). Berita ini juga viral di jagad media sosial, khususnya melalui grup-grup WhatsApp (WA), termasuk di grup WA wali santri.
Deklarasi dilakukan oleh para Ketua Ikatan keluarga Pondok Modern (IKPM) Cabang Gontor se-Indonesia, Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) yang menaungi sekitar 1.200 pesantren Alumni Gontor se-Indonesia, Forum Muballighin Alumni Gontor (FMAG), Forum Bisnis (FORBIS) alumni Gontor, Forum Olahragawan (FORDA) Alumni Gontor, dan Forum Pekerja Seni (ForCreator) Alumni Gontor.
Deklarasi dukungan kepada pasangan AMIN dihadiri oleh sejumlah tokoh Alumni Gontor, Pimpinan Pesantren Alumni Gontor, dan Ketua IKPM Cabang se-Indonesia pada Jumat (3/2/2024).
Deklarasi ditandatangani oleh sejumlah tokoh alumni Gontor di antaranya, Prof Dr Din Syamsuddin, Dr Hidayat Nurwahid, Prof Dr Husnan Bey Fannani, Dr KH Lalu Zulkifli Muhadli SH MM, KH Muhammad Daniel SE AK, CPA, CA, Drs KH Dawam Soleh, KH M Nasir Zein MA, KH Bachtiar Nasir, Prof Dr Siswanto Masruri, serta sekitar 600 kiai Pimpinan Pesantren Alumni Gontor, Ketua IKPM Gontor Cabang se-Indonesia dan ketua forum-forum Alumni Gontor.
Salah satu peserta pertemuan itu menyebutkan, “Pernyataan tersebut mewakili komunitas alumni Gontor selaku warga negara yang berhak menyampaikan sikap ikhlas dan tulus untuk kebaikan Indonesia. Bukan untuk kepentingan politik praktis.”
Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) sebagai lembaga pendidikan posisinya sudah jelas dan tegas bahwa Gontor menjunjung tinggi nilai dan falsafah “berdiri di atas dan untuk semua golongan”, sebuah prinsip pengelolaan pondok yang sejak awal dikumandangkan oleh para pendiri PMDG.
Mengutip ajaran Trimurti pendiri Gontor –KH Ahmad Sahal, KH Zainuddin Fananie, dan KH Imam Zarkasyi—ia menyebutkan “Meski semua orang di Gontor itu NU, Gontor bukan NU. Meski semua orang di Gontor itu Muhammadiyah, Gontor bukan Muhammadiyah.”
Sementara itu salah satu pimpinan PMDG, KH Hasan Abdullah Sahal, dalam pertemuan tokoh-tokoh alumni Gontor di Surakarta beberapa waktu lalu terkait posisi Gontor dalam perhelatan Pilpres 2024, menyebutkan, “Gontor sebagai lembaga pendidikan tidak boleh dibawa-bawa.”
Dengan demikian semua pernyataan politis dari komunitas alumni Gontor, siapa pun mereka, itu semua mewakili pribadi atau individu sebagai warga negara yang peduli terhadap nasib bangsa ke depan. Tidak mewakili PMDG. Gontor tidak berpolitik praktis. []