Bandung, Gontornews — Upaya peningkatan pelayan terus dilakukan Kementerian Agama dengan mengembangkan Aplikasi e-Data, Enam provinsi telah dipilih untuk dijadikan percontohan melakukan integrasi e-Data ini. Harapannya aplikasi ini sebagai wadah integrasi data di lingkungan Kemenag.
Hal ini disampaikan Kepala Bagian Data pada Biro Humas, Data, dan Informasi (Biro HDI) Kemenag Afrizal saat membuka Sosialisasi dan Bimtek e-Data, di Bandung, Jawa Barat. Turut mendampingi Kabag Data, Kasubag Data Agama M. Rosyid Fauzi dan Kasubag Inmas Provinsi Jawa Barat Holis Sumantri.
“Enam provinsi yang kami harap akan jadi pelopor integrasi e-data adalah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumatra Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Karena enam provinsi ini yang kami berikan bimtek di tahun 2018 ini,” tutur Afrizal, Rabu (24/10). Dilansir dari kemenag.go.id
Menurut Afrizal, proses integrasi data saat ini menjadi kebutuhan mendesak di Kemenag. Masyarakat saat ini membutuhkan ketepatan dan kecepatan akses data. Satker Kemenag yang sangat banyak dan berjenjang, menurut Afrizal membuat penyampaian data menjadi lambat.
“Maka Biro HDI, melalui Bagian Data berusaha memberikan solusi tersebut dengan mengembangan aplikasi integrasi data secara elektronik. Kami berharap dapat menyajikan data makin valid dan tentu lebih cepat,” jelas Afrizal.
Bukan hanya kepada masyarakat umum, Afrizal menuturkan pengembangan e-Data Kemenag dapat dimanfaatkan para pembuat kebijakan. “Data yang valid tentunya akan mempengaruhi kebijakan publik maupun program yang akan dibuat oleh para stake holder,” kata Afrizal.
Aplikasi e-Data menurut Afrizal dikembangkan untuk mengatasi permasalahan pendataan yang ada di Kemenag. Saat ini, pendataan yang ada di Kemenag tidak dapat secara cepat diakses karena tidak memperhatikan faktor integrasi. Aplikasi e-Data disiapkan sebagai wadah penampungan data yang bersumber dari sistem informasi manajemen berbasis elektronik yang tersebar di unit-unit eselon 1 Kemenag.
“Ini wadah integrasi dari sistem manajemen elektronik yang sudah ada, seperti SIMPEG, SISKOHAT, SIMKAH, dan sebagainya yang selama ini telah digunakan. Jadi tidak akan mengubah aplikasi-aplikasi yang sudah ada. Melainkan, akan dilakukan integrasi,” jelas Afrizal.
Aplikasi ini menurut Afrizal akan terhubung dengan basis data besar milik Kemenag. Basis data besar yang dimiliki Kemenag mencakup Data Pendidikan Agama dan Keagamaan, Data Haji dan Umrah, Data Tata Kelola, serta Data Agama.
“Jadi yang dilakukan Biro HDI adalah menjadi fasilitator, mediator untuk menyatukan data-data yang dimiliki aplikasi-aplikasi yang saat ini tersebar di unit eselon 1,” jelas Afrizal.
Ia pun berharap dengan adanya aplikasi e-Data, semua data yang ada di Kementerian Agama bisa terangkum. Sehingga menghasilkan kesatuan output data. “Aplikasi e-Data ini mudah-mudahan dapat mengakomodir seluruh aplikasi-aplikasi yang ada,” imbuh Afrizal.
Sosialisasi dan Bimtek e-Data di Bandung, Jawa Barat dilaksanakan selama tiga hari mulai 24 – 26 Oktober 2018. Kegiatan ini diikuti oleh 70 peserta, yang merupakan operator dan pengolah data dari Kanwil Kemenag Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Biro HDI, serta Biro Kepegawaian Kemenag. [Al Hafidh]