Jakarta, Gontornews — Ekspedisi Kapal Spirit of Majapahit telah memasuki kawasan Brunei Darussalam pada Minggu (22/5) pukul 10.00 waktu setempat.
Sembilan kru kapal, terdiri dari enam kru ABK, dua mahasiswa dan satu orang Jepang. tiba di Brunei Darusalam melalui pelabuhan Serasa dan langsung disambut oleh Duta Besar Indonesia untuk Brunei Darussalam, Dr. Nurul Qomar, didampingi perwakilan Kementerian Kebudayaan dan Pemuda Brunei Darussalam, Jabatan Museum Maritim Brunei Darussalam, staf KBRI dan masyarakat Indonesia yang berdomisili di Brunei. Dalam sambutannya, Dubes Dr. Nurul Qomar menyampaikan bahwa ini adalah momen yang berharga untuk menunjukkan kekuatan besar Indonesia sejak dahulu sebagai negeri Maritim.
Diluncurkan tanggal 2 Mei 2016 oleh Deputi IV Bidang Koordinasi Sumber Daya Manusia, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Budaya Maritim Kemenko Maritim dan Sumber Daya di Pantai Marina Ancol Jakarta, ekspedisi direncanakan untuk menempuh rute Jakarta-Pontianak-Brunei Darussalam-Filipina dan Jepang.
Ekspedisi dilakukan sebagai upaya mengenang masa kejayaan para pelaut Indonesia pada abad ke-13 lalu yang berhasil berlayar sampai Jepang. Setelah berhasil bersandar di Pontianak, Kalimantan Barat sebagai tempat persinggahan pertama pada tanggal 14-17 Mei 2016, dan Brunei Darussalam merupakan tempat persinggahan kedua dalam ekspedisi ini.
Jadwal ekspedisi selanjutnya kapal akan lewat Manila-Filipina, namun tidak akan masuk ke wilayah Filipina Selatan karena kondisi yang mungkin membahayakan terkait dengan perompakan, lebih lanjut perjalanan akan menuju Taiwan dan masuk Jepang melalui Okinawa serta bersandar di pelabuhan akhir di Tokyo yang diperkirakan pada akhir Juni 2016.
Ekspedisi Spirit of Majapahit i salah satu implementasi langkah kongkrit untuk mendorong terciptanya Indonesia sebagai negara poros maritim dunia. Kerajaan Majapahit menjadi familiar dalam sejarah kerajaan Brunei, karena pada masa kejayaan Majapahit melakukan ekspansi di Borneo. Nama Brunei tercantum dalam Negarakertagama sebagai daerah bawahan Majapahit. Kekuasaan itu tidak bertahan lama karena setelah Hayam Wuruk wafat, maka Brunei kembali membebaskan diri sebagai sebuah kerajaan sendiri. Itu merupakan sebuah cerita persahabatan dan interaksi antara Indonesia yang diwakili oleh kerajaan-kerajaan masa lalu dengan kerajaan Brunei Darussalam.
Ekspedisi Spirit of Majapahit diharapkan menjadi salah satu sarana untuk terus mempererat hubungan kebudayaan kedua negara yang cukup dekat ini. Masyarakat Brunei Darussalam dan juga masyarakat Indonesia yang berdomilisi di Brunei sangat senang dan bangga terhadap perjuangan para kru dan seluruh pendukung kegiatan ini karena telah membawa kembali cerita kekuatan maritim masa lalu yang dapat dijadikan pelajaran bersejarah serta sebagai modal untuk membangun kedua negara. Keberanian dan kerja keras tim ekspedisi ini diharapkan mampu membawa kapal dengan selamat sampai dengan tujuan akhir di Jepang nanti.[Dedi Junaedi]