Jakarta, Gontornews — Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin kini mengelola Pesantren Internasional Dea Malela di Dusun Pamangong, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB). Din memiliki alasan tersendiri mengapa mendirikan pesantrennya di daerah NTB.
Ustadz Din mengungkapkan pembangunan Pesantren Internasional Dea Malela merupakan bentuk apresiasi dan dedikasinya pada tokoh Islam bernama Ismail Dea Malela. Ia adalah seorang ulama dan pejuang kebangsaan asal Gowa, Sulawesi Selatan.
Pada pertengahan abad 18, kata Din, Ismail hijrah dari Gowa ke Sumbawa, lalu bermukim di Dusun Pamangong. “Di sana ia berdakwah dan melakukan perlawanan terhadap kolonialisme Belanda,” jelas Din dilansir Republika.
Pada 1752, Ismail Dea Malela diringkus tentara Hindia Belanda, kemudian diasingkan ke Afrika Selatan. Di tanah pengasingan, menurut pengakuan Din, Ismail tetap menyiarkan ajaran Islam. “Bahkan dia dinobatkan menjadi imam pertama di kota Simpsons Town, yang juga kampung Nelson Mandela,” ungkapnya.
Atas dasar itulah, Din membangun pesantrennya di Dusun Pamangong, NTB, tempat bermukimnya Ismail Dea Malela dulu. Selain sebagai bentuk dedikasi, pembangunan pesantren juga dilakukan untuk mengenang jasa kakeknya tersebut. “Kebetulan dia (Ismail Dea Malela) kakek saya. Saya generasinya yang ketujuh dari ayah saya,” tutur Din.
Ia berharap Pesantren Internasional Dea Malela tidak hanya simbol dedikasi atau apresiasi atas jasa Ismail Dea Malela. “Tapi ini juga dicita-citakan untuk menjadi sekolah unggul di dunia,” ujar Din optimistis. [Fath]