Ankara, Gontornews — Letkol Infateri Levent Turkan, ajudan Panglima AB Turki, akhirnya mengaku sebagai loyalis Fathullah Gulen. Dia terlibat dalam upaya kudeta yang gagal karena ambisi menjadi orang penting di komunitas Gulen
”Upaya kudeta gagal karena gerakannya disadap oleh komandan dan intelijen,” ungkapnya kepada Hurriyet Daily News (20/7). Harian ini melaporkan kesaksian mantan ajudan Jenderal Hulu Akar itu. .
“Saya seorang anak dari keluarga miskin. Ayah seorang petani yang sangat miskin. Kami tidak punya ladang, kebun pribadi. Saya pertama kali bertemu dengan gerakan Fathullah Gulen selama saya tahun sekolah menengah. Saya kemudian menjadi mahasiswa dengan masa depan cerah dan menjanjikan, ” kata Türkkan.
Turkkan menambahkan, dirinya selalu ingin menjadi seorang prajurit dan berambisi menjadi tangan kanan gerakan Gulen di masyarakat. Tahun 1989 dia masuk Akademi Militer. “Saya anggota dari struktur paralel. Saya bagian dari komunitas Gulen. Sejak menjadi ajundan Panglima saya mulai untuk menjalankan perintah yang diberikan atas nama masyarakat, ” jelas Türkkan.
Türkkan juga mengaku bersalah dan mengganggu mantan Panglima Jenderal Necdet Özel dengan perangkat penyadap. “Kami mendengarkan pembicaraan Necdet Özel Pasha sepanjang waktu. Saya punya ‘saudara’ yang bekerja di Turk Telekom. Seminggu sekali mengambiol rekaman. Penyadapan dilakukan selama masa Necdet Özel Pasha, Hulusi Akar Pasha, dan Yasar Giler Pasha. Saya mempelajari rencana kudeta pada Kamis, 14 Juli, 2016, sekitar pukul 10.00 [pagi], ” ungkap Türkkan.
Turkan bekerja sebagai wakil asisten untuk Özel antara 2011 dan 2015 dan kemudian dipromosikan ke posisi ajundan. Dia menggunakan alat penyadap di ruang Panglima Pasha setiap hari dan mengambilnya pada malam hari. Kadang saya mencari bahan info tentang Panglima AB Turki. Ketika mengetahui ada operasi pencarian, dia tidak ‘menanam’ sepanjang waktu. Hanya menyadap saat yang aman.’
Ajudan itu melanjutkan, “Pada sore hari tanggal 15 Juli, saya pergi ke kamar Mayjen Mehmet DiÅŸli ini. Dia adalah anggota komunitas juga. Dia mengatakan kepada kami bahwa ‘Aku akan meminta Panglima, Anda coba ajak Kenan Evren juga. “DiÅŸli berpikir bahwa Akar Pasha akan menerima tawaran tersebut. Tapi Akar tidak menolaknya. Panglima sepertinya tidak tertarik.”
Türkkan memberi kesaksian bahwa Panglima Akar berada di posnya pada 15 Juli 20:00-21:00. Dia sempat berbicara terakhir dengan Kepala Badan Intelijen Nasional (MIT), Hakan Fidan. “Setelah Fidan meninggalkan pos, sekitar 20 tentara lengkap dari pasukan khusus memasuki kantor pusat. DiÅŸli ada di sana juga. Lima menit kemudian, DiÅŸli memerintahkan kepada kami ‘masuk’, ” ungkap Türkkan.
Turkkan mengaku mengetahui adanya pengeboman parlemen dari TV. Dia mulai merasa “menyesal” setelah mengetahui ada warga sipil yang jadi korban. “Ketika saya menemukan fakta bahwa bom meledak dan warga sipil menjadi korban serangan, saya mulai merasa menyesal. Itu seperti pembantaian. Semua ini dilakukan dengan gerakan yang saya pikir bekerja untuk Tuhan, ” katanya seraya menambahkan bahwa ia tidak melawan saat pasukan keamanan menangkapnya
“Saya sungguh-sungguh menyesal tidak hanya karena berpartisipasi dalam kudeta, tetapi juga menjadi bagian dari gerakan Gulen. Saya ikut bertanggung jawab untuk peristiwa ini, tapi saya bukan pengkhianat. Saya sendiri tidak menembak polisi atau warga sipil, dan saya tidak akan pernah melakukan itu, ” pungkas Türkkan.[Dedi Junaedi]