Johannesburg, Gontornews — Para pemimpin Muslim dan aktivis di Afrika bereaksi negatif terhadap kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat. Mereka mencemaskan kemenangan Trump semakin meningkatkan konflik global.
Iqbal Jassat, seorang eksekutif dari kelompok advokasi Islam mencemaskan kemenangan Trump akan semakin menyudutkan posisi umat Islam. Dia mengatakan kemenangan Trump akan memiliki konsekuensi serius bagi umat Islam di seluruh dunia, terutama di Timur Tengah.
“Islamophobia, seperti yang dianut oleh Trump dan ambisi militer partainya untuk menghapus apa yang digambarkan sebagai ‘Islamisme’ saling berhubungan. Ini bahaya sehingga tidak dapat dibatasi untuk lokasi geografis tertentu,” kata Jassat dilansir dari laman anadolu, Jumat (11/11).
Jassat mengklaim, meskipun tidak ada ancaman untuk Muslim di Afrika Selatan, Presiden Trump akan menegaskan agenda sayap kanan ekstrem yang merupakan inti dari Partai Republik AS.
“Sangat mungkin karena itu terlepas dari status Afrika Selatan, administrasi Trump lebih dari kemungkinan untuk memperluas manipulasi di sini,” tambahnya.
Pendapat sama juga disampaikan pemimpin komunitas Muslim Mozambik Sheikh Ameen Uddin. Dia merasa heran mengapa rakyat Amerika bisa memilih Trump padahal retorikanya tentang minoritas dan Muslim di Amerika Serikat sangat tendensius.
“Ini menunjukkan ada kemerosotan moral di Amerika Serikat,” katanya.
Pejabat Nigeria Muslim Public Affairs Centre (MPAC) Disu Komar mengatakan, kemenangan Trump merupakan “horor yang tak terbayangkan” dengan potensi kerusakan di seluruh dunia. MPAC mengklaim komentar Trump tentang Muslim dan Islam menunjukkan bahwa ia adalah “tragedi malang”.
“Retorika mengerikannya atas komunitas Muslim Amerika dan Islam secara umum adalah kebodohan dan kedangkalan berfikir,” katanya.
Sementara itu, Shariff Hussein dari Dewan Tertinggi Muslim Kenya mengatakan ucapan-ucapan yang dibuat oleh Trump selama kampanye hanya ditujukan untuk memenangkan kontes. Ia berharap Trump benar-benar tidak memicu masalah besar bagi Amerika dan dunia. [Ahmad Muhajir/Rus]