Amsterdam, Gontornews — Komunitas Rohingya di Eropa, European Rohingya Council (ERC), mengutuk pernyataan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang lebih membela kejahatan militer Myanmar terhadap etnis minoritas Rohingya di Rakhine di pengadilan internasional (International Court of Justice/ICJ).
ERC juga menyebut bahwa Suu Kyi lebih memilih posisi politiknya di atas kepentingan hak asasi manusia, keadilan dan akuntabilitas.
“Lag-lagi, (Aung San Suu Kyi) gagal mengakui kejahatan yang dilakukan oleh militer yang berada di bawah pengawasannya,” ungkap pernyaaan resmi ERC yang dilansir Reuters.
“Ia juga menunjukkan kepada dunia bahwa ia lebih memprioritaskan posisi politiknya di atas hak asasi manusia, keadilan dan akuntabilitas,” tambah pernyataan ERC.
“Setelah tidak menyebutkan istilah Rohingya selam pernyataan di pengadilan internasional, ia dan tim hukumnya gagal memberikan tanda-tanda keadilan dan pertanggungjawaban. Sebaliknya, ia memberikan penolakan, pembelaan dan penghapusan atas kejahatan genosida yang dilakukan oleh panglima senior Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing dan militer Myanmar,” imbuh organisasi yang bermarkas di Amsterdam tersebut.
ERC juga menyerukan negara-negara baik di Eropa maupun dunia agar mendukung upaya Gambia dalam membuktikan tindakan genosida yang dilakukan oleh Myanmar demi nilai-nilai keadilan maupun akuntabilitas.
“Sebagai langkah sementara untuk mencegah dan mengakhiri genosida yang sudah memasuki titik kritis,” pungkas pernyataan resmi ERC. [Mohamad Deny Irawan]