Jakarta, Gontornews — Jelang pencoblosan Pilkada DKI 2017 putaran ke-2, suasana DKI Jakarta terasa spesial. Beberapa wilayah terasa seperti suasana menjelang Lebaran, di mana suara Takbiran dan doa menghiasi Masjid dan Mushala.
Dilansir kantor berita yang dirintis JITU – Jurnalis Islam Bersatu, Islamic News Agency (19/4), ratusan Muslim shalat Shubuh berjama’ah di Mesjid Al Makmur Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hadir sebagai Imam shalat, Syaikh Abdul Aziz Al-Areqy, salah satu Imam dari kota Nabi Muhammad s.a.w., Madinah al-munawaroh.
Selain itu, hadir memberikan tausiyah, Ketua Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestine, Ferry Nur. Ia menyatakan bahwa ketika Isra’ Mi’raj Rasul pernah diberikan dua pilihan.
“Rasul pernah diberikan 2 pilihan antara susu dan arak,” tuturnya.
Tapi, sambungnya, Rasul jelas memilih susu. Karena itu merupakan pilihan orang yang berakal sehat, lanjutnya. “Jadi Rasul memgambil susu karena fitrah orang yang berakal,” imbuhnya.
Sementara di Pekayon Pasar Rebo, terdengar suara takbiran layaknya lebaran terdengar dari masjid dan musholla-musholah memohon pertolongan Allah Subhanahu Wata’ala untuk kemenangan calon pemimpin Muslim pada Pilkada kali ini.
“Luar biasa Pilkada kali ini. Sudah seperti suasana Perang Badar, “ tulis pesan pendek warga dalam grup WhatsApp.
Di Masjid Jami’ Annawier Jalan Pekojan Raya No 71 Rt 003, Tambora Jakarta Barat, misalnya, para jamaah sudah berkumpul sejak jam 3 pagi untuk melakukan sholat tahajjud, shalat hajat dan witir dilanjutkan pembacaan Surah Al-Maidah.
“Semoga Allah kabulkan semua hajat muslimin utk kemenangan gubernur Muslim di Jakarta,” ujar seorang warga yang tak mau disebut namanya.
Masjid Jami’ Annawier adalah masjid tertua di Jakarta yang berdiri tahun 1760. Kebetulan di wilayah ini banyak dihuni mayoritas warga non Muslim.
Di tempat ini, Sekertaris Komisi Dakwah MUI Pusat, Fahmi Salim, MA memberikan tausyiah kepada jamaah sekaligus mengingatkan warga Kampung Pekojan pentingnya menjaga Jakarta dan menguatkan identitas keislaman di Jakarta.
“Mengingat Jakarta dibebaskan para ulama dan panglima Islam, Panglima Fatahilah dari penjajah Portugis tahhun 1522 dengan nama Jayakarta yang artinya kemenangan yang nyata, diambil dari firman Allah Surat Al Fath:48, Inna fatahna laka fathan mubina. Fathan Mubina artinya kemenangan yang nyata atau Jaya Karta,” ujarnya.
Dalam tausyiahnya, ia berharap Pilkada Putaran Kedua ini dimenangkan calon gubernur Muslim.[DJ]