Pasang Iklan Pasang Iklan
  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah
Minggu, 7 Maret, 2021
Gontornews
  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
No Result
View All Result
Gontornews
No Result
View All Result
Home Saintek Teknologi

BMKG & BPPT Kembangkan Sensor Bawah Laut Deteksi Tsunami

Fathur Roji by Fathur Roji
23 Januari 2019
in Teknologi
0
BMKG & BPPT Kembangkan Sensor Bawah Laut Deteksi Tsunami

Jakarta, Gontornews — Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, fihaknya bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tengah mengembangkan sistem deteksi kejadian tsunami melalui teknologi terbaru yaitu sensor bawah laut.

Dwikorita menjelaskan, teknologi deteksi melalui sensor di bawah laut yang dapat mengetahui kejadian tsunami disebabkan baik oleh gempa tektonik, longsoran bawah laut maupun longsoran gunung berapi seperti yang terjadi pada Gunung Anak Krakatau.

“Mulai 2018, BPPT bersama BMKG sedang menyiapkan sensor di bawah laut. Saat ini yang sedang uji coba itu baru Amerika dan Jepang, negara lain belum ada, Indonesia akan melakukan juga upaya itu,” katanya di kantor Kemenko PMK Jakarta, Selasa (22/1).

Menurutnya, pengembangan teknologi sensor bawah laut tersebut saat ini masih dalam tahap usulan, setidak membutuhkan waktu satu tahun untuk perancangan dan satu tahun untuk uji coba.

BACA JUGA

AirAsia Luncurkan Layanan Pengiriman Berbasis Drone Pertama di Malaysia

BiP Tarik 8 Juta Pengguna Baru

Kurangi Risiko Penularan Covid-19, Sekolah di Cina Gunakan Robot Katering

NASA Tingkatkan Peramalan Cuaca Luar Angkasa di Gerbang Bulan

Peluncuran Pesawat Ruang Angkasa ‘Crew Dragon’ Sukses

“Jadi paling tidak perlu dua tahun, Amerika sudah berapa tahun juga belum, jadi ini suatu tantangan,” ujar Dwikorita.

Dia menjelaskan, sistem deteksi tsunami yang terjadi di Indonesia saat ini dirancang sejak 10 tahun lalu, bencana Tsunami Aceh tahun 2004 lalu yang disebabkan oleh gempa tektonik.

Oleh karena itu, sistem deteksi tsunami yang ada sekarang hanya bisa mendeteksi tsunami yang disebabkan oleh Gempa Tektonik, belum bisa mendeteksi tsunami akibat longsoran bawah laut atau longsoran gunung api.

Dwikorita menerangkan, fenomena alam sudah berubah dan menunjukkan anomali. Sistem deteksi tsunami Indonesia saat ini sama seperti yang ada di Jepang dengan memberi peringatan akan terjadi tsunami dalam waktu tiga menit.

Sementara, gelombang tsunami yang terjadi di Palu tahun 2018 mencapai pantai hanya dalam kurun waktu dua menit. Teknologi sistem deteksi dengan sensor bawah laut diharapkan bisa mengatasi permasalahan tersebut dengan informasi yang diberikan secara langsung.

Sistem deteksi dini melalui sensor bawah laut bekerja mengukur perubahan tekanan hidrostatis laut secara seketika, sehingga informasi akan terjadinya tsunami bisa dikirimkan langsung ke pusat kontrol untuk disebarluaskan pada masyarakat.

“Namun teknologi bukan jaminan, karena sistem peringatan dini yang sangat penting adalah sistem kultural bagaimana kesiapan masyarakat dengan edukasi dan budayanya,” ujarnya.

Selama menunggu pengembangan teknologi peringatan dini tsunami, Dwikorita mengatakan, sebaiknya diisi dengan edukasi dan sosialisasi kewaspadaan terhadap tsunami, membangun budaya untuk tidak mendirikan rumah sangat dekat dengan jarak pantai.

Dia juga menganjurkan, penanaman vegetasi penahan tsunami untuk mengurangi laju gelombang guna meminimalkan daya rusak.

“Karena kita tidak bisa mengandalkan 100 persen pada teknologi, alam itu selalu lebih unggul dari teknologi sehingga manusia harus beradaptasi dengan alam,” kata Dwikorita. [fathurroji]

Tags: BPPT
ShareTweetSend
Previous Post

PVMBG Himbau Warga Waspadai Lahar Dingin Gunung Agung

Next Post

CATATAN UNTUK LEMBAGA SURVEI 

Fathur Roji

Fathur Roji

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Foto: kesatu.co

Memungkinkan Investasi Miras untuk Semua Daerah, HNW: Perpres Investasi Miras Makin Penting Ditolak

3 Maret 2021
Kiai Ponpes Al-Amien Prenduan Sambut Hangat Kunjugan Silaturahim Kepala Staf Komando Daerah Militer V Brawijaya

Kiai Ponpes Al-Amien Prenduan Sambut Hangat Kunjugan Silaturahim Kepala Staf Komando Daerah Militer V Brawijaya

27 Februari 2021
Foto: gontornews.com

STAI Al-Hidayah Bogor Gelar Webinar Pengelolaan Jurnal Ilmiah Bereputasi

7 Maret 2021
Foto: Koleksi HNW

Agar Tak Sekedar Wacana, HNW: Penting Presiden Jokowi Segera Buat Perpres Baru Terkait Pencabutan Ketentuan Investasi Miras dalam Perpres 10/2021

3 Maret 2021
Lima Makanan Herbal Membantu Mengobati Cikungunya

Lima Makanan Herbal Membantu Mengobati Cikungunya

19 September 2018

Wakil Bupati Luwu Launching Gerakan Sejuta Koin Wakaf untuk Pesantren

7 Maret 2021
Para Kiai Minta UIN Walisongo Sinergikan Kebebasan Akademik dan Kegiatan Rohani

Para Kiai Minta UIN Walisongo Sinergikan Kebebasan Akademik dan Kegiatan Rohani

7 Maret 2021
Peletakan Batu Pertama Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo

Peletakan Batu Pertama Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo

7 Maret 2021
UEA akan mengembangkan beberapa proyek infrastruktur besar di Indonesia, termasuk resor pariwisata bernilai jutaan dolar di provinsi paling barat Aceh. (Pixabay)

UEA Bangun Resor Pariwisata Senilai 500 Juta Dolar di Aceh

7 Maret 2021
Foto: Hurriyetdailynews.com

Sejumlah Provinsi di Turki Bersiap Akhiri Pekan Bebas Penguncian

7 Maret 2021
Gontornews

Kantor :
Jalan Taman Sejahtera No.1A RT.06 RW.03 (Samping Masjid Jami' Al-Munir) Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan
Telp : 021-29124801
Fax : 021-29124802
Layanan Pelanggan : 0819-1515-1456 (Khusus WA)
Email :
sirkulasi@gontornews.com
iklan@gontornews.com
penjualan@gontornews.com

Cari

No Result
View All Result

Tentang Kami

  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah

© 2018 gontornews.com. All Rights Reserved

  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
No Result
View All Result

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com