Jember, Gontornews — Pondok Pesantren Baitul Arqom, Balung, Jember sepertinya tak henti-henti bergerak meraih barakah ilmu dari berbagai penjuru. Setelah sukses menggelar acara Silaturrahmi Akbar dan Peletakkan Batu Pertama Masjid Jami’ Ponpes Baitul Arqom, pada Ahad (15/10/2023), ternyata sehari sebelumnya pihak pondok juga sukses bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.
Kepada Gontornews.com, Ustadzah Umu Hanifatirrasyidah, guru pondok setempat menyebutkan bahwa acara ini digelar pada Sabtu (14/10/2023) dalam rangka pengabdian masyarakat dari Unair.
Mengangkat tema, “Waspada dan Deteksi Dini Kanker Tulang”, seminar ini pun menggandeng Perhimpunan Ahli Bedah Orthopedie Indonesia (PABOI) yang diisi oleh para tokoh dan dokter ahli tulang terkemuka.
Diantara narasumber yang hadir ialah, Pakar Bedah Tulang, Prof Dr dr Ferdiansyah SpOT(K), Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Orthopedi, dr Nur Flora Nita Taruli Basa Sinaga MKes MH SpOT CCD, Dekan FK Unair, Prof Dr Budi Santoso dr SpOG(K), Dosen FK Unair, dr Yunus SpOT(K), serta Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, dr Ulfa Elfiah MKes SpBP-RE SubspLBL(K).
Dilansir Tugujatim.id bahwa dalam pemaparannya, dr Yunus mengatakan, “Kanker tulang sendiri berbeda dengan kanker-kanker lain.” Selain posisi tumbuhnya yang berada di tulang, kanker ini juga cukup rentan diidap saat usia muda.
“Banyak yang datang ke kami itu awalnya benjolan biasa, usianya yang rentan juga usia muda, antara rentang 10 sampai 20 tahun, selain itu juga yang langganan ialah usia 50 tahun ke atas,” ujar sang dokter.
Oleh karenanya, Yunus menyebut bahwa para santri sebagai generasi muda harus paham betul bagaimana cara deteksi dini kanker tulang. Pasalnya, apabila telat ditangani, bisa berakibat fatal.
Kanker tulang yang sudah serius bisa merusak struktur tulang hingga mengakibatkan patah tulang. Bahkan sel-sel kanker tulang juga beresiko menjalar ke organ-organ tubuh lainnya.
“Kanker tulang aslinya tumbuhnya di tulang, tapi bisa ke paru-paru. Ibaratnya dia itu jalan-jalan, terus kalau sudah cocok dia bermukim,” tekan dr Yunus kepada para peserta seminar.
KH Izzat Fahd, Pimpinan Ponpes Baitul Arqom, Balung, Jember, mengatakan bahwa ilmu yang diberikan dalam seminar ini sangatlah bermanfaat bagi para santri. Harapannya, semoga ke depan ilmu kesehatan ini tidak hanya berguna bagi santri, namun juga bisa disebarluaskan santri ke masyarakat.
“Jumlah santri kita saat ini kurang lebih 1124, ini butuh penguatan dari segi ilmu. Semoga dari Baitul Arqom muncul dokter-dokter yang kemudian bisa berjuang dan bermanfaat untuk masyarakat,” tutup ayah dari lima anak tersebut. [Edithya Miranti]