30
Tonton Selengkapnya
Popup Image
32 °c
Special capital Region of Jakarta
Wed
Thu
Friday, 16 May, 2025
Login
Langganan
gontornews.com
Cari Pondok Pesantren
  • Home
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Virtual Tour Pesantren
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
  • Berlangganan
  • MG Digital
  • Login
No Result
View All Result
gontornews.com
Langganan
Home Muamalah Ekonomi

Nobelis Ekonomi Richard H Thaler: Psikologi Manusia Menentukan Perilaku Ekonominya

Oleh Dedi Junaedi, Wartawan dan Dosen INAIS Bogor

Dedi Junaedi by Dedi Junaedi
6 February 2018
in Ekonomi
0
Nobelis Ekonomi Richard H Thaler:  Psikologi Manusia Menentukan Perilaku Ekonominya

AS kembali menunjukkan dominasinya. Setelah meraup nobel fisika, kimia dan kedokteran, negara adidaya kembali menampilkan supremasinya dalam ekonomi. Richard H. Thaler, ekonom  University of Chicago dinobatkan sebagai Nobelis Ekonomi 2017.

Gurubesar ekonomi berusia 72 tahun itu dinilai berjasa mengembangkan ilmu perilaku ekonomi. Dia mampu mengintegrasikan bagaimana konsep dan asumsi psikologi manusia dapat menjelaskan  rasionalitas dalam perilaku pasar dan ekonomi secara umum.

“Dalam penelitiannya, Thaler berhasil mengintegrasikan  asumsi-asumsi psikologis yang realistis ke dalam analisis pengambilan keputusan dan perilaku ekonomi,” kata Goran K Hansson, Ketua  Komite Nobel Akademi Sains Kerajaan Swedia (SRAS) seperti dikutip AFP (9/10/2017).

Komite Nobel menyebut dosen dan peneliti  Booth School of Business pada University of Chicago telah lama mengeksplorasi konsekuensi rasionalitas terbatas, preferensi sosial, dan kurangnya pengendalian diri manusia. Thaler dinilai telah berhasil menunjukkan bagaimana sifat-sifat manusia ini secara sistematis mempengaruhi keputusan individu, juga perilaku pasar dan ekonomi.

BACA JUGA

Bank Indonesia dan Sakinah Finance Gelar Literasi Keuangan Inklusif di Kota Palu

BAZNAS RI Distribusikan 10.000 Sarung bagi Muslim Terdampak Gempa di Myanmar

Guru Besar Tazkia Bahas Isu Ekonomi Berkelanjutan dalam Rangka Haul Guru Tua SIS Al-Jufri ke-57

Presiden Prabowo: Zakat dapat Mengurangi Ketimpangan Sosial

BAZNAS RI Tetapkan Zakat Fitrah 2025 Rp47 Ribu

‘’Sebagai akademisi, Thaler telah sukses membangun jembatan ilmiah antara analisis ekonomi dan psikologis untuk pengambilan keputusan individual maupun institusional,’’ ungkap Hansson.

Akuntansi Mental

Seperti diketahui, Thaler mengembangkan teori “akuntansi mental” yang menjelaskan bagaimana orang membuat keputusan keuangan dengan membuat akun terpisah di benak mereka, memusatkan perhatian pada dampak sempit daripada keseluruhan efeknya.

Selain itu dalam penelitiannya, Thaler membahas mengenai konsep keadilan. Konsep itu menunjukkan bagaimana kekhawatiran konsumen dapat menghentikan perusahaan menaikkan harga pada periode permintaan tinggi.

Dia juga berhasli menjelaskan bagaimana banyak orang menyerah pada godaan belanja untuk kebutuhan jangka pendek. Akibatnya, banyak orang gagal merencanakan dan menabung untuk usia lanjut.

Thaler sendiri merupakan ekonom yang cukup produktif dalam menerlukan buku. Karyanya yang paling terkenal  berjudul Nudge : Improving Decisions About Health, Wealth and Happiness. Buku terbitan Yale University Press 2008 ini ditulis bersama Cass R. Sunstein.  Buku ini menjelaskan tentang bagaimana masyarakat dan organisasi (termasuk pemerintah) dapat membantu orang agar dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam keseharian.

Orang, tulis Thaler, seringkali membuat keputusan yang salah dan akhirnya menyesal.  “Kita melakukan ini karena sebagai manusia, kita semua sangat mudah terpengaruh dengan banyak hal yang kurang baik dan akhirnya dapat mengakibatkan kesalahan dalam pendidikan, keuangan pribadi, kesehatan, kredit, kebahagiaan dan bahkan dapat merusak dunia.”

Buku tenar lainnya yang antara lain  berjudul “Quasi-Rational Economics” ; “The Winner’s Curse: Paradoxes and Anomalies of Economic Life” dan “Advances in Behavioral Finance.” Keduanya membahas tentang paradox dan anomali keputusan ekonomi yang berbasis pertimbangan kuasi-rasional serta perilaku finansial sebagai ekspresi psikologis.

Thaler lahir di New Jersey, 1945. Dia tercatat lulus meraih gelar sarjana ekonomi dari Case Western Reserve University pada 1967. Ia menerima gelar master ekonomi dari University of Rochester pada  1970 dan gelar doktor pada 1974. Selain dosen ekonomi di Rochester, Thaler juga tercatat telah bergabung dengan University of Chicago’s Booth School of Business sejak 1995.

Nudge Theory

Secara sederhana NudgeTheory, menyarankan bahwa dalam membuat suatu pilihan (bisa juga peraturan atau anjuran) seharusnya berdasarkan pada bagaimana seseorang berpikir dan mengambil keputusan (lebih menggunakan insting dan seringkali tidak rasional atau mungkin boleh dibilang emosional). Dibandingkan dengan pemimpin dan pemerintah yang sering berasumsi dan percaya bahwa seseorang selalu berpikir dan mengambil keputusan dengan rasional dan menggunakan logika.

Menurut Thaler dan Sunstein, dorongan (Nudge) adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan arsitektur pilihan yang mengubah prilaku seseorang dengan terukur dengan tidak membatasi pilihan atau secara signifikan mengubah keuntungan ekonomisnya. Agar bisa dianggap sebagai dorongan maka sebuah intervensi haruslah mudah dan tidak memakan biaya untuk dihindari. Dorongan bukanlah sebuah keharusan.

Sebagai contoh untuk mempengaruhi agar orang makan makanan yang sehat. Meletakkan buah di rak yang selevel dengan mata kita (eye level) adalah dorongan  sedangkan melarang orang makan Junk food adalah bukan sebuah nudge.

Dalam kehidupan pribadi contoh antara dorongan atau bukan, misalnya jika sedang diet akan lebih positif menggunakan piring yang lebih kecil dibandingkan dengan menghitung berapa kalori yang sedang kita makan.

Di lingkungan umum, misalnya daripada menempelkan banyak tanda larangan membuang sampah sembarangan mengapa kita tidak menaruh banyak tempat sampah di lokasi yang mudah terlihat.

Dalam ritel sebenarnya Nudge Theory sudah lama diterapkan, seperti contoh di atas. Jika kita ingin meningkatkan penjualan suatu jenis barang, maka cara yang termudah adalah dengan meletakannya di rak yang paling terlihat oleh mata.

Contoh lainnya, orang yang berkunjung ke toko atau mal, tanpa catatan belanja, akan cenderung banyak membeli sesuatu yang tidak direncanakan (impulse buying). Temasuk nudge juga ketika orang ingin mencukupi kandungan gizi makanan dan minuman dengan mengkonsumsi  junk food, bukan bahan pangan alami. Faktanya,  junk food  dengan paparan komposisi nutrisi ‘semi’ memang lebih menggoda. Apalagi makanan alami acap tak menarik penampilannya.

Pemerintah Spanyol termasuk sukses menerapkan Nudge Theory untuk masalah donor organ. Spanyol akan menganggap semua penduduk setuju untuk mendonasikan organnya (setelah meninggal). Kecuali jika ada sanggahan atau pernyataan keberatan dari yang bersangkutan untuk mendonasikan organ.

Perilaku Ekonomi

Thaler diakui merupakan satu dari pionir perilaku ekonomi dan finansial. Selama 40 tahun, Thaler mempelajari bias dan godaan manusia atas keputusan ekonomi dan finansial ketika banyak ekonom lain lebih melihat orang mengambil keputusan finansial secara rasional.

Thaler merupakan salah satu pionir dalam kajian bahwa manusia kadangkala membuat keputusan irasional dan bagaimana manusia bisa didorong untuk membuat keputusan yang lebih pintar. “Dia membuat ekonomi lebih manusiawi,” kata Peter Gärdenfors, anggota komite Nobel.

“Temuan Thaler telah menginspirasi banyak peneliti untuk mengikuti jejaknya dan ia telah membuka jalan bagi terciptanya bidang baru dalam ekonomi yang kita sebut ekonomi perilaku,” jelas Per Stroemberg, anggota Komite Nobel 2017.

Karya-karya Thaler dikenal tak hanya di lingkungan akademis. Bukunya, Nudge: Improving Decisions About Health, Wealth and Happiness, amat populer. The Economist dan Financial Times mendapuk buku ini sebagai book of the year 2009.

”Teori nudge membantu masyarakat menjadi lebih bijaksana dalam mengambil keputusan ekonomi,” katanya.Thaler dan Sunstein berpandangan, dengan memahami bagaimana seseorang membuat keputusan, ekonomi perilaku dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah di masyarakat dan memengaruhi kebijakan publik.

Buku tersebut juga turut memengaruhi bagaimana pemerintah membuat keputusan.  Perdana Menteri Inggris, David Cameron,  pada 2010 mendirikan Behavioral Insight Team atau Nudge Unit. Sekaligus mengangkat Thaler sebagai penasihat Pemerintah Inggris. Tujuannya mencari cara-cara inovatif untuk mengubah perilaku publik agar bisa meningkatkan perekonomian Inggris.

Mengacu pandangan Thaler pula, pemerintahan Presiden Barack Obama pada 2015 menerbitkan regulasi bertajuk Using Behavioral Science Insights to Better Serve the American People. Kebijakan ini mendorong depatemen dan lembaga federal untuk mengidentifikasi kebijakan, program, dan langkah di mana mengaplikasikan pandangan dalam ilmu perilaku dapat berdampak pada perbaikan kesejahteraan masyarakat, hasil program, dan efektivitas penghematan biaya.

Pendeknya, Teori Nudge membantu masyarakat menjadi lebih bijaksana dalam mengambil keputusan ekonomi. Maka, berkat kiprahnya dalam pengembangan teori ekonomi perilaku, Richard H Thaler dinyatakan berhak atas hadiah senilai 9 juta krona Swedia (sekitar Rp 15 miliar). Dia  tercatat sebagai Nobel Ekonomi ke-29 yang berasal dari University of Chicago selama 49 tahun usia penghargaan itu.

Teori itu, menurut Hansson, membuat publik mempertimbangkan kondisi psikologi mereka saat hendak mengambil keputusan ekonomi. Sebab, keputusan tersebut akan sangat memengaruhi perilaku ekonomi mereka dan akhirnya juga pasar.

Kepada pers, Thaler mereaksi berita kemenangannya dengan antusias. Saya ditanya, untuk apa saja hadiah sebesar itu untuk usia yang tidak muda? Sambil berseloroh, dia menjawab: ”Saya akan membelanjakan uang hadiah itu secara sangat tidak rasional.”

Dedi Junaedi

 

 

Tags: EkonomiNobelisPerilakuPsikologiRichard Thaler
Share145Tweet91Send
Previous Post

Sistem Kekebalan Tubuh

Next Post

Dunia  2025 versi Peter Diamandis

Dedi Junaedi

Dedi Junaedi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Reuni Seperempat Abad Alumni Gontor Laviola 2000 di Darel Azhar Banten, Konsolidasi Santri Lintas Profesi untuk Khidmat Umat

Reuni Seperempat Abad Alumni Gontor Laviola 2000 di Darel Azhar Banten, Konsolidasi Santri Lintas Profesi untuk Khidmat Umat

11 May 2025
Waktu Harus Berlalu Ukhuwwah Tidak Boleh Terganggu

Waktu Harus Berlalu Ukhuwwah Tidak Boleh Terganggu

12 May 2025
Ini dia Lirik Lagu Gontor ‘Takkan Terlupa’

Ini dia Lirik Lagu Gontor ‘Takkan Terlupa’

30 August 2021
Pondok Al-Muqoddasah Buka Pendaftaran Santri Baru Tahun Ajaran 2025-2026

Pondok Al-Muqoddasah Buka Pendaftaran Santri Baru Tahun Ajaran 2025-2026

20 November 2024
Aku Mencari Trimurti*

Aku Mencari Trimurti*

12 May 2025
HNW dan 500-an Tokoh Parlemen Sedunia Surati Donald Trump untuk Hentikan Perang dan Selamatkan Kemanusiaan di Gaza

HNW dan 500-an Tokoh Parlemen Sedunia Surati Donald Trump untuk Hentikan Perang dan Selamatkan Kemanusiaan di Gaza

0
Kiai-Kiai Baru (Bagian Kedua)

Kiai-Kiai Baru (Bagian Kedua)

0
Cara Bijak di Dunia Maya Sesuai Petunjuk Al-Qur’an

Cara Bijak di Dunia Maya Sesuai Petunjuk Al-Qur’an

0
Akademi Guru Primago Tahun 2025, Peluang Alumni Muda Gontor Bergerak dan Mengajar di Bimbel PRIMAGO

Akademi Guru Primago Tahun 2025, Peluang Alumni Muda Gontor Bergerak dan Mengajar di Bimbel PRIMAGO

0
Waktu Harus Berlalu Ukhuwwah Tidak Boleh Terganggu

Waktu Harus Berlalu Ukhuwwah Tidak Boleh Terganggu

0
HNW dan 500-an Tokoh Parlemen Sedunia Surati Donald Trump untuk Hentikan Perang dan Selamatkan Kemanusiaan di Gaza

HNW dan 500-an Tokoh Parlemen Sedunia Surati Donald Trump untuk Hentikan Perang dan Selamatkan Kemanusiaan di Gaza

13 May 2025
Kiai-Kiai Baru (Bagian Kedua)

Kiai-Kiai Baru (Bagian Kedua)

13 May 2025
Cara Bijak di Dunia Maya Sesuai Petunjuk Al-Qur’an

Cara Bijak di Dunia Maya Sesuai Petunjuk Al-Qur’an

13 May 2025
Akademi Guru Primago Tahun 2025, Peluang Alumni Muda Gontor Bergerak dan Mengajar di Bimbel PRIMAGO

Akademi Guru Primago Tahun 2025, Peluang Alumni Muda Gontor Bergerak dan Mengajar di Bimbel PRIMAGO

12 May 2025
Waktu Harus Berlalu Ukhuwwah Tidak Boleh Terganggu

Waktu Harus Berlalu Ukhuwwah Tidak Boleh Terganggu

12 May 2025
gontornews.com

Kantor :
Jalan Taman Sejahtera No.1A RT.06 RW.03 (Samping Masjid Jami' Al-Munir) Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan
Telp : 021-29124801
Fax : 021-29124802
Layanan Pelanggan : 0819-1515-1456 (Khusus WA)
Email :
[email protected]
[email protected]
[email protected]

TENTANG KAMI

  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah
  • Privacy Policy

INSTAGRAM

Ikuti Kami

  • Besok, Insya Allah Pelatihan Jurnalistik kita laksanakan.Terima kasih untuk semua yang sudah mendaftar dan memilih hadir.
Kami doakan semoga menjadi pengalaman belajar yang berkesan dan penuh manfaat.Bagi yang belum sempat mendaftar, kami sangat memahami.
Tapi jika hatimu masih ragu dan ternyata ingin ikut, kami masih membuka satu kesempatan terakhir.. hingga malam ini.📌 Link pendaftaran di bio
📍 Kamis, 15 Mei | Kantor Majalah Gontor, Cilandak – Jakarta SelatanMari belajar menulis dengan niat baik, agar kebaikannya terus mengalir 🍃
#PelatihanJurnalistik #Gontornews #BelajarMenulis #KebaikanLewatTulisan
  • Aku suka nulis... tapi tulisanku layak dibaca nggak ya?"Pertanyaan itu mungkin pernah mampir di pikiran kamu.
Dan mungkin kamu bingung harus mulai dari mana.Tenang. Kamu nggak sendiri.
Dan kabar baiknya: kamu nggak harus menebak-nebak sendirian.📣 Ada pelatihan jurnalistik bareng Rusdiono Mukri, jurnalis senior Majalah Gontor & eks Republika.
Beliau akan membimbing kamu dari dasar — supaya tulisanmu nggak cuma enak dibaca, tapi juga bernilai berita.📅 Kamis, 15 Mei 2025
📍 Cilandak, Jakarta Selatan
💸 Rp150.000 (sudah termasuk makan, sertifikat, dan majalah)Ini bukan pelatihan biasa.
Ini langkah awal kamu menuju dunia jurnalistik yang sesungguhnya.📝 Daftar sekarang lewat link di bio
atau langsung klik: www.formulir.gontornews.comKuota terbatas. Jangan tunggu siap, karena kamu bisa mulai dulu, baru jadi siap.
  • Rangkaian Kegiatan Peringatan 100 Tahun Gontor#majalahgontor
#gontornews
  • 📚 Sudahkah Anda miliki?
Perpustakaan Keluarga MuslimInilah saatnya Anda memiliki perpustakaan pribadi di rumah Anda...
Buku-buku Islam rujukan Keluarga Muslim yang terdiri dari:Tafsir Ibnu Katsir (10 jilid)
Fathul Bari Syarah Shahih Al Bukhari (56 jilid)Harga:
💸 Rp 8.160.000
💰 Anda hemat Rp 2.040.000💬 Kutipan inspiratif:
“Buku merupakan sumber harta yang tak ternilai harganya.
Buku adalah jendela ilmu pengetahuan.
Uang bisa habis, harta bisa lenyap,
tapi ilmu pengetahuan tidak bisa dicuri.”📦 Berat: 97 kg
🚚 FREE ONGKIR Se-Jabodetabek
🎁 BONUS RAK BUKU (Persedian terbatas)📞 Pemesanan Hubungi kami:
📱 0812-3416-0133#majalahgontor
#gontornews
@pustakaimamasysyafii
  • Panduan Pendaftaran Online Calon Pelajar Kulliyyatul Mu
  • "Kritik bisa jadi cahaya atau bisa jadi api. Tergantung bagaimana niat dan caramu  menyampaikannya."#KritikBermakna #AdabKritik #DaiDanKritik #GontorQuotes #IslamicWisdom #HikmahHarian #gontornews #majalahgontor
  • Kita menuntut ilmu untuk jadi orang yang baik,
bukan orang yang bisa menjawab pertanyaan ujian.
Ujian untuk belajar, bukan belajar untuk ujian.
Jangan salah kaprah. (KH. Hasan Abdullah Sahal)
  • Sebaik-baik orang adalah orang yang baik kepada keluarganya#majalahgontor
#gontornews
  • Ilmu, Iman, AmalProf. Dr. KH Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil.,Source : Youtube Gontor News
11/01/2025 | Seminar Parenting | Prof. Dr. KH. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil#gontornews
#majalahgontor

© 2023 gontornews.com. All Rights Reserved

Banner Ad
▲
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
  • Home
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Virtual Tour Pesantren
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
  • Berlangganan
  • MG Digital
  • Login
No Result
View All Result