Sleman, Gontornews — Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin membuka kegiatan Pekan Kreativitas Nasional Dan Liga Santri Nusantara di Stadion Maguwoharjo Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (26/10). Ini merupakan rentetan kegiatan Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada tanggal 22 Oktober lalu. Kegiatan ini diselenggarakan oleh RMI (Rabithah Ma’ahid Islamiyah) NU (Nahdhatul Ulama)
“Saya merasa inilah peringatan hari besar nasional yang begitu gegap gempita, disemarakkan di berbagai daerah seperti kita memperingati hari besar 17 Agustus yang setiap tahun kita rayakan. Mudah-mudahan ini adalah wujud dari kepedulian kita terhadap makna dan esensi substansi Hari Santri. Mudah-mudahan kita bisa menjaga dan melestarikan hal-hal positif di tahun yang akan datang,” ujar Menag dalam sambutannya.
Tahun lalu Presiden Joko Widodo menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
Penetapan Hari Santri, papar Menag, setidak-tidaknya menyangkut dua hal. Pertama, pengakuan terhadap kontribusi atau sumbangsih pondok pesantren, para ulama, dan khususnya para santri dalam merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
“Sesungguhnya 22 Oktober adalah penghormatan terhadap resolusi jihad yang dideklarasikan oleh Hadratu Syaikh Hasyim Asy’ari.”
Kemenag, papar Menag Lukman, mencoba membuat kebijakan yang bersifat afirmatif terhadap dunia pondok pesantren. Ini demi penguatan dan pengembangan pondok pesantren di masa yang akan datang, sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi.
“Di bidang regulasi, tahun lalu saya selaku Menteri Agama mengeluarkan Peraturan Menteri Agama terkait dengan upaya untuk program Pendidikan Muaddalah. Maka, sejak tahun lalu lulusan pesantren di seluruh wilayah Tanah Air kita setarakan, lulusannya bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi,” ujar Menag.
Kedua, yang lebih penting bagi kita setelah pengakuan pemerintah, penetapan Hari Santri sesungguhnya mengandung makna, tanggung jawab santri terhadap keberlangsungan kehidupan keagamaan di Indonesia kini lebih besar.
Rentetan acara berlangsung hingga tanggal 30 Oktober 2016, seperti parade seni budaya islami, launching aplikasi ayo mondok, nyantri bareng wali band , gerakan menulis hijaiyah nasional, dan jalan sehat keluarga santri. [Yuzaq Ardian / Al Hafidh]