Islamabad, Gontornews – Pemerintah Pakistan bereaksi atas pernyataan Donald Trump yang bernada mencampuri urusan negara lain. Capres AS dari Partai Republik itu menjanjikan akan memaksa Pakistan membebaskan dokter yang diyakini membantu pemburuan Osama bin Laden.
Seperti dilaporkan Fox News, Trump, milyader berusia 69 tahun, menyatakan bahwa jika terpilih, dia akan membuat Pakistan membebaskan Shakil Afridi “dalam dua menit”, dengan mengatakan bahwa Islamabad mendapatkan banyak sekali bantuan pembangunan dari Amerika Serikat.
“Berbeda dengan kesalahpahaman tuan Trump, Pakistan bukan negara jajahan Amerika Serikat,” kata Menteri Dalam Negeri Pakistan Chaudhry Nisar dalam pernyataan yang dikutip Reuter Selasa (3/5). Dia menyatakan bahwa nasib Afridi akan ditentukan oleh pengadilan Pakistan, bukan Trump, meskipun jika dia terpilih menjadi Presiden AS.
Pernyataan itu dikeluarkan pada peringatan lima tahun kematian Osama bin Laden, tertuduh dalang di balik insiden 11 September 2001 di AS. Osama tewas akibat penyerbuan rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, 2011. Peristiwa itu telah merusak hubungan kedua sekutu strategis itu.
Washington memandang Afridi sebagai seorang pahlawan, namun Pakistan menjatuhkan hukuman penjara selama 33 tahun pada 2012 lalu atas tuduhan keterlibatannya dalam kelompok militan Lashkar E Islam, yang disangkalnya. Tuduhan itu telah dicabut dan Afridi saat ini menunggu pengadilan untuk tuduhan lainnya.
Trump telah memberikan peringatan kepada para sekutu AS dengan pidatonya tentang “Amerika Dahulu”, sebuah agenda yang dipandang sebagai sebuah kemunduran berpikir oleh banyak pihak.
Dalam tanggapannya tentang Pakistan dan Afridi di Fox News, Trump mengatakan, “Saya akan mengatakan kepada mereka untuk membebaskannya dan saya yakin mereka akan membebaskannya. Karena kami memberikan banyak bantuan kepada Pakistan.”
Afridi juga dituduh di Pakistan melakukan kampanye vaksinasi palsu, saat diduga mengumpulkan contoh DNA untuk membantu Kantor Intelijen Pusat (CIA) melacak bin Laden. Dia belum diadili atas tuduhan itu.
Setelah tuduhan awalnya dicabut, dia didakwa pada 2013 atas pembunuhan yang berhubungan dengan kematian seorang pasien pada tahun sebelumnya. Dia saat ini masih mendekam di penjara.
Alih-alih menarik pasukan pada akhir 2017, Kepada Fox News, Trump juga mengatakan bahwa dia mendukung kehadiran sekitar 10.000 pasukan AS di Afghanistan. “Saya ingin mereka tetap berada di Afghanistan,” tegasnya. Dia menyebut Afghanistan sebagai tempat penting karena berdekatan dan bersebelahan dengan Pakistan yang memiliki senjata nuklir.
Pasca Tragedi 11 September 2001, AS memimpin operasi melengserkan Pemerintah Taliban dengan tuduhan melindungi Bin Laden dan sejumlah pemimpin lain Al Qaeda. [Dedi Junaedi]