Berlin, Gontornews — Seorang komunitas Muslim Jerman, Senin (19/06/2023), mengatakan serangan Islamofobia yang tidak dilaporkan di Jerman meningkat drastis seiring dengan menurunnya tingkat kepercayaan komunitas Muslim terhadap pihak berwenang. Umumnya, komunitas muslim mendapatkan tindakan intimidatif hingga perusakan properti.
Ketua Dewan Islam untuk Jerman, Burhan Kesici, memaparkan 124 serangan terhadap komunitas muslim dan masjid di seluruh Jerman hanya dalam rentang 90 hari pertama di tahun 2023. Terbaru, pada Mei 2023, ada dua serangan pembakaran di masjid di Hannover dan Dresden.
“Jumlah serangan terhadap masjid telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Kami berasumsi bahwa jumlah kasus yang tidak dilaporkan jauh lebih tinggi,” kata Kesici kepada Anadolu.
“Banyak muslim tidak melaporkan insiden Islamofobia karena tindakan tersebut tidak mampu mendefinisikan kejadian tersebut dengan jelas atau karena mereka tidak mempercayai otoritas. Jadi, kami menganggap jumlah kasus yang tidak dilaporkan jauh lebih tinggi.
Kesici menambahkan, terkadang, pihak berwenang tidak menganggap serangan terhadap masjid adalah bagian dari serangan Islamofobia.
Setelah Prancis, Jerman menjadi negara Eropa Barat dengan populasi muslim terbesar. Otoritas setempat mengklaim sekitar 5 juta dari total 84 juta populasi Jerman adalah Muslim.
Kepolisian Jerman melaporkan ada setidaknya 610 kejahatan yang terkait dengan Islamofobia, termasuk serangan terhadap 62 masjid, serta 39 orang mengalami luka-luka akibat tindak kekerasan anti-Muslim. Sementara pada tahun 2021, Jerman mencatatkan 662 kejahatan Islamofobia dengan serangan ke 46 masjid serta 17 orang mengalami luka-luka.
Sebagian besar, serangan tersebut dilakukan oleh kelompok ekstremis neo-Nazi dan sayap kanan. Peningkatan kasus Islamopobia di Jerman juga terkait dengan lonjakan dukungan terhadap kekuatan politik sayap kanan.
“Saya pikir pihak berwenang tidak cukup berbuat. Mereka harus memberikan pesan yang menggarisbawahi bahwa umat Islam adalah milik negara ini dan memperkaya masyarakat Jerman. Mereka harus mengambil tindakan yang lebih keras terhadap permusuhan anti-Muslim,” tegas Kesici. [Mohamad Deny Irawan]