Sumbawa, Gontornews–Terletak di Pulau Sumbawa bagian timur, Bima menjadi salah satu destinasi wisata unggulan yang banyak dilirik oleh wisatawan untuk dikunjungi. Wilayah ini masuk dalam Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan beragam objek wisata menarik.
Jika dilihat dari sejarahnya, Kota Bima merupakan pusat Kesultanan Bima di masa lampau. Tidak mengherankan jika kawasan ini mewarisi kekayaan budaya dengan unsur kebudayaan Islam yang begitu kental.
Kondisi geografis kota Bima yang terletak di pinggir teluk menyajikan pemandangan alam yang indah. Pengunjung kota ini juga bisa mengeksplore kekayaan budaya dan tradisi yang ada di masyarakat pesisir yang sebagian besar adalah nelayan. Berikut adalah destinasi wisata yang bisa dikunjungi saat liburan:
Pantai Pink
Pantai Pink tidak hanya terdapat di pulau Lombok saja, karena Bima juga memiliki Pantai Pink yang tidak kalah indah. Sesuai dengan namanya, pantai satu ini memiliki keunikan pasir pantainya berwarna pink. Hamparan pasirnya yang berwarna pink berasal dari hewan bernama foraminifera, yang memberikan pigmen merah pada koral.
Koral yang terbawa menuju pesisir pantai kemudian hancur menjadi butiran, yang kini menjadi pasir pantai. Itulah yang membuat pantai ini menjadi dipenuhi pasir berwarna merah mudah tersebut.
Pantai Lariti
Tidak hanya Pantai Pink saja yang memiliki keunikan, namun Pantai Lariti satu ini juga mempunyai keunikan sendiri yang patut untuk disaksikan. Keunikannya karena pantai ini bisa terbelah di malam hari. Hal tersebut terjadi saat lautan surut, kemudian terdapat gundukan pasir yang membelah laut.
Di atas gundukan pasir tersebut, pengunjung bisa menuju sebuah pulau kecil yang berada tidak jauh dari pantai. Dari sana bisa melihat pemandangan laut lepas yang begitu indah dan mempesona. Pantai Lariti biasanya akan terbelah dari pukul 10 pagi hingga 4 sore WITA, namun belum ada kalender pasti mengenai kemunculan terbelahnya laut Lariti tersebut.
Pantai Kaliki
Pantai Kaliki ini cukup mudah untuk diakses, karena pasti akan Anda lewati apabila Anda menuju kota Bima dari bandara. Selain mudah diakses, daya tarik pantai ini juga terletak pada panorama alamnya yang begitu menawan.
Garis pantai yang dimiliki oleh Pantai Kalaki juga cukup panjang, membuat tempat ini menjadi pilihan yang tepat untuk berjalan jalan menikmati pemandangan wilayah setempat.
Gunung Tambora
Gaung Tambora sebagai destinasi pilihan para pendaki tidak lepas dari sejarah letusan di 2 abad silam. Erupsi Tambora menyebabkan “Tahun Tanpa Musim Panas” di berbagai belahan dunia hingga Eropa dan Amerika. Konon, peristiwa inilah yang melatarbelakangi penemuan sepeda circa 1815.
Terletak di dua kabupaten berbeda, Kabupaten Dompu dan Bima, gunung sarat historis ini masuk dalam Taman Nasional Gunung Tambora yang merupakan taman nasional termuda yang diresmikan di Indonesia.
Dengan tinggi 2.851 mdpl, Tambora cocok untuk pendaki pemula yang ingin menjajal naik gunung sembari menikmati indahnya vegetasi Tambora dengan savana dan berbagai flora dan faunanya yang menjadi daya tarik tersendiri selain sisi historisnya tadi.
Gunung Pundu Nence
Gunung Pundu Nence atau populer juga dengan singkatan gunung Punce adalah gunung yang terletak di kelurahan Lelamase, kecamatan Rasanae Timur, kota Bima. Gunung dengan ukuran 1.050 mdpl ini sekaligus menjadi puncak tertinggi kota tersebut. Setiap akhir pekan banyak pelajar dan pecinta alam yang mendaki ke puncaknya.
Izin pendakian ke Gunung Ponce dilakukan di rumah ketua RT setempat. Izin diperlukan lantaran kawasan Gunung Ponce ini termasuk dalam cagar alam. Pun demikian para pendaki tidak dipungut biaya memasuki kawasan konservasi.
Sepanjang rute perjalanan akan banyak dijumpai pemandangan keren termasuk peninggalan sejarah berupa meriam Belanda. Dari puncak gunungnya bakal hadir suguhan sunset yang menawan serta pemandangan dari Gunung Sangiang serta pemandangan alam lainnya yang tak kalah indah.
Museum Asi Mbojo disebut juga dengan Istana Bima adalah bekas pusat pemerintahan Kesultanan Bima sekaligus menjadi kediaman dari Sultan Ibrahim. Pembangunannya sendiri dilakukan pada rentang tahun 1927 hingga 1929 dengan memadukan gaya arsitektur khas Bima dan Belanda. Bangunan ini telah berulang kali berubah fungsi mulai dari Gedung Daerah, Asrama Kompi, hingga Kampus Sunan Giri.
Museum Asi Mbojo
dalam museum ini terdapat banyak peninggalan penting seperti meriam peninggalan Belanda, ranjang tidur Sultan, mahkota, parang berukir, alat-alat ternak, senjata, baju adat dan masih banyak lagi. Museum Asi Mbojo cukup mudah untuk ditemukan karena posisinya berada di pusat Kota Bima.
Kawasan di sekitar museum ini memiliki pemandangan yang indah, hijau dan sejuk karena banyak ditumbuhi oleh pepohonan terutama pohon palem. Selain itu, terdapat masjid tua di sebelah bangunan utama yang bernama Masjid Muhammad Salahuddin Bima yang dibangun pada tahun 1872. [fath]